11

422 45 9
                                    

"Xie Lian? Ada apa dengan mu? Mengapa kau menangis?" Hua Cheng yang awalnya kesal karna Xie Lian menghilang tiba tiba sampai acara selesai. Kini menjadi khawatir dan bingung saat melihat Xie Lian tampak menangis sendirian di mobil mereka.

"Hei ada apa? Jangan diam saja." Hua Cheng semakin bingung dan khawatir saat Xie Lian tetap tidak mau bicara dan semakin menangis.

"Apa aku sudah keterlaluan pada mu? Maafkan aku.. Maafkan aku tolong berhenti menangis." Hua Cheng memeluk Xie Lian

Hua Cheng menghelang nafas saat lagi lagi tangis Xie Lian semakin menjadi. Ia tidak punya pilihan lain selain diam dan menunggunya selesai menangis.

"Sudah lebih tenang?" Hua Cheng, setelah belasan menit akhirnya Xie Lian berhenti menangis. Wajahnya kini sedikit memerah dengan bagian bawah mata yang agak bengkak.

"Aku bertemu Yuan saat di toilet. Awalnya aku ingin mengajak nya bicara tapi, perkataan nya membuat ku malu." Xie Lian menunduk dalam. Lagi lagi pelupuk matanya penuh dengan air mata yang siap jatuh kapan saja.

"Hua Cheng.. Apakah aku sekejam itu setelah merebut mu dari Wei Wuxian sampai membuat Yuan meminta ku untuk tidak merebut Lan WangJi juga?" Lagi, Xie Lian kembali menangis.

"Aku pasti, sudah menjadi orang yang sangat jahat baginya." Xie Lian

"Aku yang kejam, bukan kau." Hua Cheng
"Jika aku tidak menuruti ucapan ayah mu dan kembali berjuang dari bawah. Yuan tidak akan menjadi anak yang dewasa sebelum usia nya." Hua Cheng

Esok hari nya

Wei wuxian tampak menyiapkan bekal untuk Yuan. Hari ini, kelas Yuan akan mengunjungi kebun binatang. Hal ini di lakukan karna ajakan dari salah seorang orang tua dari teman sekelas Yuan. Yang merayakan ulang tahun nya dan mengajak semua anak untuk pergi kekebun binatang.

"Papa." Yuan turun menuju dapur bersama dengan Lan WangJi yang telah rapi dengan pakaian kerja nya.

"Selamat pagi sayang, siap untuk pergi kekebun binatang?" Wei wuxian
"Siap papa! Buatkan bekal yang enak yaa." Yuan tersenyum manis.

"Tentu saja, papa membuat bekal cukup banyak bagi dengan teman teman mu ya." Wei wuxian
"Baik papa!" Yuan

"Apa Yuan yakin tidak perlu paman temani?" Mengyao
"Yuan bersama dengan guru dan teman teman. Tidak papa paman." Yuan
"Walau begitu tetap saja kebun binatang tempat yang luas." MengYao

"Sayang, kau tidak bisa ikut dengan nya. Kau harus ikut dengan ku." Lan Xichen
"Mengapa harus? Kau bisa pergi sendiri?" MengYao

"Apa kau ingin aku di luar negri sendirinya selama 3 bulan? Oh tidak sayang terimakasih." Lan Xichen akan melakukan perjalanan bisnis selama 3 bulan keluar negri, dan tentu saja ia harus membawa istrinya. Tidak mungkin ia bisa tahan berjauhan dengan istrinya selama 3 bulan. Bagaimana dengan kebutuhan nya nanti.

"Kakak tidak perlu khawatir, aku sudah memberi Yuan jam tangan. Di jam itu terdapat lokasi yang tersambung dengan ponsel ku. Juga, akan ada yang menjaga nya dari jauh." Lan WangJi
"Itu cukup? Semalam dia terus menatap nya." Lan Qiren ( Dia : Hua Cheng )

"Walau aku tidak menginginkan nya. Dia tetap ayah kandung Yuan. Jika ia ingin bertemu dengan Yuan aku tidak masalah. Tapi, tidak dengan membawa Yuan pergi." Lan WangJi
"Aku pun merasa bingung, mengapa dia tiba tiba perduli saat setelah 10 tahun ia tidak perduli. Apa dia sudah menyadari kesalahan nya." Wei wuxian memasukan kotak bekal kedalam tas Yuan

"Papa, apakah aku tidak boleh bertemu ayah Hua?" Yuan
"Papa tidak melarang hal itu. Tapi, jika dia ingin membawa mu papa mohon jangan pernah ikut." Wei wuxian
"Em, Yuan mengerti papa." Yuan

Kantor Hua Cheng

"Pak, ini data yang anda inginkan." bawahan Hua Cheng memberikan sebuah map kepada Hua Cheng. Map berisi semua informasi tentang Yuan selama 10 tahun terakhir.

Hua Cheng merasa kesal dan marah saat ia membaca laporan itu. Ternyata selama 10 mantan istri dan anak nya sangat menderita. Sekarang ia memahami mengapa Wei wuxian sangat membenci nya. Dan mengapa Yuan sampai meminta Xie Lian untuk tidak merebut Lan WangJi dari Wei wuxian.

"Kurasa, aku pantas mendapat seluruh kebencian ini.." Hua Cheng
"Tapi, walau begitu aku tetap ingin kau memanggil ku ayah." Hua Cheng.

KEBUN BINATANG

"Anak anak, pastikan kalian mendengarkan apa yang bapak katakan dan tidak berjalan terlalu jauh. Demi keamanan kalian." Xiao Xingchen
"Baik pak guru." Semua murid

"Dan ingat, selalu jag kebersihan dan jangan beri makan hewan dengan makanan yang kalian bawa." Xiao Xingchen
"Baik." para murid

"Baiklah, mari kita masuk!" Xiao Xingchen, para murid berseru senang. Dengan bantuan suami istri Yu orang tua dari murid yang berulang tahun. Xiao Xingchen dapat mengawasi anak anak dengan baik.

"Yuan lihat! Ada jerapah!" A Qing
"Em, lehernya sangat panjang." mata Yuan bernibar senang. Ia tampak sangat bahagia melihat semua hewan yang ada.

"Aaa aku bosan!" Ouyang Zichen
"Kau bosan?" Yuan memiringkan kepalanya bingung
"Bagaimana aku tidak bosan, aku sudah sering melihat hewan hewan begini." Ouyang Zizhen

"Benarkah? Ini pertama kalinya aku mengunjungi kebun binatang." Yuan tersenyum sampai dua matanya membentuk bulan sabit.

"Pertama kali?" Jin Ling, Jingyi juga tampak kaget
"Apa ayah mu tidak pernah mengajak mu liburan?" JingYi
"Pernah, sekali saat ulang tahun ke-10." Yuan lagi lagi tersenyum

"A-apa?! Ayah mu pelit sekali." A Qing
"Tidak, ayah orang yang baik. Sebelum bertemu ayah, aku hanya bersama papa. Dan papa selalu sibuk berkerja." Yuan

A Qing menutup mulut nya. Seakan dia paham dengan apa yang Yuan katakan.

"Kau pernah hanya tinggal berdua dengan papa mu?" A Qing
"Em!" Yuan mengangguk

"Kau juga, selama ini hanya tinggal dengan ayan mu saja kan." Jin Ling melihat A Qing
"Benar, ayah bilang Tuhan sayang dengan mama. Karna itu Tuhan mengambilnya agar tidak sakit lagi." A Qing

"Sepertinya, hidup hanya dengan satu orang tua sangat sulit ya." Ouyang Zizhen
"Aku tidak kesulitan, tapi papa ku yang selalu kesulitan. Saat itu papa selalu pulang malam dengan wajah lelah. Aku ingin membantu tapi, tidak ada yang bisa aku lakukan. Tapi! Itu dulu, sekarang ada ayah WangJi. Papa tidak perlu berkerja lagi dan papa tidak akan lelah lagi." Yuan tersenyum lebar.

"Anak anak ayo kemari, kita akan pindah tempat." Xiao Xingchen
"Baik guru." para murid

"Guru boleh ku pegang tangan mu?" A Qing
"Tentu saja A Qing." Xiao Xingchen tersenyum hangat. A Qing agak menunduk, lalu memegang tangan Xiao Xingchen.

Hua Cheng yang saat itu dalam penyamaran untuk mengikuti Yuan. Mengepalkan kuat kuat tangan nya sendiri mendengar setiap kata yang fi ucapkan oleh Yuan.

"Maafkan ayah Yuan.. Maafkan ayah." Hua Cheng

TBC !!

Take Me Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang