Hola, happy reading and enjoy
Chapter 5
Fantasi Seks
Sheila menengadahkan wajahnya dari layar MacBook-nya saat terdengar ketukan di pintu kantornya yang terbuka. Sahabatnya, Amy berdiri di sana dan memegangi dua gelas kopi.
"Oh, kau datang tepat waktu," desah Sheila seraya tersenyum senang melihat apa yang berada di tangan Sheila.
Amy melangkah mendekati Sheila dan meletakkan dua gelas kopi Starbucks di tangannya ke atas meja. "Dari raut wajahmu, aku yakin kau sedang dalam masalah dan membutuhkan kopi dingin."
"Terima kasih," ucap Sheila.
"Aku yakin Jason melakukan hal yang tidak kau senangi lagi."
Sheila mendengus seraya mengupas bungkus sedotan kopinya. "Jason memberiku kasus perceraian yang hanya dengan mengingatnya saja membuatku muak."
Amy juga seorang pengacara perceraian sama seperti Sheila, mereka bekerja di firma hukum yang sama dan mereka sudah salaing mengenal sekitar lima tahun.
"Ya. Kekerasan dalam rumah tangga adalah kasus yang paling kubenci juga," ujar Amy.
Sheila meraih gelas kopi dingin dari Starbucks yang dibawa Amy lalu meminumnya menggunakan sedotan. "Benar-benar tidak pantas disebut pria jika tangannya digunakan untuk memukuli wanita."
"Bahkan banci saja tidak mengangkat tangannya untuk berkelahi dengan wanita. Kurasa," timpal Amy.
"Yeah. Kau benar, paling tidak mendekati." Sheila memegang gelas Starbucks dan menggeser-gesernya di atas meja. "Tapi, aku masih heran dengan wanita yang dibutakan cinta atau apa, entahlah. Saat pasangan mereka berjanji untuk tidak mengulanginya mereka dengan bodohnya akan luluh," ujarnya dengan muram.
Amy yang sedang menyedot kopinya berhenti. "Itu benar-benar tolol."
Sheila setuju dengan ucapan Amy, wanita yang mentolerir dan memberikan kesempatan berulang kali kepada suaminya yang ringan tangan pantas disebut 'tolol'. Karena tidak sedikit wanita yang akhirnya bertahun-tahun membuang waktu bersama pria jahanam kemudian baru menyadari ketolololan mereka setelah banyak hal dikorbankan. Menjadi cacat secar fisik dan mental misalnya.
Ah, Sheila muak memikirkannya. Ia lebih tertarik mengganti topik pembicaraan dibandingkan membicarakan kedangkalan beberapa orang yang akhirnya merugikan diri sendiri.
Ia berdehem, "Omong-omong, akhir-akhir ini aku tidak melihatmu bersama Max."
Max adalah kekasih Amy, mereka kebetulan satu kantor, biasanya Amy dan Max hampir selalu terlihat bersama-sama di luar jam sidang.
Amy menyeringai dan menjilat bibirnya. "Aku dan Max sudah putus."
"Putus?"
"Kurasa Max tidak cocok untukku."
Sheila tertawa, "Kau merasa tidak cocok setelah menjalani hubungan dua tahun? Kalian juga sudah tinggal bersama, ya Tuhan...."
"Itu lebih baik." Amy melihat ke sekeliling dan mendekatkan wajahnya kepada Sheila. "Sebenarnya aku sudah berkencan dengan seseorang. Dia pria Jerman dan kembar."
Alis Sheila berkerut. "Kembar? Apa hubungannya?"
Amy menatap Sheila. "Jangan katakan kau terlalu polos atau tidak pernah berfantasi melakukam seks dengan dua pria."
Mata Sheila terbelalak. "Kau gila?"
Amy terkekeh. "Itu tidak gila, Nona. Kau bayangkan saja, satu pria melayanimu saja sudah menyenangkan. Bagaimana dengan dua orang?"
Ish.... Sheila mengernyitkan dahi. "Tidak, tidak. Aku tidak bisa membayangkannya."
Amy tertawa jail. "Kalau begitu, coba saja kau menonton film porno. Yang gang bang misalnya."
Sheila pernah menontonnya, tetapi hanya dengan membayangkan saja ia merasa ngilu karena menghadapi Romero seorang saja dirinya sudah seperti seekor kelinci di tangan predator.
Bersambung....
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate.
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
♥️🥳🥰🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH (21+)
Romance⚠️⚠️🔞🔞 Anak kecil minggir dulu! Tidak ada cinta yang Sheila tahu, hanya ada nafsu yang berujung pada perselingkuhan demi perselingkuhan yang ditemui oleh Sheila sepanjang perjalanan kariernya sebagai pengacara perceraian. Namun, tetangga seksiny...