4. Teman tapi Mesra

15.3K 160 12
                                    

Hola, happy reading and enjoy!

Teman tapi Mesra

"Baiklah, akan kukatakan "jangan tinggalkan aku, Romero"." Sheila kemudian tertawa cekikikan mengejek Romero.

Romero juga tertawa. "Aku serius." 

"Kapan kau akan menikah?" 

"Entahlah. Kami baru membicarakannya tadi." 

Sheila mengedikkan bahunya lalu melongok ke belakang punggung Romero di mana ruangan VIP berada. "Sepertinya pelayan sudah selesai menyiapkan hidangan kita." 

Romero tiba-tiba mencium bibir Sheila, sementara wanita itu berontak dengan memukul-mukul dada Romero untuk menolak ciuman Romero. Sayangnya tenaga Romero lebih besar dibandingkan dengan tenaga Sheila. Romero adalah pria dengan perawakan tinggi besar, bahkan Sheila yang memiliki tinggi 165cm dan telah mengenakan sepatu dengan hak 10cm masih tidak dapat menyamai tinggi pria dengan manik mata cokelat itu.

"Romero! Lepaskan!" kata Sheila seraya terengah-engah, nyaris kehabisan napas. "Kau masih ingat, 'kan? Di antara kita tidak boleh ada ciuman bibir!" 

Romero tersenyum miring lalu mendaratkan bibirnya di leher Sheila. Dikecupnya leher jenjang wanita itu lalu dengan lidahnya dijilatinya dengan gerakan memutar. Ditariknya gaun Sheila yang berkerah V rendah di dadanya. Ia menyeringai mendapati Sheila tidak mengenakan bra. Wanita itu pasti terburu-buru hingga tidak sempat mengambil bra-nya. 

Segera di masukkan puting payudara Sheila ke dalam mulutnya, dihisapnya dengan lidahnya sementara satu tangannya meremas payudara Sheila yang lain. 

"Oh, Tuhan. Sheila...." Romero merasakan kejantanannya sangat tersiksa di balik celan jins-nya, tetapi ia tidak ingin egois. Sheila harus mendapatkan orgasme terbaik berlebihan dahulu baru dirinya dapat menyenangkan diri. 

Ia kemudian berlutut di depan Sheila, senang rasanya mendapati Sheila mengenakan rok. Ia hanya tinggal menyingkirkan celana dalam Sheila yang tipis lalu memasukkannya ke dalam saku celana jins-nya. Diletakkan satu lipatan kaki Sheila ke pundaknya, dibenamkannya kepalanya di antara selakangan Sheila. Dijilatinya bagian yang lembut dan basah itu dengan lidahnya hingga Sheila terdengar mengerang. 

Kemudian ditekannya bagian kewanitaan Sheila dengan jemarinya sementara lidahnya masih bermain-main di lubang kenikmatan Sheila, wanita itu menjambak rambut Romero. Tetapi, Romero tidak peduli. Ia terus melakukan permainannya hingga Sheila mendapatkan pelepasan pertamanya. 

Sheila menghela napasnya. "Bajingan!" 

Romero terkekeh. "Aku benci tidak bisa mendengar umpatanmu di tempat tidur." 

"Tidak ada tempat tidur, tidak ada ciuman bibir," ucap Sheila.

Wanita itu tersenyum nakal lalu menarik pergelangan tangan Romero memasuki ruangan makan di mana hidangan yang mereka pesan telah tersaji. Persetan dengan hidangan itu karena hidangan sesungguhnya malam ini ada di depannya. Setelah mendapatkan orgasme beberapa kali, setidaknya malam ini ia akan dapat tidur nyenyak.

Sheila melepaskan pakaiannya, bertelanjang di depan Romero rasanya biasa saja. Mungkin karena pria yang pertama melakukan seks dengannya adalah Romero dan sampai sekarang mereka masih melakukannya jika ada kesempatan. 

Ia kemudian melepaskan kancing celana jins Romero, ia melirik es krim stroberi yang ada di meja. Benar-benar sempurna, makan malamnya akan dimulai dari es krim itu. Sheila menyendok es krim itu lalu melumurkannya di kejantanan Romero. 

Ia menatap Romero dengan tatapan nakal lalu dijilatinya kejantanan Romero yang keras dan mengacung hingga es krimnya benar-benar tidak lagi bersisa.

"Kau memang nakal, Sheila," geram Romero. 

Seila memasukkan kejantanan Romero hingga rasanya ujung kejantanan sahabatnya menyentuh kerongkongannya. Ia lalu memaju mundurkan kepalanya, melakukan blow job dengan sebaik-baiknya hingga Romero mencengkeram rambut Sheila karena saking nikmatnya. 

"Sheila, hentikan." Romero nyaris meledak. Mulut Sheila terasa lembut, hangat, dan benar-benar nikmat.

Bersambung....
Selengkapnya bisa dibaca di KARYA KARSA
🌸🍒😚

SELINGKUH (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang