»»🌻04🌻««

12 5 1
                                    

Biasakan untuk vote dan komennya ya yeorobun!!!

Happy reading



-

-

-

'TRING!!!'

Lonceng Cafe berbunyi, beberapa orang masuk dengan gaya coolnya.
Mata mereka mengedar mencari tempat yang pas, sampai sepasang mata tajam itu bertubrukan dengan netra gadis yang ia temui tadi pagi.

Sedangkan Arselila menatap tidak percaya pada sekumpulan lelaki itu.

"Dia kan..."

_

'males banget ketemu orang itu' _ Batin Arselila.

Keempat pemuda itu berjalan menghampiri meja Arselila dengan Sesil. Bahkan minuman milik Arselila tandas begitu saja karena mahluk tidak tahu diri.

"Ck. Ngapain sih Jun! Kalau mau ya beli lah" kesal Arselila.

"Sorry, gue haus Sel" kata Arjuna dengan cengengesan.

"Kalian ngapain sih disini?" Tanya Sesil dengan wajah datarnya.

"Makan lah, Lo kira ngamen?" Jawab Arjuna.

Ketiga lelaki lainnya memutar mata malas dengan tingkah Arjuna.  Mereka menarik kursi disebelah meja Arselila dan menggabungkan nya di meja Arselila.

Posisi nya, Arselila diapit oleh Arjuna dengan laki-laki yang membuat mood nya buruk tadi pagi. Siapa lagi kau bukan Jiandra Devan Bramasta.

Lalu Sesil yang berada di tengah Danish dan Yohan.

Meja yang penuh dengan lembaran kertas dan Laptop itu pun akhirnya harus berakhir.
Lanjut dengan makanan yang di pesan Arjuna tadi, yang sekarang memenuhi meja itu.

"Kalian ngapain disini?" Tanya Danish.

"Biasa Bang. Tadi pagi waktu Ospek, cowok yang ngeselin ngasih tugas yang...errr pokoknya bikin pusing" jawab Arselila dengan melirik orang disampingnya.

Sedangkan Jiandra menatap sinis gadis disampingnya itu. Matanya sangat tajam memandang Arselila,jika diibaratkan tatapan tajam itu adalah sebuah laser, mungkin Arselila sudah tewas.

Sesil yang tahu sahabatnya itu sedang menyindir lelaki disamping sahabatnya itu pun hanya terkekeh kecil. Memang sahabatnya itu dari pagi selalu mengoceh tentang laki-laki yang notabennya adalah kakak tingkat nya yang tidak sengaja ia tabrak tadi pagi.

"Mmm...kayak si Jian. Orangnya ngeselin" kata Arjuna dengan mengangguk-anggukkan kepalanya menikmati hidangan Cafe tersebut.

'Bener banget Jun' _Batin Arselila tersenyum puas.

Jika diperhatikan, kenapa laki-laki disamping kanan Sesil tidak berbicara sedikit pun? Itu pertanyaan Arselila . Lelaki itu hanya diam sedari tadi dengan sesekali meminum minumannya karena ia tidak memesan makanan.

Akhirnya sesi makan pun berakhir, waktu sudah menunjukkan pukul 18.05. Arselila harus segera pulang kalau begini, bisa-bisa Kanjeng ratu nya mengamuk kalau Arselila belum sampai rumah pada jam 19.00.

"Gue balik deh Sil" pamitnya dengan membawa tas nya beranjak dari tempat duduknya.

"Lo balik sama siapa? Katanya pak Dandi udah Lo suruh pulang"

"Bareng gue"

Jawaban Danish membuat semuanya mengalihkan pandangan pada Danish. Sedangkan sang empu yang ditatap menatap kembali orang-orang yang menatapnya.

"Kenapa Lo pada lihatin gue kayak gitu?"

"Gak" jawab Jiandra dengan Yohan.

Sedangkan Arjuna bodo amat dan melanjutkan makannya yang
tertunda. Tidak ada kenyang-kenyangnya lelaki itu. Sudah habis satu mangkuk baso, tapi masih nambah dengan satu mangkuk mie ayam.

"Mm, yaudah deh. Sil, gue balik bareng Bang Danish aja. Duluan ya" pamit Arselila yang berlalu pergi diikuti Danish di belakang nya.

"Hati-hati!" Seru Sesil.

Tidak tahu saja, sepeninggalnya Arselila dengan Danish, seseorang tengah berperang dengan pikirannya yang berkecamuk.

'Ada hubungan apa mereka berdua?'-Batin Jiandra.

-

Sementara di jalan pulang, Arselila tidak henti menanyakan apa yang ia lihat pada abangnya itu.

Ya, Danish Putra Baskara.

Danish adalah kakak laki-laki nya satu-satunya. Walaupun suka ribut dengannya, Arselila tahu jika kakaknya itu sangat menyayangi nya.

"Bang, kenapa lampu itu terang?" Tanya Arselila dengan menunjuk lampu di pinggir jalan dekat taman.

"Karena ada listriknya" jawab Danish dibalik helm nya.

Danish memang membawa motor bukan mobil hari ini. Makanya sekarang mereka naik motor buat pulang.

"Bukan bang" sergah Arselila.

"Terus?"

"Ya kalau gak terang, gak berguna" Jawab Arselila.

Danish hanya bisa beristighfar dalam hati dengan kelakuan adiknya itu. Otak adiknya mungkin sudah terkontaminasi karena sudah bertemu lagi dengan Arjuna.

'Kayaknya adik gue gak boleh deket-deket si Juna kalau begini"_Batin Danish.

Ditengah perjalanan, Arselila dengan Danish mendengar suara bising dari beberapa motor yang ada di belakang nya. Danish melihat dari spion, giginya menggertak saat tahu siapa di belakangnya.

'Shit!"

"Bang, kok motor dibelakang mepet mepet sih bang" kata Arselila panik.

"Pegangan!" Seru Danish lalu menancap gas pada motornya.

Beberapa motor dibelakangnya itu juga sama guna mengejar Danish.
Aksi kejar-kejaran dan salip menyalip tidak terhindar kan. Sampai dimana mereka dikepung oleh beberapa motor itu.

Satu orang dihadapan Danis dan empat lagi di sisi kanan kiri dan belakang.

Seseorang dihadapan Danish membuka helm nya.

Arselila mengerutkan keningnya merasa tidak asing dengan lelaki dihadapannya dengan Danish.

"Lo...?"






######...

Jangan lupa vote dan komennya manteman 🙏🏻

J.I.A.N.S.E.L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang