-Four-

21 11 5
                                    

~~~

"Ah ujan deres banget, baru juga selesai piket,"

"Mana ga bawa payung atau jas ujan lagi cih."

"Mau gamau harus tunggu sampe reda haahhh...." Gerutu Kanna dan menghela napas.

Sedangkan teman-teman Kanna sudah pulang duluan karena sudah ada yang dijemput dengan mobil, atau naik motor dengan jas hujan terlebih lagi mereka semua berbeda dan berlawanan arah dengan Kanna.

Ia juga tidak mau karena takut merepotkan teman-temannya. Setiap ajakkan untuk pulang bersama semua selalu Kanna tolak. Selain karena tidak mau merepotkan, Kanna adalah tipe orang yang mudah merasa tidak enak kepada orang lain. Ia juga tidak pernah mau menerima kebaikan dari orang lain karena ia pikir tidak ada kebaikan tanpa alasan. Atau mungkin kebaikan mereka hanyalah basa-basi, dan akan mengungkit tentang kebaikan yang telah diberikan padanya. Pikir Kanna.

Padahal tidak semua orang begitu. Kanna memang tidak mudah percaya dengan yang namanya manusia.

Jika ia pulang terlambat, Kanna juga selalu mengirimi pesan kepada Mamanya. Karena ia tidak mau membuat orang tuanya khawatir dan marah karena tidak memberi kabar kepadanya. Mamanya memang memiliki tingkat kekhawatiran yang sangat tinggi menurut Kanna.

Kanna duduk di depan kelasnya dan selagi menunggu hujan reda, Kanna mendengarkan musik dan membaca komik ataupun novel untuk menghilangkan kebosanannya. Untungnya, sekolah tidak terlalu sepi karena lumayan banyak yang menunggu redanya hujan.

Kanna melihat jam yang menunjukkan pukul 3.42. Yang artinya Kanna sudah menunggu kurang lebih sekitar 25 menit karena sisanya Kanna gunakan untuk piket tadi. Hujan perlahan mulai berhenti, dan Kanna akhirnya memutuskan untuk secepatnya beranjak pergi dari sana.

Kanna berjalan cepat menuju halte dekat sekolahnya, "Semoga datengnya cepet." Gumam Kanna.

Kanna selalu menggunakan angkutan umum yang ada, hanya dalam keadaan darurat Kanna akan memesan ojek online agar sampai lebih cepat. Syukurlah tidak lama Kanna sampai di halte, sudah ada angkutan umum yang datang. Jadi, Kanna tidak akan pulang lebih lama lagi karena tidak harus menunggu angkutan umum.

Sebenarnya Kanna lebih suka pergi kemanapun sendirian, karena ia bisa menikmati waktunya sendiri. Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa Kanna tidak ingin pulang bersama temannya.

Selama perjalanan Kanna sangat menikmati melihat pemandangan dari dalam angkutan umum sembari mendengarkan musik kesukaannya. Ia juga suka mengamati dan memperhatikan lingkungan serta orang-orang yang sibuk dengan kesibukkannya masing-masing.

Ada ibu-ibu yang membawa anaknya, ada pegawai kantoran yang terlihat sibuk dengan telfonnya, ada penjual makanan pinggiran yang sedang melayani pelanggannya, ada anak kecil yang menangis memaksa untuk dibelikan mainan, bahkan ada juga kucing yang berkelahi memperebutkan wilayah.

Kanna tersenyum, "Kehidupan itu memang bermacam-macam." pikirnya. Melihat bagaimana keadaan lingkungan sekitar, bagaimana orang-orang melakukan aktivitasnya masing-masing. Itu semua sudah cukup untuk memberi percikan semangat di dalam diri Kanna.

"Gue harus lebih semangat lagi." Gadis itu menyemangati dirinya.

Setiap orang pasti memiliki kesulitan dan kemudahan di kehidupannya masing-masing. Tidak mungkin ada manusia yang sama sekali tidak pernah merasakan kebahagian di hidupnya, sekecil dan sedikit-dikitnya pasti mereka pernah merasa bahagia.

"Akhirnya sampe sini juga, ah iya sebelum pulang mau beli buku gambar sama pulpen dulu deh. Capek banget pulpen taro di meja dan ga ngeliat sedetik aja udah ilang, punya temen kelas pada berbakat jadi maling semua."

Kanna heran bagaimana teman-teman kelas reognya itu bisa mengambil barang secepat itu. Tidak mungkin juga terjatuh, karena jika jatuh pasti akan terlihat. Terkadang jika hilang Kanna akan mencarinya di setiap sudut terlebih dahulu. Tetapi nihil, tidak ditemukan dimanapun itu. Kanna juga pasti berteriak untuk bertanya siapa yang mengambil pulpennya, dan tentu saja tidak ada yang mau mengaku. Dan akhirnya Kanna menyerah untuk mencari.

Di fotocopy terdekat, Kanna membeli perlengkapan yang ia butuhkan beserta cadangannya. 1 untuk dibawa, dan sisanya Kanna letakkan di rumah. Mengetahui jika pulpennya selalu hilang, gadis itu akhirnya selalu membawanya di saku.

Kanna memasukkan barang yang ia beli tadi ke dalam tasnya kemudian bergegas pergi dan berniat untuk pulang ke rumah. Jarak dari Kanna turun angkutan umum ke rumah lumayan jauh untuk berjalan. Karena rute angkutan umum tidak bisa melewati jalan menuju ke rumahnya, Kanna masih harus berjalan lagi untuk sampai.

Berjalan menikmati langit yang masih sedikit mendung tanpa adanya kehadiran matahari disana, dengan jalanan yang basah karena bekas hujan tadi, dan udara yang sejuk juga harum khas setelah hujan.

Kanna melihat seekor kucing liar dan mengikutinya untuk memberi makan, "Ah meonggg sini pusss, meongg tunggu ini makanan."

Kucing dengan bulu berwarna putih dan corak orens sedikit dikepalanya itu mengabaikan panggilan Kanna. Walaupun kucing itu berlari dan berbelok ke arah gang kecil dan sepi. Tetapi Kanna masih tetap saja penasaran dan mengikutinya. Sampai Kanna kehilangan jejaknya karena kucing itu tiba-tiba berlari sekuat tenaga karena terkaget mendengar suara.

Bugh!

Kanna tersentak oleh suara yang didengarnya, "Eh, itu suara apa anjirr. Mirip suara orang berantem?" Kanna bertanya kepada dirinya sendiri. Kanna memang masih bisa mendengarkan suara di sekitar walaupun ia memakai earphone. Karena Kanna mengecilkan volumenya untuk bisa mendengarkan suara di sekitarnya juga.

"Duh ngeri banget, mending cepet-cepet pergi dari sini deh. Gue ga mau ikut terlibat dan kenapa-napa." Ucap Kanna dalam hati dan berjalan pergi dari sana.

"Heh bangsat! Denger gue baik-baik, sekali lagi gue liat muka lo semua di depan gue, gue bakal ngelakuin lebih dari sekarang. Mulai sekarang jangan pernah ganggu ataupun usik gue dan orang-orang yang deket sama gue. Atau lo semua bakal rasain akibatnya." Ucap pria itu seraya mengangkat kerah seorang pria yang terlihat sepantaran dengannya dan sudah tidak berdaya.

"Suaranya... ga asing, kayaknya gue kenal suara ini. Tapi ga mungkin kan ini sesuai apa yang terlintas di pikiran gue?" Ujar Kanna di dalam hati.

Kanna penasaran, tetapi ia takut untuk mengintipnya. Suara pukulan yang mengenai seseorang kembali membuatnya penasaran dan menghilangkan pikiran akan keselamatan dirinya.

Gerutu Kanna dalam hati, "Aduh sial, gue penasaran banget mau mastiin. Tapi gue takut kenapa-napa." Tetapi, rasa penasaran Kanna lebih besar dibanding ketakutannya. Ia ingin memastikannya dengan mata kepalanya sendiri.

"Ga bakal ketauan lah ya kalo intip dikit. Semoga pikiran gue salah." Ucap Kanna dalam hati sembari diam-diam mengintip siapa yang berada disana.

Deg

Kanna membelakkan matanya, terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya saat ini. Ia menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang matanya lihat saat itu.

To be continued ↓

_________________________________________

HALO GUYSSS!!!!
Gimana chapter kali ini? Ikut penasaran kayak Kanna?

Terus tunggu update chapter terbaru yaa

Jangan lupa buat terus vote, comment, and share yaa <3

Masukkin juga ke perpustakaan dan reading list kalian ya~

Jika ada kesalahan typo, komen aja buat ngasih tau letaknya yaa makasihh

Have a nice day guys^^

ARSHANNA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang