Chapter 4 - Secuil harapan

161 9 0
                                    

***

"Terimakasih atas bimbingannya". Ucap Kyota.
"Hm, tak masalah. Aku pamit pulang ya, jemputan ku sudah datang". Balas Akira.
"Hm, iya". Balas Kyota.
("Benar-benar anak orang kaya"). Sambungnya dalam hati.

"Sampai jumpa". Ujar Kyota sembari melambaikan tangan.
Akira pun membalasnya dengan lambaian tangan.

Setelah memastikan Akira pulang, Kyota pun masuk ke dalam rumah.
Terlihatlah Yurika dan Daiki pulang berduaan, hal itu dilihat oleh Kyota dari jendela kamarnya di lantai dua.

Yurika yang lebih ceria dari biasanya, bersenda gurau bersama Daiki dengan tawa manis terpancar dari wajahnya.

Didalam lubuk hatinya, muncullah rasa cemburu dan rasa iri. Namun Kyota berusaha menahannya agar pertemanan diantara mereka bertiga baik-baik saja.

"Apakah aku masih memiliki peluang?". Gumam Kyota.
-
-
-
"Baiklah, sampai jumpa". Pamit Daiki.
"Hm, daah...". Balas Yurika diikuti lambaian tangannya.

Terlihat seukir senyuman manis dari wajah gadis itu. Dibuatlah memerah pipi Daiki olehnya. Sontak Daiki pun memalingkan wajahnya dan berlalu meninggalkan Yurika.

Kyota yang masih melihatnya, sontak terdiam dengan tatapan kosong sambil memegang dadanya yang terasa perih. Lalu berlalu pergi menjauh dari jendela.

***

Mentari pagi telah muncul dari arah timur. Membangunkan seluruh makhluk hidup di bumi. Bersiaplah mereka untuk pergi ke sekolah.

"Haaa...h, aku masih ngantuk". Gumam Daiki.
"Pasti begadang karena main video game". Ujar Kyota.
"Atau mungkin, senpai begadang karena... Membaca majalah... Ehehem kau tau kan..". Sambungnya dengan ekspresi menggoda.
"Mana mungkin! Mana mungkin aku membacanya!". Balas Daiki kesal.
"Apa yang kalian maksud?". Tanya Yurika dengan polosnya.
"Bukan apa-apa!"
"Bukan apa-apa kok..". Balas Daiki dan Kyota bersamaan.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke sekolah. Dan seperti biasa, mereka berpisah setelah sampai ke loker untuk mengganti sepatu.

"Selamat pagi". Ucap seseorang dari belakang.
"Pa-pagi Akira senpai". Balas Kyota terkejut.
"Ada apa? Kau terlihat lesu". Ujar Akira.
"Aku baik-baik saja, aku mungkin kebanyakan pikiran". Jawab Kyota.

"Masih memikirkan 'itu' ya? Kau tahu, lelaki tangguh tidak akan pernah berpikir bahwa dirinya akan kalah. Namun akan terus berpikir bahwa dialah pemenangnya". Ujar Akira.
"A-apa maksud senpai?". Tanya Kyota balik.
"Hm, bukan apa-apa. Butuh bantuan?". Balas Akira tersenyum.
"Sungguh???". Tanya Kyota ternganga.
"Tentu". Balas Akira.
"Waa...h Terimakasih banyak Akira senpai". Ucap Kyota senang.

Kyota sangat senang mendengarnya. Ia benar-benar sangat berterimakasih karena Akira ingin membantunya.

Bel berbunyi, kegiatan belajar mengajar pun dimulai seperti biasa hingga bel makan siang berbunyi.

Yurika mengeluarkan bekal yang ia bawa. Namun kali ini Yuki temannya tak dapat makan bersamanya, karena ia punya janji dengan pacarnya.

Yurika pun pergi ke taman, di tempat ia biasa makan siang bersama Yuki. Daiki yang tak sengaja lewat di dekat taman, melihat Yurika sendirian.

"Kalian duluan saja". Ucapnya pada teman-temannya.
"Hoi, mau kemana?". Tanya salah satu temannya.
"Ada deh, daah..". Balas Daiki, lalu pergi menghampiri Yurika.

Daiki pun tiba-tiba duduk di sebelah Yurika. Yurika pun terkejut, karena tiba-tiba Daiki duduk di sebelahnya.

"Sen..pai?". Kejut Yurika.
"Aku tidak boleh disini? Baiklah aku pergi saja". Ujarnya.
"Aku tidak bilang begitu..". Ujar Yurika.

Yandere Boyfriend - ヤンデレ彼氏 (yandere kareshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang