•13

372 50 1
                                    

"LU MENCURI!"

"hah?" Dipta terkejut, ia membuka matanya refleks. Agenda tidurnya terganggu karena suara teriakan Reihan.

"mencuri hati gua."

Memang bodoh jika meladeni Reihan pada pukul 4 ini, masih sangat pagi, dan keadaan di luar sungguh gelap. Dipta jadi mempertanyakan di antara Arjuna dan Jerome siapa yang belum tidur atau sudah bangun hanya untuk membukakan Reihan pintu.

"lu tau rasanya ga enak kalo bangun tidur sambil kaget kan?" protes Dipta, dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"tauu. lagian lu semalem katanya mau main ke rumah, gua tungguin sampe jam 12 gak dateng."

"eh mana ada gua bilang, Rei?" Dipta beralih duduk, mengumpulkan kesadaran.

Reihan ikut duduk di tepi kasur. "ga ada sih. sengaja," sahutnya santai.

"lu belum tidur?" tanya Dipta heran.

"udah. tidur jam 7 jadi kebangun jam segini. gabut, makanya gua kesini."

Reihan tertawa kecil. Tidak mau mengganggu rumah lain, tapi tanpa sadar sedang mengganggu Dipta. Ia menurut ketika Dipta menepuk-nepuk pahanya, bermaksud agar Reihan tiduran di sana.

Yang lebih muda terlihat nyaman, memejamkan mata, menikmati segala usapan yang diberikan oleh pacarnya.

"yang bukain pintu siapa?" tanya Dipta kemudian.

"kak Jee. tadi gua ditampol dulu baru boleh masuk." Lagi-lagi Reihan tertawa.

Dipta menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak membenarkan perilaku lelaki April itu. Beruntung Reihan dengan Dipta, karena tidak semua mau menerima sifat menyebalkan dan aneh dari si empu.

"jogging yuk," ajak Dipta, daripada hanya diam-diam di kamar.

"gak mauuu. udah mau di sini ajaa," tolak Reihan.

"sama aja kesini cuma pindah tempat tidur," cibir Dipta, geli.

Tak membalas, karena memang benar. Reihan masih memejamkan mata dengan memeluk guling Dipta. Menyamankan diri dan bersiap untuk kembali tidur.

Tapi kemudian, suara pintu kamar Dipta terbuka. Membuat Reihan membuka mata dengan sebal.

"gua juga mau tidur di sini."

Itu Jerome, berarti lelaki itu belum tidur sejak tadi.

"ah ganggu lu, kakk!" kesal Reihan.

Tidak mendengarkan, Jerome kembali menutup pintu kamar Dipta. Lalu berjalan menuju ranjang.

"tidur ajaa, kak." Berbeda sekali dengan respon Reihan yang terlihat keberatan. Namun, ini kan kamar Dipta. Ia tak bisa berbuat apa-apa jika si pemilik kamar mengizinkan.

"Dipta gua," cebik Reihan melihat Jerome menyandarkan kepala pada pundak pacarnya yang masih duduk.

"iya berisik lu, bocil," dengus Jerome sebal.

"loh kak Arjun ga pulang ya? kemana emang?" tanya Dipta heran, bermaksud melerai mereka berdua juga.

"ga tau. lupa rumah dia."

"oh dia tuh semalem bantuin bang Hanif nyari itu loh, yang buat nikah—"

"hah siapa nikah?" Dipta dan Jerome berucap bersamaan.

Reihan, mengerutkan alisnya heran. Ia beralih posisi menjadi duduk. "loh, kok ga tau? bang Hanif lah?" Lalu kembali tiduran lagi.

"nikah sama siapa?" Lagi, dua sepupu sangat kompak.

pacar gua (sequel alter) - slowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang