06

467 49 9
                                    

Hua Cheng melangkah tegas memasuki sebuah hotel dimana pertemuan antar perusahaan di lakukan.

"Maaf untuk keterlambatan ku yang membuat semua orang menunggu." Hua cheng menduduki salah satu kursi yang kosong.

"Rapat masih belum di mulai anda belum terlambat." sahut pemimpin perusahaan lain nya. Hua Cheng hanya mengangguk tipis, dan melihat kearah Lan Wangji dan Lan Xichen.

"Seperti biasa, Ceo Lan Grup dan Presdir mereka selalu tepat waktu." Hua Cheng
"Tepat waktu adalah kedisiplinan, dan perkerjaan saya tidak hanya menghadiri rapat ini saja." Lan Wangji melihat Hua Cheng dengan ekapresi datar andalan nya.

"Itu benar, anggota keluarga Lan sungguh selalu disiplin." Hua Cheng, di balik mejanya. Ia tampak mengepalkan tangan nya.

"Karna semua orang sudah hadir, mari mulai rapat ini." Lan Xichen

Rapat pun di mulai, dalam rapat mereka membicarakan tentang pembuatan panti sosial berskala besar untuk anak anak kurang beruntung lain nya.

Di mana, setiap perusahaan akan menyumbangkan dana untuk pembangunan panti sosial itu.


"Lan Wangji, bagaimana rasa nya menggunakan barang bekas milik ku dan membasarkan anak ku." Hua Cheng tersenyum sombong kearah Lan Wangji.

"Ceo Hua cheng, perhatikan ucapan anda." Lan Xichen
"Kakak, kembalilah dulu. Aku yang akan mengurus nya." Lan wangji
"Hn, baiklah." Lan Xichen berlalu pergi dengan sekertaris nya.

"Tolong ulangi ucapan anda Ceo Hua." ekspresi Lan Wangji yang selalu nya datar. Kini bertambah datar, membuat sekertaris Hua Cheng menunduk takut.

"Mengapa kau marah, itu adalah kenyataan." Hua Cheng
"Ya, itu benar. Istriku adalah orang yang pernah menjadi istrimu. Orang yang kau selingkuhi selama bertahun tahun. Juga, seseorang yang membesarkan anak mu sendirian selama 10 tahun, itu kenyataan." Lan Wangji

Wajah Hua Cheng memerah marah. Apa lagi tidak hanya ada mereka di lorong itu. Beberapa petinggi prusahaan lain pun sedang berjalan melewati mereka. Bahkan ada yang dengan sengaja berhenti di sisi lain. Berpura pura membahas sesuatu untuk menguping pembicaraan mereka.

"Lalu, bagaimana rasanya setelah menikah selama 5 tahun. Tetapi istrimu tidak juga hamil. Apakah kesehatan kalian baik baik saja?" Lan Wangji

"Kau!" Hua Cheng

"Ku pringatkan pada mu, Hua Cheng. Jangan pernah lagi kau singgung tentang anak dan istriku. Jika kau tidak ingin di permalukan lebih jauh." Lan WangJi melewati Hua Cheng. 

"Sebenarnya apa yang di lakukan oleh Ceo Hua? Apa dia sedang mempermalukan dirinya sendiri."
"Dia mungkin merasa lebih tinggi dari Presdir Lan karna istri Presdir Lan adalah mantan istrinya."
"Benar, tapi dia malah di permalukan balik."
"Untuk seseorang yang telah berselingluh dan menelantarkan anaknya sendiri. Sangat pantas mendapatkan semua ini."
"Benar."
"Sudahlah ayo pergi."

Jari jari tangan Hua Cheng mengepal kuat. Wajahnya semakin memerah marah. Niat awal ia ingin mempermalukan Lan Wangji karna menikahi mantan istrinya.
Semuanya, malah berbalik menertawakan nya.

'Sialan kau Lan Wangji!' Hua Cheng


Wei wuxian memperhatikan Yuan dan MengYao yang sedang belajar bersama di rumah kaca keluarga Lan. Disana, biasanya MengYao dan Lan Xichen sering menghabiskan waktu bersama. Entah hanya sekedar minum teh sambil membaca buku, atau sekedar bercakap ringan.

"Adik ipar, apa yang kau lakukan di sana?" MengYao melihat kearah Wei wuxian, ia sadar sejak tadi Wei wuxian memperhatikan mereka.

"T-tidak, bukan apa apa." menyembunyikan sekotak coklat yang ia bawa di balik punggung nya.

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang