10

128 26 4
                                    

Taehyung hanya Termenung sambil terus menggenggam tangan Yerin. Netranya tak lepas dari raut pucat Yerin yang masih terpejam. Setelah kesadarn Yerin menghilang ia langsung membawanya pulang ke Apartemen Yerin

Betapa terkesiap dan khawatirnya Ibu serta Beomgyu yang saat itu membukakan pintu. Dan pagi ini hanya Taehyung sendiri yang bersikukuh menjaga Yerin karena Nyonya Seohwa harus pergi mengantar Beomgyu sekolah

Taehyung merasa malu karena selama ini ia berfikir menjadi satu-satunya pihak yang paling tersakiti dalam hal ini. tak disangka dibalik kebodohannya itu seorang gadis yang membuatnya uring-uringan sedang berjuang sendiri menghadapi masalah seberat itu

"Kau memilih pergi dan menyimpan dukamu sendiri. Kamu membiarkanku seperti orang bodoh yang sibuk memikirkan hatiku dan terus mencari cara agar bisa melupakanmu tanpa mengetahui kamu sedang menderita disini" katakanlah Taehyung memang bodoh karena sejak tadi ia hanya berbicara sendiri dan tak peduli jika yang diajak bicara tak bisa mendengar suaranya karena karena Yerin masih Terpejam dalam tidurnya

Kening Taehyung mengernyit saat cairan bening keluar dari sudut mata Yerin yang terpejam. Yerin membalik posisi menjadi membelakangi Taehyung

Ya, Yerin sudah bangun dari tadi hanya saja dia tidak mau membuka matanya untuk menghadapi Taehyung. Dia benci terlihat lemah dihadapan orang lain terutama Taehyung

"Aku sudah tau semuanya dari ibumu rin. Mau sampai kapan kamu terus menyalahkan diri seperti ini? Jikapun ada yang harus disalahkan itu adalah kakakku, Yoona. Aku juga marah padanya terlepas dari kesalahan kakak ipar dan kakakmu, tidak seharusnya Noona bertindak sejauh itu"

Yerin mulai terisak

"Karena kesalahannya itu bukan hanya kakak ipar dan kakakmu yang meninggal tapi kita berdua juga harus menanggung akibatnya. Bahkan Beomgyu juga harus kehilangan orangtuanya" Taehyung berbicara dengan tenang sambil memperhatikan punggung Yerin yang semakin bergetar karena menangis

Taehyung merangkak ketas ranjang kamar Yerin dan memeluk dari belakang. Yerin sempat tersentak saat merasakan lengan Taehyung yang memeluk perutnya tapi ia biarkan begitu saja karena ia sudah tak perduli lagi. Tenaganya sudah terkuras untuk sekedar menghindari pelukan Taehyung

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Lepaskan semua beban yang selama ini menyiksa hatimu. Jika kamu masih seperti ini sama saja kamu sedang menyakiti Beomgyu. Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Beomgyu saat melihat Ibunya seperti ini? Dia pasti sangat sedih". Bisik Taehyung tepat dibelakang telinga Yerin

Hikkkk hikkkk Yerin semakin terisakk dalam dekapan Taehyung

"Aku yang sudah membunuh Eonnie, aku yang sudah membuat Beomgyu terpisah dengan ibunya hikksss....seandainya jika malam itu aku lebih bisa mengendalikan emosiku mungkin dia masih hidup hiikkssss" yerin berucap dengan isak tangis yang membuat keadaannya semakin menyedihkan

"Kau harus melihat ini" Taehyung mengeluarkan secarik kertas dari kantong celananya

"apa ini?" Dengan ragu Yerin menerimanya dan segera membuka. Ia mulai membaca kalimat demi kalimat yang tersusun didalam kertas tersebut

Yerin, adiku sayang, sebenarnya aku malu menyebut diriku sebagai seorang kakak karena kenyataannya kaulah yang jauh lebih bijak dan dewasa dariku.

Yer, butuh berapa lama kamu menemukan surat ini? Satu tahun? Dua tahun? Sepuluh Tahun? Siapa nama anakku? Sudah berapa tahun usianya saat ini?
Aku yakin dia akan menjadi anak yang sangat baik karena berada ditangan yang tepat sepertimu dan eomma. Ajari dia untuk terus menjadi manusia yang baik Yer, aku mohon jangan biarkan dia mengenal diriku sebagai ibunya karena aku tidak mau dia merasa sedih dan kecewa kerena memiliki ibu sepertiku.

Still Want You [KTH-JYR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang