-Seven-

11 9 0
                                    

Kanna berjalan termenung memikirkan banyak hal sampai memenuhi kepalanya. Ini sudah waktunya pulang tetapi Kanna terlihat tidak terlalu bersemangat dibanding temannya yang lain. Mendengarkan musik selagi menunggu angkutan umum sudah menjadi kewajiban keseharian Kanna. Kanna menghembuskan nafas, ia berharap hari ini bisa sampai rumah dengan tenang tanpa ada masalah baru seperti sebelumnya.

Tinn!

Tetapi sepertinya harapan Kanna belum bisa terkabul, karena saat ini gadis itu melihat seorang pria dengan kaca helm terbuka memperlihatkan wajahnya yang tampan.

"Ayo naik!" Ajak Arsha tanpa turun dari motornya. Membuat Kanna terdiam membeku dan kebingungan, apakah ia tidak sedang berhalusinasi atau salah dengar karena telinganya tertutup earphone berwarna hitam.

Kanna menoleh ke kanan dan kiri dirinya, tetapi nihil. Hanya ada dirinya terduduk sendirian disana, ia pun melepaskan salah satu earphonenya dan menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingung tanpa berkata apapun.

"Iya, lo Kanna. Ayo pulang bareng gue." Gemas Arsha melihat tingkah Kanna padahal sudah tahu ia sendirian disana.

Tanpa beranjak dari tempat duduknya gadis itu menunjuk pria yang sedikit jauh didepannya, "Lo? Ngajak pulang gue?" Tanya Kanna memastikan dan kemudian menunjuk dirinya sendiri.

Arsha merasa kesabaran dirinya mulai berkurang akhirnya membuka helm dan turun dari motor yang ia naiki. Pria itu menghampiri gadis manis yang masih saja setia terduduk disana.

"Iya Keanna Adeeva Andara. Daripada lo nungguin sendirian disini mending pulang bareng gue."

Si gadis bangkit dari tempat duduknya, "Maaf Sha, gue harus nolak tawaran lo. Makasih banyak udah nawarin gue." Gadis itu tersenyum penuh penolakan. Kanna tidak tahu ataupun ingin tahu alasan Arsha yang sebenarnya, karena tidak pernah Arsha seperti ini sebelumnya.

Lagipula, ia lebih nyaman pulang sendiri daripada dengan orang lain, ia juga terkadang menolak tawaran dari siapapun untuk pulang bersama. Sepertinya gadis itu adalah introvert bertopeng ekstrovert. Terlebih tawaran dari seseorang seperti Arsha, tidak perlu berpikir dua kali lagi bagi Kanna untuk menolak tawaran itu.

"Kenapa?" Tanya Arsha yang bingung karena tawarannya ditolak dengan secepat kilat begitu saja.

Si gadis malah memiringkan kepalanya, "Bukannya harusnya gue yang nanya kenapa ya? Karena kita deket pun ngga?" Kanna benar-benar trust issue terhadap siapapun!

"Emang ada peraturan ga tertulis kalo ngajak pulang bareng itu harus orang yang deket sama lo?" Balas pria itu sengit.

"Karena menurut gue gaada manusia yang mau direpotin sama orang yang ga deket kecuali karena ada motif tertentu, atau... Karena rasa kasian." Batin Kanna.

Jika karena opsi pertama, Kanna tidak akan mau karena ia tidak tahu alasan sebenarnya. Jika karena opsi kedua, Kanna akan benar-benar merasa tidak enak karena telah merepotkan Arsha hanya karena rasa iba kepada dirinya.

"Ga ada peraturan, tapi biasanya begitu. Lagian gapapa kok Sha, gue bisa pulang sendiri."

Arsha menghembuskan nafas kasar, "Kalo gue bilang mau coba deket sama lo. Lo mau pulang bareng gue?"

Kanna terkejut akan jawaban yang dilontarkan oleh Arsha, ia tidak menyangka bahwa Arsha akan menjawab seperti itu.

"Hah? Deket sama gue? Ah apa karena soal kejadian waktu itu? Tenang aja Sha, aman kok hahaha." Kanna tertawa untuk menghilangkan kecanggungan diantara mereka.

Tiba-tiba angkutan umum lewat begitu saja, mengabaikan Kanna disana. Ia baru saja tersadar disaat kendaraan yang ditunggunya sudah pergi jauh.

"Akh! Itu!" Pekik Kanna saat baru tersadar, ingin mencoba lari mengejar tapi sudah terlalu jauh. Ditambah lagi disini masih ada Arsha yang menunggu.

"Sial! Gara-gara dia gue jadi ga sadar." Umpatnya dalam hati.

Arsha tersenyum meledek, "Yah lewat gimana dong Na? Jadi kan pulang bareng gue?"

Kanna pun membalas dengan senyuman meledek, "Yah gimana ya Sha, gue masih bisa pesen ojek online nih." Sembari menunjukan aplikasi ojek online.

Pria itu tersenyum kesal, bahkan auranya pun sedikit berubah. Secara tiba-tiba, ia mengambil handphone dengan case kulit milik gadis di hadapannya, "Intinya lo pulang bareng gue kalo mau hp lo balik." Ucap Arsha frustrasi dan kesal oleh gadis dihadapannya ini. Bahkan ia pun berjalan pergi ingin menaiki motornya dan meninggalkan Kanna disana.

"Akh! Sialan lo, maksa ini namanya." Kesal Kanna karena pria ini masih saja memaksanya padahal ia tidak mau.

"Naik, pake nih helm." Akhirnya Arsha memberikan helm lain kepada Kanna.

"Cih." Mau tak mau Kanna harus menuruti perintah Arsha demi handphone kesayangannya itu.

Di perjalanan gadis itu berfikir, apakah pria didepannya ini memang pemaksa dan suka memerintah seperti ini? Jika iya, Kanna benar-benar kagum karena selama ini Arsha selalu terlihat tenang, sabar dan selalu mengalah.

"Salut si gue." Gumam Kanna tak jelas terdengar.

"Hah? Lo ngomong apa?"

"Lo maksa banget!"

"Kan gue udah bilang kalo gue mau coba kenal lo lebih deket!"

"Untungnya apa buat lo kalo deket sama gue?!"

"Lo kenapa si selalu curiga sama gue Na?!"

Mereka berbicara dengan nada tinggi agar bisa saling mendengar satu sama lain. Kanna tersentak mendengar pertanyaan Arsha, "Gimana gue ga curiga sama orang yang selalu bohong kayak lo Sha." Batin Kanna tanpa berani ia ucapkan.

Tunggu dulu, memangnya sebelumnya Kanna pernah memberitahukan alamat rumahnya kepada Arsha? Kenapa Arsha bisa tahu arah jalan menuju rumahnya? Kanna semakin terdiam membeku bagaimana Arsha mengetahui arah rumahnya. Lihat, bagaimana mungkin Kanna tidak menaruh rasa curiga pada Arsha jika pria itu saja terlihat mencurigakan seperti ini.

"Sha, emang sebelumnya gue pernah ngasih tahu alamat rumah gue ke lo ya?" Tanya Kanna was was.

Deg!

Dirinya benar-benar terbawa suasana saat mengobrol dengan Kanna dan lupa untuk bertanya dimana alamat rumahnya.

"Lo lupa? Kan waktu itu kita ketemu di sekitar sini, jadi gue pikir rumah lo ya disekitar sini,"

"Terus abis ini kemana Na?" Tanyanya berpura-pura, padahal sebenarnya Arsha sudah mengetahui dimana rumah Kanna. Karena sebelumnya, pria itu mengikuti Kanna secara diam-diam sejak kejadian saat itu. Dasar stalker!

Dengan sedikit rasa curiga, gadis itu hanya meminta Arsha menurunkannya di jalan dekat rumahnya. Kanna tidak mau Arsha mengantarkannya sampai tepat didepan rumahnya.

Sesampainya di kamar, Kanna segera merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya, "Hahh sialan si Arsha maksa banget, besok-besok semoga gue ga ketemu dia lagi."

Berucap penuh harap walaupun keesokan harinya ia kembali merutuki kecerobohan dirinya sendiri.

________________________________________

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA EPISODE INI!!!

Arsha masih aja ni deketin Kanna, modus apa modusss ya???

Jangan lupa vote, comment, share, and add library ya cingtahh!!!!

Siraman cingtah untuk para readers❤❤❤

ARSHANNA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang