-Three-

18 14 5
                                    


Sementara itu di kantin

"Eh, dia masuk tahun ini kan? jurusan apa dia?" Tanya Galang.

"Dia? Dia siapa? Kok gue gatau?" Tanya Daffa penasaran.

"Masa lo lupa, dia siapa." Jawab Galang membiarkan Daffa berfikir.

"Dia masuk jurusan IPA." Jawab Arsha.

"Wih dapet kelas apa dia?" Tanya Galang antusias.

"Kelas X IPA 2." Jawab Elvan dengan wajah datarnya. Sedangkan Daffa masih berkutat dengan pikirannya mencari tahu dia yang dimaksud ketiga temannya itu.

"Aduh siapa si anjir, gue gatau sumpah." Ucap Daffa menyerah.

"Yaahh si goblok masa gatau si, otak lu udah lumutan ya gabisa dipake buat mikir." Ledek Galang.

"Gue emang gatau nyet yang dimaksud lu bertiga siapa. Lagian kasih tau aja ngapa si, tinggal nyebut nama susah amat. Mulut lo jamuran emang gabisa ngasih tau gue." Ucap Daffa kesal sambil menunjuk mulut Galang.

"Lama-lama ngeselin lo anj-"

"Naura." Potong Arsha sambil memasukkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya.

"Naura... Oh iya lo pernah cerita tentang dia sedikit. Temen kecil lo berdua kan?" Tanya Daffa memastikan perkataannya sambil melirik Arsha dan Elvan yang masih asik berkutat dengan kesibukannya masing-masing.

"Iya." Jawab Elvan singkat.

"Lo bertiga saling kenal pas umur berapa taun?" Tanya Galang.

"Elvan yang duluan kenal sama Naura, gue kenal mereka berdua pas umur gue 8 tahun. Mereka berdua lebih dulu kenal selama 2 tahun." Arsha menjelaskan.

"Oh begitu." Galang mengangguk paham.

"Eh itu Naura kan ya, baru juga diomongin tadi. Gimana kalo gue ajak dia gabung disini?" Tanya Galang memastikan.

Elvan melirik sebentar dan menjawab "Yaudah ajak aja coba."

"Naura!"

Naura menoleh mencari sumber suara dan melihat ke arah Galang,

"Disini masih ada tempat nih!"

"Iya Naura disini aja, kantin rame soalnya." Ajak Daffa.

Naura kembali bertanya kepada teman-temannya yang saat ini memegang makanan masing-masing.

Setelah mendapat persetujuan, Naura menghampiri dan menyapa semuanya sebelum duduk disamping Elvan dan berhadapan dengan Arsha.

"Gimana menurut lo Ra sekolah sama temen kelas lo?" Daffa membuka pembicaraan.

Naura tersenyum dan menjawab, "Sekolahnya bagus kok, temen kelas juga baik semua."

Daffa mengangguk "Syukur deh kalo temen kelas lo baik semua"

Naura melihat Elvan yang sibuk dengan gadget miliknya dan bertanya "Vano main game apa? seru banget kayaknya."

Elvan menoleh sebentar, "Biasa, game fps."

"Kayaknya seru banget, boleh minta ajarin main?" Tanyanya memastikan.

"Yauda lo download dulu aja gamenya, nanti gue ajarin mainnya gimana."

Naura pun gembira dan buru-buru ia mendownload game yang dimaksud.

Daffa yang sedari tadi memperhatikan kedekatan mereka berdua, "Lo berdua emang deket ya?"

Kesal Galang mendengarnya, padahal sudah tahu mereka teman sejak kecil, "Iyalah dodol pake nanya." Dan memukul punggung Daffa.

"Oh iya gue cabut duluan ya, biasa ada urusan nih. Lagian bentar lagi bel masuk." Tiba-tiba Arsha bangkit merapikan meja membawa botol air mineralnya.

"Dasar, sibuk mulu lo, makanya gausa jadi OSIS biar free mulu kek gue nih." Ledek Galang.

Arsha tersenyum dan melambaikan tangan bergegas pergi dari sana, ia perlahan menghilang dari pandangan.

Galang menghela napas sambil mengaduk es jeruknya "Dasar OSIS paling sibuk."

Sebenarnya sedari tadi Kanna memperhatikan sikap Arsha disana, ia masih berpikir apakah perkataannya tadi terkesan terlalu ikut campur dan sok tahu atau tidak. Tapi sepertinya Arsha terlihat biasa saja dan tidak memikirkan perkataannya tadi. Syukurlah pikirnya.

Berjalan menuju toilet bukan ruang OSIS, Arsha berbohong jika ia ada urusan tadi. Entah karena apa, rasanya ia ingin segera pergi dari sana. Mencuci muka untuk menjernihkan pikirannya. Pikiran yang sangat bercabang tentang segala hal. Salah satunya Arsha masih memikirkan perkataan Kanna. Arsha benar-benar pandai berpura-pura dan lihai menyembunyikan segala hal.

~~~

Angin berhembus menerpa seorang pria dengan rambut dan mata berwarna hitam. Sedari tadi ia menyandarkan tubuh tingginya di dinding sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.

Mengawasi seorang gadis dari kejauhan,

Arsha bergumam, "Keanna Adeeva Andara, kelas XI IPS 3." dan tersenyum tipis dengan tatapan tak terbaca dan beranjak pergi dari sana.

Arsha Erzhan Agarva. Ramah, baik, dewasa, tidak pernah membuat masalah sekaligus menjadi anggota OSIS dan termasuk siswa yang berprestasi tidak hanya dikelasnya. Berasal dari kelas yang paling terkenal rajin dan cerdas juga selalu patuh dengan semua guru, XI IPA 1. Bertolak belakang dengan XI IPS 3, kelas Kanna.

Kelas Arsha selalu membuat guru bangga dan bahagia, sedangkan kelas Kanna selalu saja membuat guru pusing dan kesal.

Kanna dan Arsha sudah saling kenal, tetapi tidak dekat dan sebatas tahu nama saja. Jika mereka berpapasan juga pasti hanya tersenyum dengan sapaan biasa.

Mereka saling kenal pun sudah pasti karena Kanna yang menyapanya duluan, ia selalu menyapa siapapun dan apapun yang ingin ia sapa, bahkan sampai semut pun ia sapa. Aneh memang gadis satu itu.

Arsha terus berpikir tentang apa yang Kanna katakan, apakah semua orang melihatnya seperti Kanna, atau hanya gadis itu saja. Padahal Arsha sudah yakin jika ia sudah menyembunyikannya dengan baik. Bukankah biasanya orang lain akan senang dengan dirinya yang selalu bisa diandalkan dan selalu mengatakan,

"Arsha emang bisa diandelin ya."

"Anak berprestasi kayak Arsha emang beda ya, bisa ngelakuin apa aja."

"Akademik, non akademik. Kayaknya semua bisa lo lakuin ya."

"Arsha hebat ya, kurang apa lagi coba?"

"Gue iri sama lo deh, soalnya lo bisa segalanya."

Jika banyak orang yang berpikiran seperti Kanna, maka ia harus bisa menutupinya dengan lebih baik lagi. Ia bahkan sempat berpikir untuk menjaga jarak dengan Kanna, karena ia merasa Kanna akan mengetahui segalanya jika terlalu dekat dengannya.

Tetapi kehidupan itu memang rahasia dan mengejutkan,

Arsha tidak pernah menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan Kanna dalam situasi yang tidak pernah ia duga sebelumnya,

"Kanna?"

Kanna terdiam membeku di tempat. Ia bingung harus bersikap bagaimana di situasi ini,

"L-lo salah orang gue bukan Kanna."

Sepertinya, takdir ingin mempertemukan mereka kembali di waktu yang tidak tepat.

To be continued!

_________________________________________

Gimanaa harinya semuaaa????
Semoga fun dan baik yaa!!!

Makin penasaran ga ni sama kelanjutan cerita Kanna dan Arsha???

Makanya vote, follow, comment, and share yaaa!!! jangan lupa add ke library kaliann!!! Biar author makin semangat ni lanjutin ceritanyaa!!!

See u guys and siraman cingtah untuk pembacaa!!!❤❤❤

ARSHANNA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang