9. Tebak Rasa

462 51 9
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Rosie masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring tepat di atas tubuh Alice yang sejak tadi hanya tidur tengkurap sambil membaca novel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosie masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring tepat di atas tubuh Alice yang sejak tadi hanya tidur tengkurap sambil membaca novel. Mereka kini berada di rumah Olin, berkumpul untuk menonton series yang baru tayang di Netflix. Tapi bukannya bergabung bersama ketiga temannya di ruang TV, Alice malah memisahkan diri dan keasikan pacaran dengan buku fiksinya di kamar Olin.

"Awhhh berat Ci. Minggir sana." tak mengindahkan gerutuan Alice, Rosie malah merentangkan tangannya agar tubuhnya tidak bergeser walaupun Alice menggoyang-goyangkan badan agar Rosie menyingkir.

"Lo gak bosen apa cuma baca novel dari tadi? Gak mau ikut nonton di luar? Kan kita kesini niatnya mau nonton, Al."

"Ngga."

"Ih, nyebelin. Kita kan lagi ngumpul, tapi lo malah asik sendiri. Udah kalo ngomong singkat-singkat banget lagi. Coba mana-mana lobang koinnya, biar gue masukin koin sampe lo muntah." Alice terkekeh kegelian saat Rosie meraba-raba tubuhnya.

"Stop stop stoppp geli ah." setelah melihat Alice hampir menangis kegelian, Rosie pun akhirnya berhenti dan bangkit dari atas tubuh Alice.

"Makanya ayo bangun, keluar."

"Emang filmnya belum selesai?"

"Belom, daritadi kita gak bisa konsentrasi nonton." kata Rosie datar.

"Karena?"

"YA KARNA LO NINGGALIN HANDPHONE LO DI LUAR, AL!!! Ih nyebelin banget tau! Seenggaknya silent atau matiin sekalian hanphone lo kalo lo emang ngga mau jawab telfon dari Abi. Suara handphone lo tuh ganggu banget tau gak dari tadi!!" Alice merengut bingung saat Rosie mencak-mencak sambil keluar dari kamar dan kembali duduk di ruang TV bersama yang lain.

Saat Alice mengikuti untuk keluar dari kamar Olin, semua teman-temannya sedang duduk tegak sambil menatapnya dengan wajah datar. Lalu perhatiannya teralih pada sosok yang ditunjuk segan oleh si tuan rumah.

"Lo udah dijemput." kata Olin sambil menunjuk Abian dengan dagunya. Melihat kehadiran Abi, Alice kembali melihat pada Rosie yang mengangkat bahunya seolah bilang kalau ia juga tidak tau kalau Abi datang.

"Pulang!" kening Alice mengerut heran mendengar nada marah dari suara Abian.

"Kok kesini?" tidak terlihat berniat untuk menjawab pertanyaan Alice, Abian bangkit dari duduknya lalu meraih tas Alice yang berada di salah satu sofa. Ia kemudian meraih tangan Alice dan menuntunnya keluar dari rumah Olin tanpa berniat berpamitan.

"Masuk." Alice bergeming. Ia enggan menuruti Abian yang terlihat jengkel dengan sikapnya. "Masuk Al."

"Ngga mau. Jawab dulu kenapa lo kesini? Jangan diemin gue gini, gue ngga suka." Abian mendengus kesal, membuat Alice langsung menurunkan sikap menantangnya dan menurut saat Abi sedikit mendorong pundaknya agar masuk dan duduk di bangku penumpang. Setelah menutup pintu di sisi Alice, pemuda itupun berjalan memutar untuk masuk ke bangku kemudi.

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang