•12 - masih seputar Reihan

339 49 5
                                    

"kata sandi ig Reihan apa, kak?"

Arjuna mengerutkan kening bingung ditanya oleh si adik. "ga tau lah?"

"kata Reihan, kakak yang hack ignya?"

"mana dia sini ngomong depan muka."

"hih serem ah!" Dipta mendengus, lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya, yang Arjuna duga tengah membalas chat dari pacarnya.

Beberapa detik dapat Arjuna lihat raut sebal dari si adik, lalu detik berikutnya jadi tertawa. Hingga ponsel si adik diberikan padanya pertanda tengah menelpon seseorang di sana.

"kenapa?" ketus Arjuna.

"lu yang ancem mau hack ig gua!" seru Reihan.

"bukan gua. email lu aja gua ga tau, ga peduli," balas Arjuna lagi.

"hiih siapa dong??? soalnya Jonathan sama kak Bintang ga ada yang bisa bantuin!!" Reihan panik sendiri.

"terakhir kata sandinya apa?" tanya Dipta kemudian.

"Nandipta sayang, kecil semua ga pake spasi."

Kali ini dapat Arjuna lihat lagi wajah si adik tampak sedang mengingat-ingat sesuatu. Ia jadi curiga dibuatnya. Hingga selang beberapa detik si empu kembali bersuara.

"coba ditambahin Reihan di belakangnya, ga pake spasi, kecil semua juga," sahut Dipta ragu-ragu.

"Nandipta sayang Reihan gitu??" tanya Reihan.

"emang lu ga sayang gua?"

"musti banget gitu ditanya?" Reihan serius, sedang tidak ingin becanda.

"ih ya udah coba dulu sana," dengus Dipta, jadi sebal.

Hening beberapa detik, Arjuna dan Dipta sama-sama menunggu apakah bisa.

"BISAA, SAYANGG! makasih, cintakuuu!!"

Padahal ponsel masih dipegang Arjuna, membuat si empu menjauhkan benda itu dari tangannya lalu diberikan pada Dipta.

"kok lu tau, anyway?" tanya Reihan kemudian.

"Rei, gua semalem mabuk ya?"

Reihan diam sebentar.

"iya," jawabnya singkat.

Dipta cengengesan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal walau Reihan pasti tidak melihatnya juga.

"gua yang ganti sama log out. sorry ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Reihan sedang lelah. Ia hanya butuh Dipta datang kemari, duduk di sampingnya yang sedang mengetikkan banyak kata pada laptopnya. Atau jika perlu Reihan mengerjakan semua dengan posisi dipeluk oleh pacar kesayangannya itu.

Minimal hanya ditemani Dipta saja pasti Reihan sudah senang.

"Dio, gua lihat lu santai banget."

Keinginannya terwujud, walau dengan Claudio yang turut mengekori Dipta ke rumah Reihan.

"iya? gua juga ga tau, kirain kuliah emang begini. tapi lihat si kucrut ama cowok gua kayak nugass mulu..." Claudio menjeda balasannya. Balik menatap Reihan yang kian horror menatap ke padanya. "kayaknya emang jurusan gua yang rada-rada," lanjutnya terkekeh.

"mending lu bantuin gua aja," celetuk Reihan sebal.

"loh ini tugas kelompok ya?" Dipta penasaran, mengintip sedikit laptop si pacar.

"iya."

"kok ngerjain sendiriann??"

"lainnya beban. ga tau dapet kelompok isinya setan semua. ga gua tulis namanya."

Dipta jadi kasihan pada Reihan. Menepuk-nepuk punggung lelaki itu dengan maksud menyemangati. Begitu pun Claudio, walau jarang, tapi ia mengerti rasanya.

Tugas yang seharusnya dikerjakan oleh 5 atau 6 orang, lalu hanya dibebankan pada satu orang saja.

"siapa aja nama anggota lu?" tanya Dipta kemudian.

Menimbulkan raut curiga pada Reihan. "ga tau. orang ga gua tulis namanya, peduli banget. lu diem aja udah," jawabnya.

"habis lu capek gitu. deadline-nya kapan emang?" Dipta bertanya lagi.

"seminggu lagi sih."

"yaela masih lama!!" seru Claudio.

"ya emang. gua pengen tugas gua cepet kelar biar bisa—"

Reihan menoleh ke arah si pacar, mencuri satu kecupan pada hidung si empu. Tanpa peduli wajah kaget dan kesal bersamaan itu.

"—main mulu ama Dipta."

pacar gua (sequel alter) - slowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang