Chapter 2
Seks Sama Berondong
Benjamin yang biasa dipanggil Ben, usianya baru dua puluh lima tahun. Pria berkulit agak gelap itu memiliki wajah tampan, tubuhnya tinggi, besar, dan tegap. Warna matanya cokelat gelap dan rambutnya hitam. Cameron tidak sengaja menubruknya di lorong dekat toilet dan saat itu pula ia merasakan sesuatu yang membuat batinnya bergelora. Seperti saat pertama kali bertemu Joshua dua belas tahun yang lalu.
"Ben...," rintih Cameron saat Ben mengambil alih kendali ciuman mereka lalu mendorongnya ke pintu kamar hotel yang terkunci.
Lalu dengan gerakan yang kasar, Ben melepaskan blezer yang dikenakan Cameron. Membiarkan benda itu teronggok di lantai begitu saja dan selanjutnya ia menarik blouse Cameron melewati kepalanya. Tangan Ben meremas payudara Cameron dengan gerakan lembut, tetapi menggoda. Mulut pria itu kemudian menjelajahi leher dan tulang selangka Cameron lalu dilahapnya puting payudara Cameron seperti seorang bayi yang kehausan.
Cameron mengerang, merintih karena godaan lidah Ben di puncak payudaranya yang tegang dan mengeras. Godaan-godaan lidah Ben menciptakan cairan panas yang bergelung di kewanitaannya.
"Oh, Ben...." Cameron membelai rambut Ben dengan lembut dan memanggil namanya.
Ben mendongak seraya menyeringai lalu memindahkan tangannya, disingkapnya rok span Cameron dan ia berlutut di depan Cameron. Ditariknya celana dalam Cameron dan dicampakkannya ke lantai. Ia lalu menyentuh kewanitaan Cameron dengan jari-jarinya yang besar dan ia menyeringai.
"Kau sudah basah sekali, Cam."
Cameron menggigit bibirnya dan tersenyum lalu berkata, "Aku selalu basah bahkan jika hanya dengan mengingat namamu."
"Aku merasa sangat tersanjung."
"Yeah, kau pantas mendapatkannya."
Ben membelai kewanitaan Cameron dengan hati-hati, Cameron merenggangkan kakinya agar Ben leluasa menggodanya lalu pria itu memasukkan jari tengahnya ke dalam kewanitaan Cameron kemudian menggerakkannya keluar masuk dengan tempo yang pelan.
Cameron memejamkan matanya seraya mencoba bernapas dengan benar. Meskipun gerakan Ben lembut dan teratur, tetapi itu sudah cukup membuat gairahnya membara.
"Sial! Ben, ooh... kumohon...!"
Ben mempercepat tempo geraka tangannya lalu ketika Cameron mulai belingsatan dan menjambak rambutnya, Ben mengentikan gerakan tangannya. Cameron menghela napasnya dan membuka mata, ia menatap Ben seolah-olah akan memakan pria itu bulat-bulat.
"Kau berani mempermainkan aku?"
Ben kemudian menambahkan jari telunjuknya ke dalam kewanitaan Cameron, menggerakkan tangannya dengan pelan dan mulutnya menciumi bibir Cameron yang terus-menerus mendesah karena kebutuhan mendesak yang membuatnya terlena hingga semakin yakin jika dirinya harus segera bercerai dari Joshua.
Cameron mencengkeram punggung Ben ketika kenikmatan menerjangnya, pelepasan pertamanya di hari Senin benar-benar membuat semangatnya bertambah seratus kali lipat untuk melanjutkan pekerjaan di kantornya siang nanti, pikirnya senang. Mungkin ia harus menambah satu lagi pria seperti Ben agar ia tidak lekas merasa bosan, pikirnya lagi.
Ben menjauhkan tangannya dari kewanitaan Cameron, menjilati jari-jarinya yang berlumuran cairan Cameron lalu membawa Cameron ke atas tempat tidur. Direbahkannya Cameron di atas seprei putih, lalu dilepasnya rok Cameron dan membiarkan sepatu Cameron tetap berada di tempatnya.
Kemudian bibir Ben menghadiahkan kecupan-kecupan halus di paha Cameron dan berakhir dengan lidah pria itu berada di inti kewanitaannya. Cameron melenguh, menggeliat senang hingga dadanya membusung dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
"Oh, Ben! Aku suka mulutmu."
Ben memiliki keterampilan yang luar biasa, cara Ben menjilati kewanitaan Cameron adalah yang terbaik di antara semua mantan kekasihnya. Bahkan tidak dapat dibandingkan dengan suaminya.
"Ben, jangan berhenti...," ucap Cameron lagi.
Selengkapnya bisa dibaca di Google Play Book / Google Buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH (21+)
Romance⚠️⚠️🔞🔞 Anak kecil minggir dulu! Tidak ada cinta yang Sheila tahu, hanya ada nafsu yang berujung pada perselingkuhan demi perselingkuhan yang ditemui oleh Sheila sepanjang perjalanan kariernya sebagai pengacara perceraian. Namun, tetangga seksiny...