Part 9

660 47 17
                                    

Berbeda dengan kelas IPS 1, jika kelas lain sangat hening karena proses KBM yang sedang berjalan, maka tidak dengan kelas ini. Kelas yang sangat ribut karena jam kosong.

"Lo pada ngerasa ada yang beda nggak sih? Gak ada angin nggak ada hujan, si Sava jadi aneh gitu." celetuk Yahya tiba tiba, saat ini mereka sedang berkumpul di pojok kelas, tentu saja banyak kegiatan yang mereka lakukan, seperti tidur, makan, mabar dll.

Fyi, tidak ada yang mengetahui bahwa Sava amnesia, selain keluarga.

"Pasti si Sava marah, perkara si Devin nimpukin kepalanya dia kemarin." Ujar Kellan ikut menimpali.

"Gue nggak sengaja," jawab Devin terlihat acuh, kedua matanya fokus pada game yang sedang dimainkan.

"Gue juga sempet denger gosip dari anak anak IPS 3, kalo si Sava juga mulai akrab sama si Maya duduk semeja lagi, bukannya Maya itu anti sosial banget ya? " sahut Zayd.

"Nah, iya. Bukan itu aja si, biasanya juga tuh anak kalo jam istirahat atau jam kosong pasti ngelipir buat nempelin si Devin, kok sekarang nggak ya? " timbal Yahya.

"Kalo menurut lo, gimana la? " tanya Kellan kepada Athala.

"Gue?"

"Iya elu lah, lu pan abang nya si Sava."

Yup, Athala yang sering dikenal dengan panggilan Tala adalah kembaran dari Alsava atau Sava. Tapi kenapa setiap Sava terhubung dengan suatu masalah Athala selalu diam? Oke, kita akan cari tahu nanti.

"Caper, nanti juga balik lagi ke asal," celetuk Izar dengan sinis.

Zayd menatap Izar dengan pandangan tak suka, kenapa mulut lelaki ini sangat pedas sekali?"

"Kalo di rumah, perilaku si Sava gimana?" tanya Zayd.

"Suka ngomong sendiri," ucap Athala. Semua nya melongo, Sava sebelumnya memang cerewet, tapi tidak menjadikan dirinya gila kan?

"Hai," sapa Rachel

"Dari mana?" Tanya Yahya.

"Emm, dari toilet tadi, gue gabung ya? Gabut banget, sendiri doang nggak ada temennya, Siska sama Malika lagi ke perpus," ucap Rachel yang baru saja nimbrung.

Rachel, Siska, Malika serta Devin dan kawan kawan memang sekelas, dan itu pula yang membuat Rachel menjadi gampang untuk berbaur dengan Devin beserta teman temannya.

"Sini sini, gabung sini." Jawab Izar dengan semangat.

"Vin, aku boleh duduk di sini nggak?" Tanya nya dengan lembut, dan sudah memposisikan dirinya berada disamping Devin.

"Ck, ngapain lo pake minta izin segala? Lo kan cemiwiw nya si aa' Depin, pasti boleh lah hehe," sahut Yahya.

"Duduk aja," ujar Devin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Tanpa ba-bi-bu pun Rachel langsung duduk disamping Devin.

"Gimana keadaan lo sekarang? Kemarin lo nggak ikut olahraga gara gara pusing ya?" Tanya Kellan.

Rachel hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan ringan.

"Tapi, kenapa nggak ke UKS aja kemarin? Kenapa malah milih diam di kelas?" Zayd langsung bertanya.

"Kepala ku rasanya mutar-mutar, mana sanggup mau jalan. Untung kemarin Siska sama Malika mau nemenin aku."

Kedua mata Zayd berotasi dengan malas, jawaban yang tidak masuk akal. "Ya kan lo bisa minta tolong Devin buat gendongin lo ke UKS, ngapain juga lo cuma diam di kelas yang nggak ada tempat baring sama persediaan obatnya. Lo juga Vin, masa nggak ada inisiatif bawa cewek lo ke UKS?" ucap Zayd.

ALSAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang