Beberapa hari setelah kejadian di kantin, Hyungseok dan Jonggun selalu berangkat sekolah bersama begitu juga dengan pulang sekolah. Sesekali Jonggun bolos di beberapa pelajaran untuk menemui Hyungseok, bukannya senang Hyungseok malah terlihat marah.
Katanya, ia tak suka Jonggun membolos demi menemuinya.
Hyungseok dan Jonggun juga semakin dekat, lebih tepatnya Hyungseok lah yang mendesak Jonggun agar terus bersamanya dan Jonggun merasa senang karena hal tersebut.
Hari ini adalah satu hari sebelum akhir pekan, katanya kemarin sore Jonggun memulai rapat 4 Maincrew karena akan menyerang wilayah crew lain di luar crew–nya.
Dan karena hal itu Hyungseok merasa khawatir.
"Gun, tolong hentikan rencana penyerangan itu. Aku takut kau terluka." Ucap Hyungseok dengan nada memelas, Jonggun tersenyum dan mengelus kepala Hyungseok.
"Aku 'kan kuat jadi aku takkan terluka." Balas Jonggun, tetapi tetap saja Hyungseok tak mempercayai ucapan itu.
Mau bagaimanapun mereka pasti akan menimbulkan keributan yang sangat besar maka tidak menutup kemungkinan Jonggun tak terluka.
"Setelah selesai dengan urusanku, aku akan langsung datang ke rumahmu." Ucap Jonggun lalu mengecup pipi berisi Hyungseok.
Si empu hanya mengangguk lesu, ia gagal menghentikan Jonggun. Anak bermarga Park itu pergi tanpa membawa apapun, entah kapan dia akan pulang yang pasti Hyungseok akan menunggunya.
Bulan telah menggantikan tugas matahari, Hyungseok merasa khawatir karena Jonggun belum juga pulang. Tiba-tiba terdengar suara deringan ponselnya di tengah malam yang sudah mulai sepi.
‘Jonggun!?’
Click!
"Halo, Gun?"
"Maaf, Ketua mengalami luka tusuk yang cukup dalam."
Seketika Hyungseok merasa dunia terhenti, air matanya mulai mengalir membasahi kedua pipinya yang tadi di kecup oleh Jonggun.
Trak!
Tubuhnya mulai terasa lemas berakibat pada tangannya yang tak sengaja menjatuhkan ponselnya.
"Kami akan segera melarikannya ke rumah sakit."
Tutt.. tutt..
"Kau berkata tidak akan terluka, Park Jong.. Gun."
"Hyungseok!"
Apa ini, kenapa malah terdengar suaranya!
"Hey, bangunlah."
"Mmh.." Hyungseok melenguh dan membuka matanya, ternyata tanpa ia sadari dirinya tertidur karena sudah mulai lelah menunggu kepulangan Jonggun.
Hyungseok menoleh kesana kemari, ia menemukan keberadaan Jonggun di sampingnya.
"Kau bermimpi buruk?" Tanya Jonggun yang terlihat kelelahan dengan peluh yang membasahi wajah dan pakaiannya.
Grep!
Tiba-tiba Hyungseok memeluk Jonggun sangat erat, "Syukurlah ternyata benar, kau tidak terluka sama sekali."
Jonggun terkekeh, ia membalas pelukan hangat yang diberikan Hyungseok. "Hyungseok, aku penuh keringat." Gelengan menjadi jawaban atas ucapan Jonggun, si empunya pun membiarkan Hyungseok tetap memeluknya.
"Tadi hikss.. aku bermimpi kau mengalami luka tusuk yang begitu parah." Isakan mulai terdengar dari pihak yang lebih muda, anak itu menangis saking tak rela kehilangan Jonggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate is Never Wrong (GunSeok)
FanficDulu Hyungseok dijauhi oleh seisi kelas karena keadaan finansial keluarganya yang kurang baik namun berbeda dengan Jonggun, anak dengan paras bak malaikat serta kebaikan hatinya ingin menjadi teman Hyungseok tetapi sayang ketika Hyungseok dan Jonggu...