»»🌻06🌻««

12 4 1
                                    

HAPPY READING


«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»


Arselila menghentak hentakkan kakinya, gadis cantik itu sesekali mendengus kesal sebab sang supir yang tak kunjung datang menjemputnya. Padahal hampir 15 menit ia menunggu di depan gerbang kampusnya namun ia sama sekali tak melihat batang hidung sang supir.

Tak biasanya sang supir yang biasa ia panggil pak Asep itu terlambat menjemputnya, biasanya pak Asep selalu menjemputnya tepat waktu.

"Ini pak Asep lama banget sih, tumben banget lama jemput nya" cibir Arselila.

Karena kesal menunggu sang supir yang tak kunjung datang akhirnya gadis cantik itu memilih mengambil ponsel dari dalam tas nya guna memesan gojek, namun sepertinya hari ini adalah hari paling sial sebab ponsel nya yang mati akibat lowbat.

Sungguh tidak beruntung.

"Yah kenapa mati di saat yang gak tepat sih, trus gue balik pake apa dong..."

Arsel ingin menangis saja rasanya, ia berjalan menuju halte bus dengan lesu dan keringat yang mulai bercucuran akibat panas nya terik matahari di siang hari ini.

Namun baru saja beberapa langkah tiba tiba saja pengendara motor berhenti tepat di sampingnya membuat Arselila mengerinyit bingung, tunggu sepertinya ia pernah melihat motor seperti ini.

Orang itu mulai membuka helm nya seketika membuat Arsel membulatkan matanya tak percaya.

"Ayo balik bareng gue" itu suara yang sama dengan orang yang confes padanya beberapa jam yang lalu, Alexander Malvin alathas.

"Maaf gak minat makasih, gue pake bus aja"

Setelah Alex confess padanya beberapa jam yang lalu membuat Arselila seakan ingin menghindar, ia hanya tak suka.

Namun langkah Arselila terhenti saat lengan nya di cekal kuat oleh Alex membuat Arselila menatap tajam Alex berusaha memberontak melepaskan cekalan tangan Alex pada tangannya.

"Lo apa apaan sih, lepas gak!"

Bukannya melepaskan cekalan ya, Alex malah mencengkram tangan Arselila dengan kuat membuat gadis cantik itu sedikit meringis.

"Kenapa lo selalu nolak gue? Cepat naik gue bakal anter lo dengan selamat"

"Karena lo pemaksa! Gue gak suka orang pemaksa modelan kayak lo. Lepas atau gue teriak sekarang juga!" Ancam Arselila tak main main, ia benar akan berteriak atau melakukan apapun itu agar bisa terbebas dari cekalan Alex.

"Coba saja kalau berani" ucap Alex dengan smirk nya.

"Tol-"

Teriakan Arsel terpotong saat sebuah mobil berhenti lalu seorang pemuda keluar dari mobil itu membuat mereka menatap pemuda itu.

Cowok itu menghampiri mereka berdua, Alex menatap cowok itu bingung sedangkan Arsel menatap binar seolah cowok itu ialah malaikat yang akan menyelamatkannya dari Alex melupakan jika kemarin ia tengah bermusuhan dengan cowok itu.

"Ayo ikut gue" kata singkat yang di keluarkan dari mulut cowok itu, Jiandra Devan Bramasta.

"Heh apa-apan lo, Queen milik gue enak aja lo asal ambil punya gue" amuk Alex tak terima.

"Dih sejak kapan gue milik lo?" elak Arselila menatap tak minat pada Alex.

"Lo jadi milik gue sejak kita pertama kali bertemu dan gak ada yang boleh milikin lo selain gue Arselila Queenza Baskara!"

"Lo kenapa si? Lo gila? Gue bukan milik siapa siapa!"

"Iya gue gila! Gue tergila gila sama lo Queen kenapa lo selalu nolak gue? Gue kaya, gue tampan, gue most wanted di kampus, gue sempurna, banyak cewek yang ngejar ngejar gue, harusnya lo beruntung bisa di cintai cowok sempurna kayak gue"

Sedangkan Jiandra hanya diam menyaksikan perdebatan antara dua manusia di hadapannya sekarang, ia juga tak tau mengapa dirinya menolong Arselila yang notabenenya bukan siapa siapa baginya, ia hanya ingin membantu.

"Udah dramanya? Cepat waktu gue ga banyak" ucap Jiandra dengan wajah datarnya.

"Ayo Jian gue gak minat modelan cowok pemaksa kayak Alex"

Arselila mengikuti Jiandra memasuki mobil meninggalkan Alex yang tengah menggeram menahan amarah.

"Queen! Sampe kapanpun gue bakal ngejar lo biar lo nerima gue!" Teriak Alex kepada Arsel yang sudah terduduk nyaman di dalam mobil milik Jiandra.

"Gue ga peduli"



«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»




Dalam perjalan diisi keheningan sesekali Arselila bersuara untuk menunjukkan arah menuju rumah nya. Gadis cantik itu mengusap ngusap pergelangan tangannya yang merah akibat cekalan Alex beberapa menit yang lalu.

"Btw makasih udah mau bantuin gue, gue ga tau lagi gimana jadinya gue kalo lo gak ada, gue ga nyangka di bumi ada manusia modelan kayak Alex" celoteh Arselila panjang lebar sedangkan Jiandra hanya diam tak bergeming sedikitpun.

Sebenarnya Arselila sedikit kesal dengan manusia dingin nyaris seperti patung ini, namun dirinya juga senang manusia dingin ini mau membantunya tadi.

Beberapa hening namun tiba tiba saja senyum Arselila mengembang membuat Jiandra yang tengah fokus pada jalanan itu melirik Arselila bingung.

"Gue mau nanya, lo udah punya pacar belum?"

Jiandra tak menjawab namun gelengan pelan dari kepala Jiandra sudah cukup menjawab pertanyaan Arselila jika dirinya tidak mempunyai pacar.

"Bagus!" Pekik Arselila membuat Jiandra memandang aneh Arselila.

"Lo mau ga bantuin gue?"

"Apa?" Jawab Jiandra singkat.

"Bantuin gue plisss jadi pacar pura pura gue biar Alex berhenti ngejar-ngejar gue, gue mohoonnn"

Hening sesaat Jiandra masih berfokus pada jalanan membuat gadis cantik itu mendengus kesal, mengapa Jiandra sangat susah sekali diajak berbicara.

"Ga" jawab Jiandra.

Satu kata yang sangat singkat rasanya Arselila ingin sekali mengunyel-ngunyel wajah itu sebab membuatnya kesal.

Apakah cowok dingin spek patung ini tidak bisa berbicara sampai sampai sangat irit mengeluarkan kata kata dari mulutnya?.

Oh tuhan sepertinya ia meminta bantuan pada cowok yang salah.

"Lo mah ga bisa di ajak kerja sama" kesal Arselila lalu beralih menatap jendela mobil.

"Ya"



Jangan lupa tekan bintangnya yeorobun 🤗

J.I.A.N.S.E.L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang