Ada yang kangen Joanna Jeffrey?Ini sudah jam sembilan malam dan Joanna baru saja pulang kerja. Dia akan menunggu suaminya pulang di ruang tengah. Sendirian. Karena anaknya sedang berada di rumah Jessica, si mertua.
"Kamu baru pulang?"
Tanya Joanna saat melihat Jeffrey yang sudah berada di dalam rumah. Namun tidak ada mobil di parkiran. Membuatnya jelas mulai curiga.
"Seharusnya aku yang tanya! Dengan siapa kamu pulang?"
Joanna menarik nafas panjang. Lalu membuka lancing kemeja setelah melepas heels dari kedua kakinya. Heels 10 cm yang berwarna merah hati. Hadiah dari si suami saat fifth anniversary.
"Teressa. Sekarang aku yang tanya. Di mana mobilnya? Kok tidak ada? Kamu pinjamkan pada Isla?"
Jeffrey tampak menukikkan alisnya. Dia tidak terima saat Joanna bertanya dengan nada menuduh dirinya. Karena mobilnya sedang berada di bengkel sekarang. Tidak sedang dipinjam Isla, tetangga depan rumah.
"Kalau iya kenapa? Mau marah? Cemburu buta? Seharusnya aku yang marah sekarang! Apa yang kau lakukan dengan Jordan tadi siang? Kalian makan di restoran, kan? Jadi benar kalau kamu diam-diam main belakang?"
Joanna menarik nafas panjang. Lalu melempar tas ke arah sofa. Menatap suaminya dengan kepala yang sudah didongakkan. Sebab dia benar-benar tengah marah sekarang.
Bukan hanya karena cemburu pada si tetangga. Namun juga karena jengah sebab terus saja dituduh yang tidak-tidak dengan bosnya. Padahal, Joanna dan Jordan tidak pernah membicarakan hal lain selain pekerjaan. Namun Jeffrey selalu saja merasa curiga.
"Jaga mulutmu, Jeffrey!!! Tega kamu menuduhku seperti ini!? Siapa yang memberi tahu kalau aku dan Jordan makan siang di luar? Apa dia tidak mengatakan kalau kita tidak berdua saja? Aku benar-benar muak kau tuduh terus-terusan! Padahal, selama ini kau sendiri yang main belakang!"
Joanna langsung memasuki kamar. Ingin bergegas mandi dan istirahat. Karena dia sudah makan di luar bersama Teressa. Sebab mereka baru saja selesai lembur selama tiga jam.
Suara gemricik air terdengar. Jeffery yang memang merasa curiga langsung mencari ponsel istrinya di dalam tas. Setelah ditemukan, dia langsung mengutak-atik isinya. Membuka roomchat dengan Jordan yang selama ini dicurigai olehnya.
Setelah mandi, Joanna langsung berganti pakaian tidur seperti biasa. Kaos pendek dan celana panjang. Malam ini dia tidak memakai skincare malam dengan lengkap seperti biasa. Karena terlalu malas juga. Sehingga kini, dia hanya memakai pelembab dan lip balm saja.
Ketika akan menaiki ranjang, Joanna tiba-tiba saja dikejutkan dengan kehadiran Jeffrey yang baru saja memasuki kamar. Sembari melempar ponsel ke arahnya. Dengan layar yang menampilkan direct massage Jordan di Instagram pada beberapa tahun silam. Saat dia dan Jeffrey belum menikah dan memiliki anak.
"Jadi benar kalau dulu kau sempat menyukai Jordan? Lalu kenapa kau tidak menikah dengan dia saja, hah!?"
Joanna menarik nafas berat. Lalu bangkit dari ranjang setelah menggenggam ponsel erat-erat. Sebab dia sudah hilang kesabaran part dua.
"AKU JELAS AKAN MENIKAH DENGAN JORDAN KALAU SAJA TIDAK HAMIL ANAKMU, BAJINGAN!"
Pekik Joanna sembari meraih jaket yang ada di gantungan dekat meja rias. Karena dia berniat mencari udara segar. Malas berdebat dengan suaminya yang terus saja membuat naik pitam.
10. 10 PM
Joanna sedang duduk di warung dekat pintu masuk perumahan. Dia berbincang dengan Maria, istri dari Damar yang merupakan si pemilik warung makan. Karena mereka memang tidak memiliki karyawan dan selalu berjaga bersama.
