16. Keinginan Terdalam Abian

1K 205 5
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

"Maaf, tante siapa ya?" tanya Alice bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, tante siapa ya?" tanya Alice bingung. Ia menatap aneh pada sosok wanita yang berdandan cukup heboh untuk berada di lingkungan sebuah sekolah. Apa dia artis yang kesasar? Atau selebgram yang sedang membuat konten di sekitar lingkungan Bakti Mulya dan sedang mencari kamar mandi untuk numpang buang air?

"Kamu Alice?"

"Iya, saya Alice. Tante kenal saya?"

"Jadi kamu pacarnya Abi. Perkenalkan, saya Raisa. Mamanya Abi." mendengar jawaban dari wanita di hadapannya, Alice sempat kaget namun buru-buru bersikap biasa lagi.

"Jangan bilang Abi kalo saya kesini." katanya singkat dengan nada yang penuh peringatan sambil membuka handbag nya.

"Simpan nomor kamu disini." Alice mengerutkan alisnya tidak suka sambil menatap gawai yang disodorkan padanya.

"Buat apa tante?"

"Saya mau kamu bantu saya. Bujuk Abi untuk pulang ke rumah saya secepatnya. Anak itu karena terlalu dimanjakan sama kakeknya jadi membangkang terus akhir-akhir ini. Coba kamu nasehatin, suruh nurut sama ibunya." angkuh. Itu kesan yang Alice tangkap dari nada bicara mama Abi. Ia tidak suka, tapi ia masih berusaha keras untuk menahan ekspresinya.

"Kalo saya ngga mau bantu?" karena Alice tak kunjung meraih ponsel yang ia sodorkan, Raisa menarik lagi tangannya dan melipatnya di depan dada. Ia menatap sinis pada Alice yang sejak awal tidak banyak menampilkan ekpresi yang berarti pada wajahnya.

"Awalnya saya berniat baik, mau bebasin Abi pacaran sama kamu kalau kamu bisa bantu saya. Makanya saya memilih datang jauh-jauh kesini untuk ketemu kamu dan minta tolong secara langsung. Sekaligus untuk bisa kenal sama kamu juga sih. Tapi ternyata kamu sama ngga sopannya sama Abi. Ngga berguna! " 

"Terima kasih tante atas ajakan kenalanannya, tapi saya ngga ada niat untuk nambah relasi kok. Lagipula saya ngga bisa bantu tante apa-apa. Mamanya Abi kan tante, kenapa ngga ngomong langsung aja sama Abinya? Kenapa harus minta tolong sama saya yang cuma pacarnya? Lagian, bukan gitu caranya minta tolong tante. Ngga sopan." 

"Kamu yang ngga sopan! Kurang ajar ya kamu masih kecil. Pantes aja Abi semenjak pacaran semakin pinter ngelawan. Ternyata kamu juga bawa pengaruh buruk untuk anak itu." Alice diam, tapi kepalanya sudah panas sekali mendengar ucapan wanita dewasa di hadapannya.

"Kalo mau, tante bisa nunggu sebentar. Abi sebentar lagi juga balik kesini kok, jadi tante bisa ngomong langsung aja sama Abi. Siapa tau anak tante bisa langsung nurut kalo ngobrol langsung sama ibunya." sontak Raisa terlihat panik sambil menengok ke kanan kiri untuk melihat keberadaan putranya. Ia agak panik karena kalau Abi sampai tau ia datang ke sekolahnya, anak itu kemungkinan akan melaporkannya pada sang kakek. Ia tidak mau lagi didatangi oleh orang-orang Chandra seperti tempo lalu karena ketahuan menampar Abi saat mereka tidak sengaja bertemu di sebuah restaurant beberapa bulan yang lalu.

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang