1.3 CAS

400 54 6
                                    

Jonggun sudah selesai bermain dengan puting Hyungseok, ia tersenyum ketika melihat bagaimana kondisi Hyungseok saat itu. Pemuda bermarga Park mengalihkan pandangannya karena merasa malu.

Jonggun kembali melanjutkan aktivitasnya, ia mengelus penis Hyungseok yang masih terbungkus oleh celananya. Merasa sudah basah, ia pun membuka celana itu dan terkekeh melihat cairan pre–cum terus keluar.

Hyungseok merapatkan pahanya, "Jangan di lihat, aku malu." Cicitnya dengan rona merah yang menghiasi pipinya.

"Tak perlu malu, kamu memiliki tubuh yang sangat indah." Goda Jonggun.

Yang lebih tua mendapatkan ide, ia menatap Hyungseok.

"Mau mencoba suatu gaya?" Ajaknya, Hyungseok perlahan menolehkan kepalanya pada Jonggun. Tatapan penuh tanya Hyungseok berikan padanya.

Jonggun menggenggam pergelangan tangan Hyungseok dan menariknya cukup kuat. " Kau harus bangun dulu."

Hyungseok hanya menurut, setelah dirinya bangun, Jonggun membaringkan tubuhnya lalu menyuruh Hyungseok untuk naik ke atasnya dan membelakangi dirinya dengan pantat yang sedikit terangkat. Awalnya Hyungseok tak berani dan beberapa kali menolak namun akhirnya ia mau juga.

Berbeda dengan Hyungseok yang sudah telanjang, tubuh Jonggun masih lengkap dengan pakaiannya. Ia malas hanya untuk sekedar membuka pakaiannya, biar Hyungseok saja.

"Kulum dia, sayang."

Lagi lagi Hyungseok menurut, ia menurunkan resleting celana yang Jonggun kenakan lalu membebaskan penis yang daritadi sudah tegang.

Hyungseok sedikit kaget karena ukuran penis Jonggun tak main main, ia tak yakin benda tumpul itu bisa masuk kedalam mulutnya. Tangan Hyungseok perlahan menyentuhnya dan bergerak naik-turun.

Jonggun tersenyum, Hyungseok sangat cepat tanggap, ia pun memusatkan perhatiannya pada pantat sintal yang berada di depannya.

Plak!

"Akk!" Tangan Hyungseok terhenti untuk sejenak namun kembali bergerak, sesekali ia menjilati penis Jonggun.

Jonggun sendiri merasa puas dengan bekas tamparannya yang terlihat jelas di pantat itu, ia mengelus bibir lubang Hyungseok yang membuat si empunya bergetar kegelian saat ia tengah mengulum kepala penis Jonggun.

Jonggun sedikit mengangkat tubuh bagian atasnya dengan tangan yang menggenggam pantat Hyungseok dari depan, ia dengan perlahan menjilati lubang berkedut Hyungseok lalu memasukkannya dengan tiba tiba.

Kuluman Hyungseok terlepas, kepalanya mendongak.

"Haa... Apa itu mnnh.." Erangan mulai keluar dari mulut kecil Hyungseok, ketika Jonggun menggerakkan lidahnya, Hyungseok menjadi lemas lalu tubuhnya terjatuh di paha Jonggun.

"Ahh.. Gun, Eungh!"

Si pemilik nama tak menghiraukan panggilan Hyungseok, ia sibuk menikmati lubang manis yang tengah ia obrak abrik dengan lidahnya, Jonggun berusaha untuk lebih memperdalam lidahnya di dalam lubang Hyungseok.

"Mhh.. Haa Ahh!"

Cukup lama Jonggun memainkan lubang itu dengan lidahnya, hingga Hyungseok merasa spermanya akan keluar.

"Emhh.. Aku ingin Angh! Keluar.. Ah!"

Hyungseok masih berusaha menahannya namun tangan nakal Jonggun malah memainkan penisnya hingga spermanya keluar.

"Ahh!" Melihat reaksi Hyungseok setelah dirinya keluar seperti itu, Jonggun semakin gencar memainkan lidahnya di dalam lubang yang hangat dan ketat itu.

Fate is Never Wrong (GunSeok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang