~~~
"Aahhhh segerrr, siang-siang gini enaknya minum es kopi biar sekalian ga ngantuk."
"Seger banget ya Na." Arsha menghampiri Kanna yang duduk di kantin bersama dengan Chika, Maya, Fiona dan beberapa temannya yang lain.
"Boleh gabung disini?" Tanya Arsha tiba-tiba.
"Hah? Gue ga salah denger? Disini cewek semua lo mau gabung?" Tanya Kanna bingung.
"Oh ga boleh ya? Ya gapapa kok kalo ga boleh gue cari tempat duduk lain aja." Ujar Arsha dengan raut kecewa.
"Ekhem uhuk, aduh Na kayaknya gue mau ke toilet dulu deh." Ucap Maya yang tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya.
"Eh gue ikut dong May, tungguin gue. Oh iya Fi, bukannya tadi lo bilang belum ngerjain pr? Keburu bel kerjain dulu sana. Kita duluan ya Na dahh." Chika yang terlihat mengerti maksud temannya itu pun segera pergi dari sana tak lupa mengajak dan memberi kode pada yang lain untuk segera memberi Arsha waktu dan tempat untuk bersama Kanna.
Tentu saja pria terpintar bernama Arsha itupun peka dengan situasi yang dibuat oleh teman Kanna. Tak lupa Arsha memberi senyum tanda terimakasih.
Arsha meletakkan buku dan minuman yang ia bawa sedari tadi di meja, seakan-akan memancing Kanna untuk bertanya buku apa itu. Tetapi ternyata Kanna hanya melihat sekilas dan tidak terlalu peduli akan buku yang dibawa Arsha. Terlihat acuh tak acuh gadis itu pun kembali meneguk es kopinya yang tersisa setengah.
Arsha membaca bukunya di hadapan Kanna, menunggu respon pertanyaan dari Kanna. Tetapi, respon Kanna berbeda dari yang ia kira.
"Lo kalo mau baca buku bukan disini tempatnya Sha," Kanna menunjuk arah gedung perpustakaan.
"Lo tau kan sekolah punya perpustakaan?" Lanjutnya.
"Kalo gue maunya baca buku deket lo kenapa? Ga boleh?" Semakin lama Arsha terlihat ingin mendapatkan hati Kanna. Pria itu terlihat seakan akan dirinya tertarik dan menyukai Kanna. Sayangnya Kanna bukan gadis yang mudah jatuh cinta atau membawa perasaan untuk hal-hal seperti itu. Ia berfikir dirinya tidak terlalu pantas untuk bersama dengan seseorang seperti Arsha.
"Lo diajarin gombal sama siapa Sha? Kayaknya Arsha yang gue kenal selama ini ga tukang gombal kayak gini deh?"
"Lo ga ketempelan setan playboy kan Sha?" Tanya Kanna yang berpura-pura terlihat khawatir.
"Pfftt, hahahaha Kanna Kanna.... ada ada aja pikiran lo itu. Ya engga lah, kan udh gue bilang sebelumnya sama lo, kalo gue mau deket sama lo. Lo lupa?" Arsha tertawa lepas dan matanya kembali menatap Kanna dalam senyuman yang tak dapat diartikan.
Kanna menghela nafas pasrah, "Yauda terserah lo deh Sha. Gue mau balik dulu bye-"
"Tunggu!" Dengan cepat Arsha menarik lengan Kanna.
"Kenapa lagi Sha?"
"Kok gue ditinggal sendiri? Temenin gue abisin minuman gue dulu ya Na?" Tanya Arsha dengan wajah sedikit memelas.
Kanna pasrah dan menuruti kemauan Arsha, ia kembali duduk di kursi yang ia tempati sebelumnya.
"Na, itu tali sepatu lo lepas. Sini gue bantu ik-"
"Ga usah, lo fokus abisin minuman lo aja." Kanna memiringkan tubuhnya kesamping dan mengikat kembali tali sepatunya yang lepas sesuai perkataan Arsha, padahal sebelumnya ia yakin bahwa tali sepatunya sudah ia ikat kencang dan jarang lepas. Kanna bingung tetapi ia tidak mau terlalu memikirkannya. Setelah selesai ia kembali menghadap Arsha dan tidak disangka sikut lengannya menyenggol gelas minum Arsha dan lebih parahnya lagi minuman Arsha tumpah tepat mengenai buku Arsha yang berada di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHANNA [On Going]
Teen Fiction'When the Sun finds it's Light' "Terkadang banyak lara tersimpan rapat dalam topeng berukir senyum Menyimpan dan menahan perih luka yang tak terobati sekian lama Dan akhirnya menjadi kawan dengan sengsara dalam kegelapan" ...