Chapter 8 - Pengakhiran (!)

95 8 0
                                    


***

Hari terus berlalu, bahkan sudah satu minggu Kyota sering terlambat ke sekolah. Dan akhir-akhir ini dia tidak pernah masuk sekolah.
Bahkan menemui Yurika dan Daiki pun hampir tidak pernah. Kyota pun enggan membalas pesan dan panggilan yang masuk.

Bahkan orang tuanya sudah diundang dan diberi tahu tentang kasus yang menjeratnya. Orang tua nya menjelaskan, bahwa kesehatan psikis Kyota sedang terganggu akibat bully-an para murid. Akhirnya diijinkan lah Kyota untuk menenangkan diri beberapa hari lagi.

Hari-harinya disekolah, ia dianggap sebagai sampah di sekolah. Bahkan bukan hanya pelecehan verbal yang ia dapat. Kekerasan fisik pun kadang ia dapat dari beberapa seniornya.

Tidak hanya itu, ia juga sering di siram air toilet, di siram sampah-sampah kertas yang bertuliskan kata-kata ejekan, di dorong hingga tersungkur, dicoret-coret mejanya dengan kata-kata sumpahan, dan perundungan lainnya. Itulah yang membuat kesehatan psikis nya menurun dan membuat ia takut untuk pergi ke sekolah.
-
-
-
"Aku khawatir dengan kondisi Kyota. Dia sama sekali tidak mau menemui siapapun". Keluh Yurika.
"Aku juga, dia sama sekali tidak membalas pesan ku". Balas Daiki.
"Bagaimana kita coba ke rumahnya lagi?". Saran Yurika pada Daiki.
"Bagaimana jika dia tidak mau membuka pintu kamarnya lagi? Bahkan bibi juga sudah beberapa kali memanggilnya, tapi dia enggan untuk keluar". Balas Daiki.
"Ya.. benar juga si, tapi ayo kita coba datangi sekali lagi". Ajak Yurika.
"Haa...h.. iya iya. Aku pergi, dah...". Balas Daiki.
"Sampai jumpa pulang nanti". Ucap Yurika.

"Yurika". Panggil Akira.
"Hm?". Yurika menoleh.
"Bagaimana kabar Kyota? Dia tidak apa-apa?". Tanya Akira dengan wajah khawatir.
"Aku tidak tahu, dia sama sekali tidak memberi kabar apapun. Aku sangat khawatir". Balas Yurika.
"Kita doa kan saja, semoga dia bisa bangkit dalam keterpurukannya". Ucap Akira menenangkan Yurika.
"Hm! Iya". Angguk Yurika.

Akira dan Yurika pun mengikuti pelajaran pertama seperti biasa. Begitu pula Daiki mengikuti pelajaran seperti biasa. Tapi Kyota...

***

Disebuah kamar gelap. Di pojokan kamar, terlihat lelaki yang duduk di pojokan dengan kepala menunduk. Dengan kedua tangannya yang menutupi kedua telinganya.

Di kelilingi oleh bisikan-bisikan misterius yang memenuhi kepalanya. Banyak kertas berserakan disekitarnya, dengan kalimat-kalimat sumpahan dan ejekan yang tertulis di kertas-kertas itu. Kertas yang tiba-tiba selalu ada di dalam tasnya.

'dasar anak nakal!'

'tidak berguna!'

'pura-pura polos ya'

'berandalan ya?!'

'dasar kriminal!'

'bikin malu!'

'masuk lapas saja sana!'

'pergilah ke neraka'

"Apa salahku? Aku tidak bersalah, hiks!"

Ting!
Kyota mendapat pesan anonim dari nomor tidak dikenal.

'mati!!!'
'mati saja sana!'

Pesan yang tertulis. Matanya membulat sempurna, ia tak mengatakan sepatah katapun saat melihat pesan anonim tersebut.
-
-
-
"Haha, anak itu tidak masuk lagi".
"Sudah mati mungkin, haha".
"Dasar, becanda mu keterlaluan hahaha".
"Bukannya bagus? Aib sekolah jadi tidak ada lagi haha".
"Iya ya hahaha". Obrol beberapa murid.

"Hei, jangan begitu! Kyota tidak pernah melakukan tindak kriminal!". Sentak Yurika tiba-tiba.
"Hah?? Memang kau mau apa? Lagipula sudah ada buktinya kan?". Balas salah satu murid.
"Dia itu di jebak!". Cetus Yurika.
"Hah? Anak ini ngomong apa sih! Pergi aja yuk!". Ucap salah satu murid. Lalu mereka pergi meninggalkan Yurika.

Yandere Boyfriend - ヤンデレ彼氏 (yandere kareshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang