[S2] chapter 23 - Gadis yang malang

48 3 2
                                    

"Aku pulang." Ucap Yurika saat ia masuk ke dalam rumah bersama Yuki.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi padamu sayang...?" Tanya sang ibu, mendekat untuk menyentuh luka lebam di wajah Yurika dengan tatapan khawatir.

"I-ini hanya-"

"Ah, tadi Yurika tidak sengaja terkena lemparan bola bisbol dari anggota club bisbol bibi," potong Yuki membantu Yurika menyembunyikan kebenaran, "bibi tidak perlu khawatir, aku sudah memarahi bocah yang telah melemparkan bola itu ha-ha!" Imbuhnya penuh percaya diri.

"Ah... Begitu ya, gadis yang malang... Ibu kira ada yang menyakitimu dengan sengaja. Ibu lega," ucap sang ibu menghela nafas lega, "terimakasih ya Yuki, karena telah membantu Yurika." Imbuh sang ibu.

"Sama-sama bibi. Kami kan teman baik hehe."

"Sudah lama kau tidak berkunjung ke sini, Yuki. Ayo masuk, bibi dan Yuna tadi membuat kue bolu." Ajak sang ibu pada Yuki.

"Tentu, saya selalu siap menghabiskan kue buatan bibi haha!" Ucap Yuki, terkikik.

Ibu Yurika terkekeh karena tingkah Yuki. "Kau ini ada-ada saja. Ayo, silahkan masuk." Ucapnya, melangkah masuk.

"Ayo masuk." Ajak Yurika.

Yuki pun mengangguk dan mengikuti langkah Yurika. "Permisi..."

Yuki pun duduk di meja makan bersama Yurika, Yuna, dan ibu Yurika. Saling mengobrol dan bercanda ditemani kue bolu buatan ibu Yurika dan secangkir teh hangat. Benar-benar harmonis.

***

Kini saatnya jam pulang, Akira berjalan keluar dari gerbang sekolah. Pikirannya terus mengkhawatirkan Yurika.

"Sekarang pasti dia sedang bersama Yuki. Kuharap dia baik-baik saja." Gumamnya dalam hati.

Akira pun melanjutkan langkahnya. Menikmati pemandangan langit senja seorang diri.

"Oh! Itu Akira!" Gumam Ayaka, "pak, tolong berhenti." Ucap Ayaka pada sang supir.

Mobil tersebut pun berhenti tepat di samping Akira. Akira hanya menatap mobil itu dengan tatapan penuh tanda tanya. Sebelum Ayaka membuka kaca mobilnya.

"Akira! Masuklah, kita kan satu arah." Ayaka menawarkan tumpangan pada Akira dengan percaya diri.

"Tidak perlu, terimakasih." Tolak Akira, tersenyum.

"Oh, ayolah... aku memaksa!" Paksa Ayaka, memasang wajah cemberut.

"Baiklah kalau begitu."

Secarik senyuman cerah terukir di bibir gadis cantik itu. Ayaka pun mempersilahkan Akira untuk masuk ke kursi penumpang bersamanya. Dan Akira duduk bersebelahan dengan Ayaka di kursi penumpang.

"Terimakasih, Ayaka-senpai tidak perlu repot-repot memberiku tumpangan." Ucap Akira.

"Tidak apa-apa. Lagipula kita satu arah," balas Ayaka tersenyum, "jadi, kau tidak perlu naik kereta."

Mobil itu pun mulai berjalan. Melewati jalanan yang tidak terlalu ramai. Canggung, Ayaka tidak tahu harus mengatakan apa. Dia ingin sekali mengobrol dengan Akira. Tapi dia tidak tahu topik apa yang harus ia pilih. Sedangkan Akira sibuk menatap layar ponselnya. Sepertinya dia sedang mengirim pesan pada seseorang.

"Um, Akira?"

"Ya?" Akira menoleh, memasukkan ponselnya ke saku.

"Um, aku dengar kau pacaran dengan teman sekelas mu. Iya kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yandere Boyfriend - ヤンデレ彼氏 (yandere kareshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang