03

248 49 10
                                    

Dari arah lain Jennie datang dengan wajah jengkelnya karena Taehyung meninggalkannya. Saat ia keluar dari toilet presensi Taehyung sudah tak ada. Setelah Ia mencarinya di berbagai tempat akhirnya ia melihat Taehyung tengah diam berdiri dengan banyaknya orang berlalu-lalang melewatinya. Tanpa pikir panjang Jennie bergegas menghampiri Taehyung.

"Taehyung! Kenapa kau meninggalkanku? Aku cari kemana-mana ternyata ada disini" Jennie merengek dan memasang wajah semanis mungkin untuk menarik simpatik Taehyung. tak sadar lawan bicaranya saat ini sedang berada didunia lain.

Jennie heran kenapa wanita secantik dirinya bisa sampai diperlakukan seperti ini. Apa yang membuat Taehyung sampai tidak memperhatikan ucapannya, ia pun segera mengikuti arah pandang Taehyung yang tengah menatap wanita didepannya dengan tatapan sulit di mengerti. Sontak Jennie terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Bagaimana bisa wanita itu kembali lagi setelah sekian lama ia bisa bernafas lega karena kepergiannya tapi sekarang wanita itu kembali meneror upayanya untuk memiliki Taehyung.

"Yerin? oh,...sebentar sebentar" kalimat Jennie terjeda saat ia melihat presensi seorang anak laki-laki yang ia yakini itu adalah anak Yerin.

"kau sudah mempunyai anak? Waoooow aku tidak percaya dengan semua ini" Jennie berucap dengan ekspresi kaget yang dibuat-buat tapi tetap dengan nada mengejek. Dan semuanya tak luput dari pandangan tajam seorang Taehyung.

Sementara Yerin hanya diam berusaha se tenang mungkin tak ingin meperdulikan ucapan Jennie. Ia tahu bahwa Jennie tak menyukainya dari dulu jadi kurang lebihnya ia hafal Jennie tak akan menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun untuk menggunjingnya.

"Taehyung kau sudah melihatnya sendiri kan. Gadis yang selama ini kamu cari itu ternyata sudah mempunyai anak dari laki-laki lain. Mungkin juga selama ini dia menghilang karena tak kuasa menahan malu karena sudah hamil tanpa seorang suami."

Dan benar bukan dugaan Yerin.

Taehyung hanya diam ditempatnya. Ada rasa tak terima ketika Jennie berkata seperti ini. Tapi disisi lain logikanya juga berjalan terlepas dari ucapan Jennie benar atau tidak, tapi yang jelas Yerin memang sudah meninggalkannya tanpa alasan. Jadi untuk apa ia perduli. Toh ia juga bukan siapa-siapanya Yerin lagi.

Sementara Yerin segera membereskan paper bag yang tadi sempat tergeletak dilantai sambil menuntun Beomgyu yang masih setia memeluknya untuk berdiri.

"sayang, ayo kita pulang" Yerin tak mau memperdulikan kedua orang didepannya itu dengan berusaha setenang mungkin ia segera bangkit dan melangkah pergi meninggalkan mereka berdua. 

Tapi dua langkah setelahnya ia berhenti tepat disamping Jennie dan Taehyung.

"aku tidak serendah yang kau fikirkan NYONYA KIM!" sengaja ia menekan ucapannya di akhir kalimat dengan wajah datarnya dan tanpa sengaja netranya menatap kedua tangan Jennie yang tak lepas bergelayut di lengan Taehyung. Bisa ia simpulkan bahwa hubungan mereka cukup spesial. Buat apa juga otaknya berfikir seperti itu, Sebenarnya ia juga tak peduli dengan semua itu toh dulu saat ia berniat melepaskan Taehyung ia bertekat untuk mengikhlaskan pria itu.

"dan apa tadi yang kau bilang? Anakku tak punya ayah? Kau salah besar! Lain kali kau harus berhati-hati menggunakan mulutmu itu" kalimat Yerin terdengar begitu tenang tapi penuh ketegasan. Ia pun memilih pergi meninggalkan mereka berdua.  Dimana Jennie masih menatapnya dengan sinis dan tak terima sementara Taehyung masih dengan raut wajahnya yang datar tak berekspresi.

Sementara dari arah berlawanan Yerin dan Beomgyu melihat atensi seorang pria berpostur tinggi tegap tengah berdiri melambaikan tangan dengan senyum bulan sabitnya.

"Daddy" dengan mata berbinar bocah usia tujuh tahun itu segera berlari menghampiri pria yang sudah siap menerima pelukannya.

Jennie dan Taehyung menoleh secara bersamaan saat mendengar kalimat panggilan yang begitu nyaring tapi terasa menusuk di telinga Taehyung. Keduanya pun sukses dibuat terkejut oleh kehadiran pria bermarga Cha itu. Terlebih Taehyung yang kini sudah mengepalkan tangan dengan keras. Awalnya Taehyung tak ingin perduli tapi begitu melihat Yerin tersenyum sehangat itu membuat hatinya sakit bukan main. Ia sama sekali tidak rela.

"Eunwoo Kau ada disini?" Yerin mengikuti Beomgyu dari belakang

"untuk menjemput kalian berdua" jawab Eunwoo yang kini sudah menggendong Beomgyu dengan semangat.

"tapi aku tadi membawa mobil sendiri"

"itu tidak masalah. Biar mobilku dibawa supir jadi aku bisa pergi dengan kalian. Iya kan boy?"

"Yeaaaay Bamii pulang dengan Daddy" seperti kembang api yang meletup-letup Beomgyu begitu antusias dengan kehadiran Eunwoo. pasalnya moment seperti ini jarang ia jumpai dimana ia bisa merasakan berkumpul dengan orang tua yang lengkap seperti keluarga teman-temannya. bukan tanpa alasan kenapa Beomgyu memanggil Eunwoo dengan sebutan Daddy. Pernah disuatu hari Yerin mendapati anaknya menangis saat ia menjemputnya disekolah karena teman-temannya selalu memamerkan ayah mereka dengan cerita-cerita yang luar biasa. Dan itu pula yang membuat Beomgyu terlihat murung selama berhari-hari. Ketika Eunwoo Tau tentu saja ia ikut merasa terenyuh dan tak terima akhirnya Eunwoo sendiri berinisiatif menawarkan panggilan itu agar Beomgyu bisa merasakan apa yang temannya rasakan selama ini. Meskipun itu tak merubah hati Yerin untuk menerimanya ia cukup senang setidaknya mampu merubah suasana hati Beomgyu yang haus akan sosok ayah dalam hidupnya. biar bagaimanapun ia juga terlanjur menyayangi anak itu. Semenjak saat itu Beomgyu dan Eunwoo semakin bertambah dekat bahkan keduanya saling berinteraksi layaknya ayah dan anak. Nyaman satu sama lain tanpa sekat apapun yang membatasi keduanya. Beomgyu juga tak mau kalah dari temannya dengan menceritakan bahwa ia juga punya ayah yang tampan dan hebat. Awalnya Yerin merasa tak nyaman tapi setelah melihat anaknya begitu senang dan menikmati semua yang tak pernah Beomgyu rasakan sejak lahir,  membuatnya tak tega mematahkan hati anaknya. Lagi pula tak ada salahnya juga dengan semua itu.

Kembali dengan kedua orang yang kini masih berdiri menatap kepergian ketiga orang tersebut, keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Tae, kau sudah lihatkan betapa murahannya wanita itu. Setelah meninggalkanmu ia langsung mendekati pria lain dengan mudahnya"

"LEPAS!!! Taehyung memejamkan matanya berusaha mengontrol emosi yang siap meledak saat itu juga karena suasana hatinya saat ini sedang tak baik-baik saja ditambah ucapan Jennie yang semakin menyulut emosinya.

"tapi" jennie berusaha meraih lagi lengan Taehyung tapi semua terhenti kala bentakan Taehyung terdengar begitu mengerikan.

"AKU BILANG LEPASKAN!!!" Taehyung menghempaskan Tangan Jennie dengan kasar lalu bergegas pergi tak perduli dengan teriakan Jennie yang tak terima ditinggalkan begitu saja. mata elangnya seolah-olah ingin menerkam siapaun yang ada didepannya saat ini. Bayangan tiga orang yang nampak bahagia berbagi canda tawa kembali melintas di kepalanya. Tawa itu seolah-olah sedang menertawakan dirinya yang terlihat seperti orang bodoh karena sampai saat ini  ia masih memikirkan orang yang sudah pergi jauh meninggalkannya.

"Taehyung kau tidak bisa meninggalkanku seperti ini!" lagi dan lagi teriakan Jennie berakhir sia-sia karena Taehyung sudah berlalu tanpa menoleh sedikitpun.

"aaaarrrrrrgggggghhhhh"

Taehyung memukul setir mobil dengan pikiran pikirannya yang kacau. segera ia menancapkan gas dengan kuat.
Ia menyetir dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan banyaknya suara klakson dari pengemudi lain yang protes atas tindakannya yang melanggar lalu lintas. Sepertinya malam ini akan ia habiskan di bar lagi dengan beberapa botol minuman beralkohol yang bisa menenangkan pikirannya karena kehadiran wanita bermarga Jung itu.








'maafkan aku Tae jika semuanya harus berakhir seperti ini karena semuanya sudah berubah tak sama seperti dulu lagi. Kau harus bahagia dengan duniamu begitupun dengan diriku meskipun aku sendiri tak tau apakah aku masih bisa merasakan apa itu bahagia'


TBC~

Still Want You [KTH-JYR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang