Suara isakan keluar dari mulut gadis kecil itu. Bibirnya bergetar matanya merah pipinya berlinang air mata. Sedari tadi air matanya tak kunjung mau berhenti, bukannya menangis karena tidak di beri uang jajan. Gadis kecil itu menangis karena melihat Ibunya tengah terbaring di lantai tak berdaya menahan sakit.
Gadis kecil itu semakin terisak melihat ibunya merintih kesakitan.
Ia tak sanggup lagi melihat ibunya kesakitan. Ia berlari keluar kamar menuju ruang tengah rumahnya untuk meminta bantuan. Di ruang tengah terlihat banyak orang sedang berlalu lalang, ternyata saat ini tengah ada pesta di sana.
Gadis kecil itu bingung harus meminta bantuan pada siapa. Ia sama sekali tidak mengenal semua orang yang ada di sini. Ia mengedarkan pandangannya berharap ia menemukan seseorang yang ia kenal. Tapi nihil semua orang yang ada di sini wajahnya sangat asing baginya. Tak ada pilihan lain jadinya ia memberhentikan setiap orang yang berjalan di depannya sambil terus memanggil kata ibu, tetapi tak ada sama sekali yang peduli padanya. Semua orang hanya melewatinya tanpa ada yang menoleh padanya. Ia seperti tak terlihat. Ia mulai putus asa air matanya terus mengalir, hatinya gelisah memikirkan bagaimana keadaan ibunya. Ia tak ingin kehilangan ibunya.
Tiba-tiba saja seseorang mencekal lengannya kuat sampai ia meringis kesakitan. Ia di tarik paksa di bawa ke belakang rumah,lalu tangannya di hempaskan dengan kasar. Seseorang itu menatapnya dengan tatapan tajam, dari raut wajahnya ia bisa melihat jika orang yang ada di depannya ini sedang marah besar padanya. Ia menunduk tak berani menatapnya. Ia kenal dengan orang yang ada di depannya ini yang tak lain dia adalah tantenya.
“Kamu ini ya, saya sudah bilang jangan ke luar kamar sebelum pestanya selesai!” ucap Tantenya marah
“Dasar anak bandel! Sama saja kayak ibunya bisanya cuma nyusahin dan bikin malu aja.” lanjutnya sambil menjewer telinga gadis kecil itu.
Gadis kecil itu meringis kesakitan memegang sebelah telingannya yang terasa panas.
“Ampun Tante, Jora salah tolong lepasin! ” pinta gadis kecil itu terisak.
Tantenya menghela napas lalu ia melepaskan dengan kasar tangannya yang dari telinga gadis kecil itu. Tanpa sepatah kata ia melangkah untuk pergi. Gadis kecil itu menyadari jika Tantenya itu akan pergi, ia langsung memeluk kedua kaki Tantenya dengan erat.
“Tolongin ibu, Tan!” lirih gadis kecil itu.
Tanpa belas kasihan Tantenya malah mendorong gadis kecil itu, sampai terduduk di lantai. Lalu ia pergi meninggalkan gadis kecil itu.
Gadis kecil itu mengusap air matanya yang menetes. Ia tak boleh cengeng. Ia sekarang harus ke ibunya untuk melihat keadaanya. Ia bangkit berdiri, lalu berjalan dengan cepat ke kamar di mana ibunya berada. Sungguh saat ini hatinya gelisah pikirannya penuh dengan ibunya.
Gadis kecil itu terduduk ketika melihat ibunya sedang terbaring kesakitan di lantai. Ia terisak bibirnya terus berucap kata maaf.
Ibunya menyadari jika anaknya sedang berada di sampingnya menangis. Perlahan bibirnya membentuk senyuman. Sebelah tangannya mencengkram kuat perutnya untuk menahan sakit. Satu tangannya lagi mengusap lembut kepala anaknya.
“Jangan nangis, anak ibu kan gak cengeng! ” ucap ibunya sambil tersenyum
“Ibu gak papa.”
Bukannya berhenti menangis gadis kecil itu malah semakin terisak, ia tahu bahwa ibunya tengah berbohong padanya.
“Coba ibu mau lihat mana senyuman yang paling manis anak ibu ini.”
Perlahan gadis kecil itu tersenyum. Walaupun air matanya terus mengalir. Tapi senyumannya kembali memudar ketika ibunya merintih kesakitan lagi napasnya juga tersengal-sengal. Matanya juga perlahan menutup.
Gadis kecil itu panik. Ia mengguncang tubuh ibunya, berharap ibunya kembali membuka mata. Tapi semua itu sia-sia, ibunya telah pergi dan tak akan pernah lagi kembali. Kini tak ada lagi cahaya yang selalu meneranginya semuanya telah sirna. Ia sekarang hidup sendirian di bawah kegelapan.
***
Terimakasih telah membaca prolog cerita “Anesthezed”
Gimana ada yang tertarik sama ceritanya? Ada yang penasaran gak? Kalo iya yu.. Lanjut baca ke Chapter1!
Jangan lupa follow, comen, vote dan share ke temen-temen kalian ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Anesthezed
Teen Fiction"Gimana rasanya jatuh cinta dan patah hati? Gue gak pernah ngerasain. Rasanya hati gue udah lama mati rasa" ***** Nama gue Kejora Kata Ibu kenapa gue di kasih nama Kejora, karena dia pengin gue bisa kayak bintang yaitu bisa nerangin orang - orang di...