•6

475 77 6
                                    

00.15

"kak?"

Tengah malam, Arjuna memutar badannya melihat ke arah pintu kamar yang terbuka secara perlahan. Menampilkan si adik sepupu dengan wajah bangun tidurnya.

"kok bangun?"

"suara hujan dereees banget," jawab Dipta sembari masuk ke dalam.

Beralih tiduran di ranjang milik Arjuna, menatap pada si empu yang masih betah di depan komputernya dengan beberapa buku di meja.

"kalo capek istirahat dong, kak," celetuk Dipta.

"tadi udah istirahat." Arjuna menjawab seadanya.

"istirahat lagi."

"tidur lagi sana, berisik."

Dipta menekuk bibirnya. Selama bulan terakhir tahun ini Arjuna kerja di rumah. Terkadang Dipta menawarkan untuk membantu.

"jangan pencet sembarangan, terakhir kamu pencet file kakak ilang semua tau?"

"itu bukan aku, itu Dirga—"

"main sana sama Reihan."

"Reihan tidur."

Senang sekali membuat mood sang kakak naik turun tidak jelas. Ingin marah, namun melihat wajah melas Dipta saja Arjuna tidak bisa. Ada emosi tersendiri kalau tidak bisa mengeluarkan amarahnya.

Sama halnya Dipta, "sebel. aku bisa kok, itu pernah diajarin sama kak Daniel-"

"bisa apa?"

"aku bisa gambar! logo yang mau dikasih ke anak perusahaan itu aku yang gambar!!" Seru Dipta kesal.

Arjuna diam, meneruskan kegiatan jari-jemarinya di atas keyboard.

"aku juga paham komponen-komponen punya kak Daniel buat bikin projek baru bulan depan—"

"kamu tau darimana?"

Dipta mendelik tersadar seharusnya dia tidak mengatakan ini. Pandangan Arjuna kini mengarah padanya penuh tanda tanya, dan juga terlalu mengintimidasi.

"kak Daniel yang nawarin..."

"kamu mau?"

"ini aku yang mau bukan dipaksa kook, kakak jangan marah!!" Panik Dipta.

Dipta panik, Arjuna diam beberapa detik. Lalu bangkit mengambil ponselnya dan menelpon seseorang yang Dipta yakini itu Daniel.

"SERIUSAN AKU PAHAM AKU UDAH BELAJAR!!" Seru Dipta kesal.

"halo? Dipta ga ikut projek lu. tolong batalin-"

"can't. my Dipta sendiri yang mau, let him do what he wants."

"lu mau projeknya ancur?" Tanya Arjuna sinis.

Dipta mendelik tidak terima. "AKU GA SEBODOH ITU!!!" Menendang keras-keras kaki panjang Arjuna karena begitu jahat ucapannya.

"diem Dipta kakak ga ngomong sama kamu."

"calm down, Arjuna. Dipta udah belajar, dia bakal join bagian dasar aja??? lagian apa ga kasian sendirian bosen gitu?"

"ok gua pindah bagian keuangan habis tugas ini gua selesain. jangan nawarin Dipta apa aja."

"come on, brotherr. lu tuh bisa jadi direksi-"

"gak, makasih."

Menutup teleponnya, Arjuna menolehkan kepalanya. Yang sayang ditatap sengit oleh si adik, lalu tanpa mengucapkan apa-apa pergi dari kamarnya.

Lagi-lagi masalahnya adalah Dipta sendirian.































08.34

kak arjun

dipta ngambek

suruh kesini dong
tempat bang hanif

chat sendiri
orang dipta lagi ngambek ama gua

lopp

sayaanggg

iyaaa

sini ke tempat bang hanif

gamauuu ah
males
ada baro

Reihan mengerutkan kening bingung membaca pesan terakhir. "hah? lu ada masalah apa dah ama cowo gua?" Menatap Baro meminta penjelasan.

Sukses membuat yang ditanya seperti itu turun kebingungan. "kok gua? Dio kali," sahutnya.

"kenapa Dio?" Tanya Reihan.

"kemaren Dipta dimarahin Dio gara-gara main ama Nindy Nindy ituu, ngambek anaknya. kenapa jadi gua gitu ih?" Baro mendengus tidak terima.

lopp

kenapa baro
kan lu ada masalahnya ke dio

kalo ada baro ada dio, males

"yaelah tai," cebik Baro kemudian.

lopp

lagian yang ada masalah tuh dio ke gua
monyet

lu juga jangan ngeyel dong
kan udah ga dibolehin kak arjun

my body my rules

apasi alay
sini keluar dulu

gamau

sayanggg serius ieu rumah bang hanif depan rumah doang ayo sinii

gua blok ye nomer lu
pemaksaan

blok aja awas lu kalo dikonciin di kamar ama kak arjun kaga gua bukain

🖕🏻🖕🏻🖕🏻🖕🏻

Reihan menghela napas panjang, ada yang menyebalkan dari Dipta akhir-akhir ini. Lebih sensitif kepada orang-orang termasuk dia.

"kenapa si Dipta?" Ini Karina, duduk di samping Reihan sembari memakan camilannya.

"lagi rewel. puyeng gua, untung UAS udah kelar," keluh Reihan kepada yang lebih tua.

"mungkin lagi kesepian gitu Dipta?" Tebak-tebak Karina.

"iya, apa ga serem ntar tiba-tiba Dipta udah nambah kepribadian lagi..."

"ya amit-amit dong lu ngomong sembarangan!"

Reihan mengerucutkan bibirnya tanda dia sedang sebal. "ah ntaran aja Dipta mah, paling bentar kan ngechat lagi," ucapnya.

Tiba-tiba melirik Karina dengan pandangan jahil. "kak, lu pacaran ketua BEM anak FT itu ya?" Celetuk Reihan.

Karina yang hendak memasukkan satu suap camilannya tidak jadi, lantas dimasukan lagi ke bungkus.

"berita darimana?" Tanya Karina.

"darimana-mana lah gila. bukannya itu ketua udah ada pacar ya? yang biasanya balik bareng se arah?" Tuding Reihan.

"kaga, anjir. itu sepupunya."

"wih kok tau? beneran pacaran dong?" Reihan tertawa lebar.

"ah ga juga." Karina denial, namun senyumnya terukir tipis-tipis.

Suara getar yang berasal dari ponsel Reihan menarik atensi keduanya. Giliran Reihan yang tersenyum penuh arti sekarang.

"apaan tuh?" Tanya Karina penasaran.

lopp

kamar dikunciiii
gabisa keluaaar
sinii:((

"pacar gua, lucu."






-




ituuu aku kasih jam biar ga bingung latar waktunya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

pacar gua (sequel alter) - slowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang