Prolog & Untitled Part

1.2K 56 4
                                    

SMA RAJAPATI

Seorang gadis cantik bernametag Sava Anindya berjalan dengan wajah sombong dan arogan tanpa membalas sapaan dari orang orang yang menatapnya, dirinya berjalan sambil memegang kotak makan dengan santai untuk diberikan dengan seseorang, bukan sekali dua kali ia sering melakukan hal demikian, meskipun berujung dengan ending yang sama - di TOLAK!

Sampai di suatu ruangan kelas, gadis tersebut bertemu dengan orang yang ingin ia temui. "Hai Dev. Gue bawain lo sandwich, and pure gue buat ini dengan tangan gue sendiri," ucap sava dengan bangga. Sava sebenarnya tidak pandai dalam hal masak memasak, tapi jika demi Devin, maka hal itu akan Berbeda. Sava menyodorkan kotak sandwich tersebut, namun tak ditanggapi oleh Devin.

Devin Barry Adhitama, sosok laki laki yang menjadi incaran Sava sejak lama. Banyak kabar tersebar tentang Devin yang sudah memiliki pasangan, namun Sava notabene yang mengincarnya ini tidak peduli karena menurutnya jika janur kuning belum melengkung Devin masih bisa rebut. Ya, walaupun Sava memang sering melihat Devin menggandeng perempuan lain, namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi Sava untuk tetap memiliki hati sang pujaan. Berawal dengan Devin yang telah menyelamatkan Sava dari pembegal membuat Sava menjadi jatuh hati.

Lelaki yang bernama Devin tersebut menaikkan sebelah alisnya. "Gue benci sandwich," mendengar hal tersebut membuat wajah sang gadis menjadi masam bukan main. Ia tau bahwa Devin tidak membenci sandwich tersebut, melainkan ia benci karena gadis itu yang membawakannya.

"Dev, kamu Nggak boleh gitu. Mau gimana pun dia udah baik sama kamu bawain kamu sandwich juga," ucap Rachel.

"Sok iye lo." gumam Sava dengan sinis saat mendengar perkataan Rachel.

Bintang Rachel, dikenal dengan panggilan Rachel memiliki warna kulit persis seperti kulit langsat, berambut sebahu, postur badan yang ramping dan yang paling pasti tidak bau ketek. Rumor-rumor nya Rachel ini pacar dari Devin, tapi sang gadis tidak percaya. Sudah ia katakan bukan? Selama janur kuning belum melengkung Devin masih bisa direbut.

"Sav, Nggak papa. sini sandwich nya, nanti biar aku yang bujuk Devin buat makan ya, kamu jangan sedih gitu," tutur Rachel. Rachel terkenal seseorang berkepribadian baik dan selalu memiliki positif vibes membuat orang orang menjadi senang dengan nya, apalagi Devin iyakan?

"Baik banget si lo Chel, kalo gue jadi lo sih ogah banget gue nerima pemberian dari orang yang mau ngerebut pacar lo. Cantik Nggak jadi tukang rebut iya," Aezar terkekeh dengan penuturan nya tersebut, bagaimana tidak? Bukan sekali dua kali Sava dilakukan dengan demikian mungkin sudah puluhan kali, hingga membuat yang lain merasa jengah dan semakin suka rela mencemoohkan Sava.

Kedua mata Sava berotasi dengan malas mendengar penuturan dari Izar. Izar ini lelaki tapi mulutnya sangat lebih daripada perempuan.

Aezar Agustus, dikenal dengan panggilan izar lahir dibulan Agustus. Teman seperjuangan Devin, dan bahkan satu kelas. Izar memang memiliki kelebihan di bagian mulut yang hobi adu bacot, bahkan saat berkata pun ia tidak mementingkan perasaan lawan nya.

Rachel yang sudah kepalang malu karena pujian dari Izar tak mampu menutupi senyumnya, "Ah, Nggak lah zar. Kita sebagai sesama manusia itu harus bisa memanusiakan manusia lain," ucap Rachel.

"Ck, tuh kan. Lo tuh orangnya emang positif vibes banget tau Nggak si Chel, Nggak kek yang onoh noh bisa nya cuma ngemis perhatian doang," sindir Kellan. Kellan tidak jauh berbeda dengan Izar.

Mendengar sindiran demi sindiran yang dilontarkan temannya Devin membuat hati Sava terasa panas. sakit, sangat sakit tidak bisa kah mereka sedikit melunakkan perkataan mereka sedikit? Tidak mengerti kah mereka bahwa perasaan setiap orang berbeda-beda? Walaupun Sava orang yang arogas dan keras, tapi ia juga manusia bukan? Rachel saja bebas untuk mendekati Devin, tapi kenapa Sava Berbeda?

ALSAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang