11. Sheila Diinterogasi

4.2K 91 4
                                    

Hola, happy reading and enjoy!

Chapter 11

Sheila Diinterogasi

"Kami tidak akan pulang sebelum kau menceritakan apa yang terjadi antara kau dan Jack semalam," ucap Cheryl yang diangguki Elena.

Sekali lagi Sheila mendengus dengan lembut, ia memang sudah mengenal Cheryl dan Elena. Tetapi, bukan berarti ia terbuka dalam segala hal terutama perihal kehidupan seksnya. Risi rasanya jika harus menceritakan pengalaman seksnya kepada orang lain, cukup dirinya yang tahu betapa seksinya Jack saat menggeram di atasnya dan betapa indahnya Jack seluruh otot-otot tubuhnya mengeras saat hendak mencapai puncak kenikmatan.

"Sudah kukatakan kami pergi minum kopi," ucap Sheila seraya menghempaskan bokongnya ke atas sofa lalu memeluk bantal sofa. Ingin sekali kembali ke atas tempat tidurnya karena semalam ia pulang dari tempat Jack pukul dua malam.

"Kalian meninggalkan reuni padahal belum setengah jam berada di sana. Oh, Tuhan. Kau pikir kami tidak memiliki akal sehingga harus percaya dengan penjelasanmu yang tidak masuk akal itu?" tanya Cheryl seraya membungkuk di depan Sheila, menatap Sheila seolah Sheila adalah seorang pesakitan.

"Katakan pada kami berapa lama kalian sudah berkencan?" tanya Elena yang juga berada dalam posisi yang sama.

Sheila mendengus dan meletakkan bantal yang dipegangnya ke samping. "Baiklah. Kuapresiasi kedatangan kalian ke sini pagi-pagi untuk menginterogasiku. Tetapi, kutegasakan sekali lagi kalau aku benar-benar bertemu dengan Jack di depan meja resepsionis dan kami masuk bersama."

Cheryl dan Elena saling menatap lalu Cheryl berkata, "Sulit dipercaya. Kalian datang bersama lalu menghilang bersama, dan dari bahasa tubuh kalian, sungguh tidak biasa. Kalian pasti memiliki hubungan spesial, aku bisa melihat dari cara Jack menatapmu."

Masalah bahasa tubuh, mungkin karena Jack saat itu sedang mendambakan wanita setelah hidup selibat selama lima bulan. Anggap saja begitu. Sedangkan tatapan Jack, Jack menatapnya seperti kebanyakan pria yang dijumpainya, Romero salah satunya.

Sheila berdehem. "Kami benar-benar hanya pergi minum kopi. Jack merasa bosan di sana dan aku juga merasakan hal yang sama lalu kuterima ajakannya minum kopi, oke?"

"Di mana kalian minum kopi?" tanya Cheryl seraya memicingkan matanya.

"Hei, kalian benar-benar keterlaluan! Ada ratusan kedai kopi dan restoran di Chicago," sungut Sheila.

"Apa Jack menganjakmu minum kopi di rumahnya?" tebak Elena.

Ya Tuhan, Sheila ingin mengubur dirinya saja karena hampir tidak memiliki celah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan konyol dari dua orang di depannya. Meskipun di dalam persidangan dirinya adalah orang yang cerdas dan tangkas, tetapi menghadapi dua temannya Sheila merasa sangat payah hingga semakin terpojok.

Ia menyandarkan punggungnya seraya mengehela napasnya dalam-dalam. "Baiklah. Kuakui kalau kami minum kopi di kondominiumnya, dan stop menginterogasiku. Oke?"

"Ck, ck, ck...." Cheryl menggelengkan kepalanya. "Aku yakin masih ada beberapa hal yang kau sembunyikan."

"Aku sudah menceritakan semua," kata Sheila seraya memutar bola matanya dan berpura-pura pasrah.

Cheryl duduk di samping Sheila, Elena juga. " Baiklah, kalau begitu kita lupakan. Tetapi, bukan berarti kau bebas. Aku akan menanyai Jack jika ada waktu," ucap Elena.

Terserah saja, lagi pula Jack pasti sangat sibuk dengan urusan FBI-nya, kesempatan bertemu Jack pasti akan sangat kecil, pikir Sheila.

"Dan omong-omong... di mana tetanggamu yang seksi itu? Si anggota DEA yang membuatku ingin sekali menjadi buronannya," kata Cheryl.

Sejak menghadiri undangan makan-makan di tetangga barunya, Sheila belum bertemu lagi dengan Romero. Mungkin Romero sedang sibuk dengan pekerjaannya seperti biasa atau sedang sibuk mengurus rencana pernikahannya. Peduli amat.

"Aku sudah lama tidak bertemu dengannya," ucap Sheila kemudian menjilat bibirnya dan menatap Cheryl. "Oh, iya. Kulihat kemarin kau juga cukup lama mengobrol dengan idola masa SMA-mu, si Tampan Sean."

"Coba kau tebak apa yang terjadi antara aku dan Sean kemarin malam?" tanya Cheryl seraya menyeringai lebar.

"Biar kuceritakan, kau tidak perlu menebaknya," kata Elena seraya terkekeh. "Kami bersenang-senang dalam satu ruangan. Aku, Cheryl, Sean, dan Brian. Ketua OSIS dulu."

"Oh my God!" Sheila menutup mulutnya.

"Seharusnya kau dan Jack bergabung bersama kami," kata Cheryl dengan sangat santai.

Sheila menekan pelipisnya sembari berpikir jika cara pandangnya tidak salah, tidak ada cinta di dunia ini. Hanya ada hasrat. Teman-temannya sudah gila, dirinya juga. Cheryl memiliki tunangan dan Elena baru saja menikah beberapa bulan yang lalu tetapi mereka bersenang-senang dengan teman-teman SMA yang mereka jumpai di malam reuni.

Bersambung....
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate.
Salam manis dari Cherry yang manis.
🍒🥰♥️





SELINGKUH (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang