Akhirnya punya keberanian lagi untuk melanjutkan cerita ini. Kusus part ini kesuluruhan adalah cerita flashback dan banyak sekali dialognya jadi berharap masih ada yang sudi membacanya:) meskipun terkesan bertele-tele
Semoga kalimatnya masih bisa difahami ya
Sowon masuk kedalam rumah sederhana yang kini terlihat kacau berantakan. tampak vas bunga pecah dan beberapa barang rusak seperti rumah korban perampokan. Ia bertanya sebenarnya apa yang terjadi? Ia melihat presensi ibunya yang tengah terduduk lesu dilantai tampak melamun ditengah kekacauan ruangan itu
"Eomma apa yang terjadi? Kenapa eomma duduk disini?." Sowon bergegas menghampiri ibunya Jujur ia terlihat khawatir
"Kau pulang kesini karena wanita yang bernama Yoona sudah mengetahui semua perbuatanmu dengan suaminya?."
"A-apa? Dia juga datang kemari? Apa yang dia katakan? Eomma tidak percaya apapun yang dia katakan kan?." Rentetan pertanyaan keluar dari bibir Sowon dengan raut mukanya yang berubah menjadi pucat pasi
"kau masih berpura-pura tidak tau apa-apa? Jadi inikah yang kau maksud dengan kuliah diluar negeri dan bertemu dengan pria baik hati yang bersedia membiayai kuliahmu sampai menikahimu? Tinggal serumah dengan pria beristri tanpa ikatan pernikahan, itukah yang kamu maksud pria yang sangat tulus mencintaimu Jung Sowon?!"
Tangisan wanita paruh baya itu pecah bersamaan tubuhnya yang ambruk dilantai kayu tak mampu menopang tubuhnya ketika disuguhkan sebuah fakta bahwa anaknya rela pergi meninggalkannya selama bertahun-tahun dan berakhir merusak rumah tangga orang lain. Dan yang lebih membuatnya teriris adalah putrinya datang dengan membawa janin hasil dari hubungan terlarangnya
"Sebenarnya ini bukanlah sifatku, tapi aku bisa berbuat lebih keji lagi demi menyelamatkan rumah tanggaku. Jadi sebelum semua itu terjadi tolong kendalikan putrimu untuk mendekati suamiku. Putrimu bukan level yang sepadan untuk menyamai posisiku dihati suamiku jadi jangan bermimpi bisa menikah dengannya."
Bayangan bengis seorang wanita bernama Yoona yang datang bersama dua pria berbadan besar tengah memporak porandakan isi rumahnya masih terngiang-ngiang di otaknya
"meskipun lama kamu meninggalkan rumah tanpa kabar apapun eomma masih menaruh harapan suatu saat kau akan kembali ke pelukan eomma dengan membawa cerita luar biasa yang tak pernah kamu dapatkan dari eomma." butiran air mata itu terus bergulir tanpa bisa dihentikan. Hati ibu mana yang tak hancur ketika anak perempuannya merusak harkat dan martabat yang selama ini ia terapkan kepada kedua anak gadisnya.
"Aku bisa menjelaskan ini semua eomma"
"ya benar aku berbohong pada kalian semua! Aku berbohong tentang pernikahanku! Aku berbohong bahwa hidupku selama ini baik-baik saja? Aku pulang karena kupikir kalian adalah rumahku yang tak akan pernah meninggalkan dan selalu menerima diriku apapun keadaannya. Jadi kumohon tolong pahami aku eomma"
"Sowon, kenapa kau memilih hidup seperti ini nak? Kenapa kau menjadi wanita yang tak berperasaan seperti ini? Kau telah mengambil suami wanita lain."
"aku tidak salah karena kami saling mencintai" ia menunduk sambil mengelus perut besarnya
Untuk semua penderitaan yang telah ia berikan kepada keluarganya terutama ibunya, ia merasa tidak punya hak meminta pengampunan karena kenyataannya ia terus menambah daftar luka kepada sang ibu. Tapi izinkan dia egois untuk yang terkhir kali demi anak yang menjadi korban ke egoisannya ini. Setidaknya darah dagingnya itu harus hidup dengan baik di tangan orang yang tepat.
"Tuhan kesalahan apa yang aku perbuat dimasa lalu sehingga kau menghukumku dengan cara seperti ini, ambil saja nyawaku ini Tuhan" tangisan wanita itu pecah bersamaan dengan tangannya yang masih memukul dadanya. Seolah belum puas dengan satu luka yang ia terima kini ada lagi luka yang tak kalah memilukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Want You [KTH-JYR]
FanfictionYerin rela menukar apapun yang dia miliki termasuk cintanya demi putra kesayangannya yang bernama Jung Beomgyu untuk menebus semua kesalahan yang sudah ia lakukan dimasalalu. Tapi mampukah Jung Yerin jika cinta yang ingin ia lupakan datang lagi tanp...