12 ❥

29 3 3
                                    

HALO HALOO!!

GIMANA KABAR KALIANN???
sorry banget baru bisa up hehehheeh langsung aja deh ya,

HAPPY READING!!!


HAPPY READING!!!•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Well, well, selamat datang Raga, bagaimana? saya tahu akhirnya kamu mau turun tangan dengan masalah ini. Bukan begitu Raga?" Seorang pria dengan angkuhnya berdiri dari kursi kebesarannya menatap seseorang dengan setelah serba hitam di depannya dengan menyeringai.

"Kenapa tidak dari dulu saja kamu yang turun tangan? kenapa harus anak buahmu yang bodoh itu hah?! memperlambat kinerja saja! saya jadi tidak bisa menguasai anak itu dengan cepat!" Sentak pria itu, Dean dengan marah.

Orang yang di panggil Raga sejak tadi hanya diam menatap orang yang selama ini ia sebut Papi itu dengan datar. Ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia terus mendengar papinya berbicara. Sejak kecil ia tak diajarkan untuk menyela orang berbicara. Hukuman selalu ditanamkan oleh Dean sejak kecil kepada Raga. Raga tak pernah bisa membangkang bahkan menyela ucapan yang Dean katakan dan perintahkan kepada-nya.

"Mau mulai dari mana kamu? saya harap langsung saja dengan bocah ingusan itu! tidak perlu lagi mengulur waktu Raga, saya ingin secepatnya."  Dean kembali menatap Raga dengan muka yang menggebu-gebu.

"Tidak mudah menjatuhkan anak itu pi, perlu rencana yang matang. Saya bakal susun rencana yang matang lalu bertindak. Atlanta bukan orang bodoh yang tidak mengetahui rencana anda, kita tidak boleh bertindak gegabah. Hasilnya akan sama saja jika saya sama-sama bertindak gegabah." Ujar Raga membuat Dean berdecih.

"Apa yang bisa dilakukan anak ingusan itu hah?! bocah seperti itu saja kamu tidak berani? buat apa saya bayar kamu mahal selama ini Raga? saya biayai kamu selama ini! menjatuhkan anak ingusan itu saja kamu tidak bisa?! sia-sia saya selama ini merawat kamu!" Hardik Dean menatap Raga dengan marah.

Raga yang mendegarnya diam dengan tangan yang mengepal kuat disisi badannya. Sialan! pria ini tetap saja selalu merendahkannya.

"Cukup tunggu hasilnya, saya berani menjamin anak itu akan hancur." Cukup, Raga kira sudah cukup berbicara dengan pria brengsek ini. Raga berjalan keluar meninggalkan ruangan gelap itu dengan emosi yang masih menguasai dirinya. Jika ia tidak punya hutang budi kepada pria sialan itu ia sudah pergi dari tempat ini sejak lama. Ia muak berada di sini selama ini.

"Ambilin minum gue di kulkas." Perintah Raga kepada pria berbadan besar di depannya. Dengan patuh pria itu langsung melaksanakan perintah dari tangan kanan bosnya itu.

Raga menghela nafas sejenak lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa yang berada di tengah ruangan tempat ia berada sekarang. Ia mengadahkan kepalanya dan memejamkan matanya menghilangkan sejenak beban pikiran yang ada di kepalanya saat ini. Ia harus memiliki pikiran yang jernih sebelum bertindak melaksanakan perintah pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiracolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang