8 ❥

50 6 0
                                    

Helloww!

Ketemu lagi yey!!

Langsung aja ya, Enjoy the chapter 8 guys! don't forget to vote and comment yaww!

Langsung aja ya, Enjoy the chapter 8 guys! don't forget to vote and comment yaww! ••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuh Atlan." Darexa menyenggol lengan Recissa yang sedang sibuk bergaya menghadap kamera dengan Levrina dan Jenia. Recissa seketika menoleh memandang Darexa seolah bertanya di mana Atlanta.

"Hei." Atlanta muncul dari belakang Recissa merengkuh pundak gadis itu singkat. Recissa berbalik menatap Atlanta dengan senyuman di wajahnya. Pagi tadi ia tidak berangkat bersama Atlanta, jadi ia rindu melihat wajah ganteng cowok ini.

"Bisa aja yang baru go public!" Revano berujar membuat Atlanta menendang kaki cowok itu. Bisa-bisa semua orang dengar apa yang dikatakan cowok itu barusan. Memang mulut Revano ini tidak bisa dikendalikan.

"Shut up!" Recissa memandang tajam Revano membuat cowok itu bergedik ngeri. Pacar Atlanta ternyata seram juga ya.

"Sorry deh. By the way kantin kita?" Revano kini menatap mereka semua yang ada di sana.

"Yuk!" Jenia yang paling semangat ketika mendengar kata kantin langsung menyeret Levrina yang sejak tadi berdiri di sampingnya. Yang lain juga langsung mengikuti kedua cewek itu berjalan menuju kantin.

Recissa berjalan di samping Atlanta dengan sikap seperti mereka tidak memiliki hubungan apapun. Ya walaupun beberapa orang yang sempat mereka lewati seakan tidak percaya dengan status Atlanta dan Recissa yang hanya teman. Recissa menatap tangan mereka yang saling bersingungan dengan helaan nafas. Ingin rasanya ia menggenggam tangan kosong Atlanta saat ini. Ah ia selalu saja seperti ini. Namun dengan cepat Recissa mengubah pandangannya agar tidak terlalu memikirkan hal itu.

"What happened?" Tanya Atlanta dengan bisikan dan agak mendekat ke arah Recissa. Recissa yang tadinya mengalihkan pandangan ke arah lapangan menatap Atlanta dengan gelengannya.

"Nothing." Jawab gadis itu dengan senyuman. Atlanta hanya mengangguk saja walaupun dirinya merasa ada yang janggal dari tingkah Recissa.

Saat sampai di kantin, mereka semua mulai memesan makanan dan mencari tempat yang bisa mereka duduki. Recissa yang bertugas mencari bangku kosong memilih menempati bangku kosong yang ada di sudut ruangan. Ia memilih tempat itu karena tidak terlalu berisik dan pemandangan yang ada di sini cukup bagus untuk foto selfienya. Saat melihat teman-temannya sudah selesai mengantri, ia lantas melambaikan tangannya kepada mereka.

"Pinter juga Lo pilih tempat." Ujar Altean menatap Recissa yang kini memasang wajah sombongnya.

"Of course I am. Gue itu pinter dalam segala hal." Sombong Recissa membuat Altean berdecih.

MiracolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang