17. Know Your Problem

942 193 10
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Pekan ujian sudah dimulai bagi siswa siswi Bakti Mulya di seluruh angkatan sejak beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekan ujian sudah dimulai bagi siswa siswi Bakti Mulya di seluruh angkatan sejak beberapa hari yang lalu. Entah karena efek tegang dari ujian semester atau karena alasan lain, Abian jadi lebih pendiam. Pemuda itu jadi jarang sekali menyahuti ucapan Marlo yang kadang mengajaknya berdebat iseng untuk merileksasi otaknya yang tegang.

Pada Alice, sikap Abi jadi lebih manja dan minta perhatian tanpa banyak bicara. Walaupun merasa aneh, tapi karena fokusnya terbagi dengan ujian Alice memutuskan untuk membahasnya nanti dan membiarkan Abi berlaku semaunya asal tidak mengganggu.

Seperti sekarang, Abi dengan tenang membaca buku catatan yang dipinjamkan oleh Bara. Ia tidak mengganggu Alice yang juga sedang membaca lagi materi untuk ujian yang akan ia ikuti setelah jam istirahat ini. Untuk membuat Abi betah duduk berlama-lama sambil membaca materi ujiannya sendiri, Alice hanya harus meminjamkan pundak dan lengannya untuk tempat Abi bersandar.

Pemandangan seorang Abian yang sedang membaca buku sontak menimbulkan banyak sekali cercaan dari Marlo dan Sean. Berulangkali mereka mengatai Abi secara terang-terangan walaupun sama sekali tidak mendapatkan balasan apapun.

"Bi, cemilannya sembari dimakan." kata Alice tanpa bergerak atau menoleh sedikitpun. Beberapa macam cemilan yang sengaja mereka pesan hampir utuh baru dimakan sedikit.

"Hmmm." beberapa menit berlalu dan Abi tak juga menggerakkan tubuhnya untuk makan. Membuat Alice kesal dan akhirnya berdecak sambil menutup bukunya. Tanpa mengatakan apapun Alice bergerak hingga tubuh Abi hampir saja terjatuh karena sandarannya menghilang.

Lagi, tanpa mengucapkan sepatah katapun Alice menyuap untuk dirinya sendiri, lalu menyodorkan potongan okonomiyaki lain pada Abi yang mau tidak mau langsung melahapnya. Alice tak lagi bersandar pada punggung kursi panjang yang sejak tadi mereka tempati. Ia kesal karena Abi tak hanya mogok bertingkah beberapa hari terakhir ini, tapi juga mogok makan jika tidak dipaksa.

Melihat Alice merajuk mendiamkannya, Abi menghela. Ia membenarkan duduknya menjadi lebih tegak, masih sambil bersandar pada punggung kursi dan ikut menutup buku catatannya. Ia sama sekali tidak protes setiap Alice terus menyodorkan makanan ke depan mulutnya.

Setelah seluruh mata pelajaran hari ini selesai diujikan, Abi kembali menjemput Alice untuk pulang bersama. Walaupun masih malas bicara akibat cerita yang kakeknya sampaikan tempo lalu, tapi Abi tetap tidak mau berjauhan dari Alice. Asal gadis itu berada di jarak pandangnya, semua akan aman, menurutnya.

"Kamu anterin aku ke supermart aja. Nanti aku dijemput tante Hanny darisana." Abi menoleh pada Alice yang sedang sibuk membongkar tasnya untuk mencari sesuatu.

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang