5. Dorrr!!!

1.4K 250 19
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Abi mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada permukaan meja sambil sesekali berdecak tidak sabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abi mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada permukaan meja sambil sesekali berdecak tidak sabaran. Sementara Marlo yang duduk tak jauh darinya hanya bisa geleng-geleng kepala karena tidak habis pikir dengan kelakuan sahabat gilanya itu. Kini, mereka tengah berada di rooftop dengan seorang siswa yang saat ini sedang berlutut di sisi kaki Abian. Tertawan untuk memancing ikan besar yang menjadi target utama si biang kerok.

"Udahlah Bi, mau sampe kapan lo nahan tuh anak? Udah mau jam masuk kelas ini. Alice gabakal dateng kayaknya."

"Diem ah! Kalau Alice gak dateng, berarti lo-lo pada juga gak akan bisa kemana-mana. Gausah masuk kelas sampe bel pulang sekalian." Marlo dengan kesa menghempaskan dirinya hingga terbaring di bean bag yang ia duduki. Sudah kurang lebih 25 menit mereka menunggu sosok Alice datang untuk menghentikan aksi sengaja yang dilakukan Abian. Tapi sosok yang ditunggu tak kunjung datang hingga jam pelajaran akan dimulai kurang dari 10 menit lagi.

Siswa yang masih berlutut di samping Abi juga tak berheti berdoa dalam hati agar penyelamatnya bisa cepat datang. Ia sudah pegal karena terus disuruh berlutut setelah sempat di kerjai karena Abian mendengarnya memuji Alice saat mereka tak sengaja berpapasan tadi.

"Kenapa juga selalu gue yang harus kejebak sama orang gila kayak lo hah? Kenapa ngga Sean? Lolos terus si anjing kalo urusan beginian. Kampret!" gerutuan Marlo tak sampai ke telinga Abi yang sibuk menatap pintu rooftop. Berharap Alice akan membuka pintu itu dan menemuinya.

Perlahan senyum Abian mengembang saat pintu rooftop terdorong terbuka dan menampilkan sosok Alice yang datang walau dengan wajah enggan. Dengan seenak hati dan seolah lupa daratan, Abi menendang tawanan yang berlutut di sampingnya seolah menyuruh pergi. Tanpa mau berlama-lama lagi, siswa itu dengan tergopoh-gopoh pergi meninggalkan rooftop yang kini hanya menyisakan Abi, Alice dan Marlo disana.

Melihat siswa yang sebelumnya ditawan oleh Abi sudah dilepaskan, Alice melangkah berbalik meninggalkan rooftop. Tapi belum sempat melangkah lebih jauh, ia terhenti saat merasakan tangannya dicekal oleh tangan lain yang terasa hangat dan besar.

"Pacaran sama gue yuk Al."

"Gamau." balas Alice cepat tanpa berpikir. Ia bahkan tidak berbalik untuk melihat Abi.

"Gue janji ngga bakal jadi anak bandel lagi deh. Gue janji bakal selalu nurut sama lo kalo lo mau jadi pacar gue." Alice berbalik dan memandang datar wajah Abi yang memasang senyum semanis mungkin. Sementara Marlo yang terkejut mendengar Abi menyatakan cinta ke Alice dengan perlahan mengeluarkan ponsel dan merekam moment langka itu. Siapa tau ia bisa mendapat moment seorang Abian ditolak mentah-mentah.

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang