Hola, happy reading and enjoy!
Chapter 12
Seks Kilat di Kamar Mandi
Sean adalah kapten pemain basket di SMA, bahkan saat ini ia masih aktif bermain basket bersama tim nasional. Bukan hanya prestasinya yang membuat siapa pun akan berdecak kagum, Sean juga memiliki paras rupawan. Dengan tinggi 198 cm dan wajah yang rupawan bak dewa Yunani, di SMA dulu gadis mana yang tidak dapat ditaklukkan oleh Sean.
Cheryl adalah salah satunya gadis yang bersedia melakukan apa pun agar dapat menarik perhatian Sean dan sebagai langkah awal untuk mendekati Sean, Cheryl harus berada di lingkaran yang dekat dengan pujaan hatinya. Ia masuk ke dalam club pemandu sorak dan berhasil mendapatkan posisi sebagai kapten.
Saingan Cheryl tentu saja tidak sedikit, oleh karena itu ia juga membuat sebuah club khusus penggemar Sean dan peraturan utamanya adalah semua gadis di sekolah tidak diperbolehkan mengencani Sean dengan kata lain, Sean hanya boleh dikagumi. Tidak boleh dimiliki siapa pun. Jika ada gadis yang berani mendekati maka gadis itu harus berurusan dengan Cheryl dan anggota club.
Sebenarnya Cheryl membuat peraturan konyol itu hanya untuk melindungi harga dirinya. Ia adalah putri salah satu orang yang berpengaruh di Chicago dan di setiap harinya selalu berpenampilan sempurna, dengan rambut merah menyala mata yang besar dan bulat, ia merupakan salah satu siswi tercantik di sekolah. Sayangnya meskipun memiliki segalanya, usaha Cheryl mendapatkan Sean tidak ada hasilnya. Bahkan sampai mereka lulus SMA.
Sementara Brian, ia adalah mantan ketua OSIS yang tentunya sangat berpengaruh di sekolah. Tidak jauh berbeda dengan Sean, Brian juga memiliki paras yang tampan dan berwibawa juga penggemar. Elena mengagumi Brian, tetapi tidak sampai menjadikannya obsesi seperti Cheryl.
Elena hanya mengaguminya dari kejauhan dan diam-diam mencari cara untuk mendekati Brian meskipun berulang kali mengalami kegagalan hingga suatu saat ia mendapatkan kesempatan untuk menyapa Brian di saat mereka hanya berduaan di loker penyimpanan barang.
Itu hanya percakapan yang canggung, bahkan semua kalimat yang telah Elena rangkai seolah tercerai-berai saat berhadapan langsung dengan Brian. Tetapi, pada reuni kali ini tentunya Elena sudah lebih berpengalaman untuk sekedar menyapa Brian yang kini telah menduduki posisi sebagai seorang CEO di sebuah perusahaan milik keluarnya.
Apa lagi Elena berprofesi sebagai seorang digital marketing di sebuah perusahaan besar, perkara memulai pembicaraan bukan hal yang sulit. Elena mendekati Brian lalu memulai basa basi dimulai dari bertanya tentang pekerjaan dan tidak disangka jika Brian menunjukkan ketertarikannya bahkan memberikan kartu nama padanya dan menawarkan pekerjaan di perusahaannya.
"Kebetulan perusahaanku sedang mencari manajer pemasaran, dan kurasa kau kompeten di bidang ini," kata Brian.
Haruskah Elena menerimanya? Ia tidak bisa langsung menunjukkan antusiasmenya di depan Brian, tidak pantas berlaku demikian karena bisa saja Brian menganggap ia tidak mencintai pekerjaannya di perusahaan tempatnya bekerja saat ini.
"Aku akan mempertimbangkannya," kata Elena seraya tersenyum lalu memasukkan kartu nama itu ke dalam tasnya lalu melayangkan pandangannya kepada Cheryl yang sedang asyik mengobrol dengan Sean. "Aku akan bergabung dengan Cheryl dan Sean, apa kau mau bergabung?"
Tidak disangka Brian mengangguk dan mengikuti langkah Elena, pria tampan dan berwibawa itu melemparkan senyum kepada Sean lalu mengepalkan tinjunya di depan dada untuk menyapa Sean dan Sean menyambutnya dengan kepalan tangan sembari menyeringai.
"Hai, Dude. Bagaimana kabarmu?" tanya Sean.
"Akhirnya kita bisa menghadiri reuni ini setelah beberapa tahun selalu tidak memiliki jadwal yang cocok. Terutama kau, kulihat kau sudah melakukan tour keliling dunia," kata Brian.
"Keuntungan menjadi seorang atlet," ujar Sean seraya mengedikkan bahunya lalu menatap Elena. "Kau Elena, bukan?"
Elena menyeringai. "Ternyata ingatanmu sangat baik, ya?"
"Sebenarnya selain Cheryl, aku tidak begitu mengingat gadis-gadis di sekolah. Hanya saja kau dan Sheila sering bersama Cheryl, bagaimana aku tidak ingat kalian berdua?"
"Omong-omong, di mana Sheila?" tanya Brian.
Cheryl tersenyum dan berkata, "Dia hanya beberapa menit di sini lalu pergi bersama Jack."
"Jack Andrew?" tanya Sean.
Elena dan Cheryl mengangguk bersamaan.
"Sialan, aku ingin sekali melihatnya," kata Sean. "Apa kalian tahu mereka ke mana?"
"Kurasa Jack dan Sheila lebih menyukai reuni berdua dibandingkan terjebak di sini berlama-lama."
Sean tiba-tiba tersenyum. "Bagaimana jika kita susul mereka?"
"Tapi, aku tidak tahu mereka ke mana," kata Cheryl.
"Kebetulan aku menginap di dekat sini, mau mengobrol santai di kamarku? Maksudnya kita berempat," kata Sean.
***
Kamar yang ditempati Sean adalah presiden suite room, keempat orang itu duduk di sofa dan berbincang-bincang ditemani sebotol wine dan beberapa hidangan. Di tengah-tengah obrolan, Cheryl tidak sengaja menumpahkan gelasnya hingga mengenai pakaiannya. Ia bergegas pergi ke kamar mandi untuk membilas noda wine di gaunnya.
"Aku membawa beberapa kemeja, apa kau mau meminjamnya? Biar bajumu dicuci di Loudry hotel dulu," kata Sean.
Selengkapnya ada di KARYA KARSA.
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
♥️🥰🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH (21+)
Romance⚠️⚠️🔞🔞 Anak kecil minggir dulu! Tidak ada cinta yang Sheila tahu, hanya ada nafsu yang berujung pada perselingkuhan demi perselingkuhan yang ditemui oleh Sheila sepanjang perjalanan kariernya sebagai pengacara perceraian. Namun, tetangga seksiny...