14. Sakit (Intermezo)

1K 202 13
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Alice berjalan semakin mendekati ranjang Abi sambil membawa plester demam dan juga handuk kering di kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice berjalan semakin mendekati ranjang Abi sambil membawa plester demam dan juga handuk kering di kedua tangannya. Keningnya mengerut saat mendengar Abi terus bergumam dalam tidurnya. Ia menaruh barang-barang yang ia bawa ke atas nakas kemudian duduk di pinggir ranjang, tangannya menjulur, menyentuh kening Abi yang untuk mengira-ngira kondisi pacarnya itu.

"Panas banget." gumannya. Karena penasaran dengan kata-kata yang terus Abi gumamkan, Alice menunduk. Ia mendekatkan telinganya ke arah bibir Abi yang terus bergerak cuap cuap.

"Gamau putus. Engga, gamau putus...gamauu." belum sempat menarik dirinya kembali, tubuh Abi tiba-tiba bangkit duduk sehingga dagunya menghantuk kening Alice cukup keras. Keduanya meringis, dengan Abi yang menatap bingung melihat kehadiran sosok yang baru saja ia lihat di dalam mimpi.

"Al, astaga!" pekiknya setelah sadar apa yang baru saja terjadi. Matanya membelalak, menatap kaget pada tubuh Alice yang sudah jatuh menindih pahanya sambil memegangi keningnya.

"YA AMPUN BABE! MAAF MAAF AKU GASENGAJA." dengan panik Abi berusaha meraih tubuh Alice yang masih belum beranjak. Ia membawa Alice ke dalam pelukannya yang terasa membara karena demamnya. Tapi, karna masih merasa sakit pada keningnya, tak lama Alice menepis kasar tangan Abi hingga pelukannya terurai.

"Sayang maaf aku ngga sengaja sumpah. Jangan marah." cicitnya di akhir. Sambil menahan sakit di kepalanya, Abi bangkit dan keluar dari dalam selimut lalu kembali memeluk tubuh Alice yang masih sibuk menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya.

"Minggir ih!!" Tolak Alice sambil berusaha keluar dari pelukan Abi. Sedangkan Abi sibuk geleng-geleng, tidak rela melepaskan pelukannya untuk yang kedua kali.

"Gamauuuu, jangan marah pleaseee. Aku gamau putussss. Jangan putusin aku Al." rengekan suara Abi membuat Alice berhenti berontak. Keningnya masih sakit, sumpah!

"Minggir duluuu, aku risih ih. Badan kamu panas banget."

"Gamau Al, jangan usir aku ih. Aku sedih nihhh."

"Minggir atau aku cubit!"

"Gamauuuu--- AKKKKK IYA IYA AKU LEPASSSS." Alice memundurkan tubuhnya lalu merapihkan seragamnya yang sedikit tersingkap karena kelakuan Abi. Untung Alice selalu pake tanktop atau malah kaos oblong sebagai dalaman seragam. Yang awalnya untuk kenyamanan, kini sebagai proteksi diri karena tingkah Abi yang suka di luar nalar.

"Al sakit." rengeknya dengan wajah sedih, Abi merajuk sambil mengelus perutnya naik turun.

"Ish lagian heboh banget deh orang tidur, pake bangun tiba-tiba. Kening ku sakit nih."

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang