Chapter 5 [Regan]

18 5 2
                                    

"Gue bukan pengecut yang lari di medan pertempuran, gue bakal tetep berusaha sekalipun itu sampai darah titik penghabisan"

_Regantara Mahendra _

*****

Sang surya perlahan tenggelam. Semburat keorangenan menghiasi langit yang cerah. Dengan langkah gontai Kejora menyusuri jalanan yang mulai sepi untuk menuju rumahnya. Sesekali ia mengusap peluhnya. Hari ini benar-benar hari yang sial bagi Kejora. Sudah bangun kesiangan harus sebangku sama si murid baru yang cerewet dan tadi istirahat ia harus menghadapi pembullyan. Dan sekarang ia harus berjalan menuju rumahnya karena tadi ketinggalan angkot dan sama sekali tidak ada ojek ataupun taksi. Untung saja rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah hanya beberapa meter.

Tapi sepertinya kesialannya tidak berakhir disitu. Didepan sana jalan yang harus Kejora lewati terlihat lima orang lelaki tengah mengeroyok satu orang lelaki.

Kejora menghentikan langkahnya. Ia menghela napasnya. Bagaimana ini? Itu adalah jalan yang harus Kejora lewati masa ia harus putar balik. Dan lewat jalan lain, jika ia lewat jalan lain itu lebih jauh. Sudah cukup ia saat ini sudah lelah. Ia ingin mandi menikmati dinginnya air yang segar. Ia ingin segera bertemu dengan kasurnya, rasanya badannya pegal semua.

Bugh

Satu pukulan mendadak mengenai perut lelaki itu hingga ia tersungkir di aspal.

"Habis lo hari ini Regan"ucap orang yang sudah memukul lelaki itu sambil tertawa kemenangan dan menatapnya dengan tatapan kebencian.

Regan mengusap sudut bibirnya yang terluka. "Pengecut lo Exsel" desis Regan sambil berdiri dan menatap tajam kearah Exsel

"Banci lo"

"Beraninya cuma keroyokan"

Exsel tersenyum miring "Gue gak peduli"ucapnya

"Hajar!" perintah Exsel pada teman - temannya.

Regan terus mencoba menghindari dan menghalau pukulan, tapi

Bugh

Satu pukulan mengenai pipi Regan.

Bugh

Satu pukulan lagi mengenai perut Regan hingga membuat ia tersungkir di aspal.

Regan meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Ia menatap Exsel tajam. Ia kalah jumlah. Bayangkan saja satu lawan lima itu benar-benar tidak seimbang, meskipun ia jago bela diri tapi tetap saja itu tak akan membuatnya menang jika ia kalah jumlah. Bagaimana ini? Jika ia terus kalah begini bisa- bisa ia mati konyol. Apa ia harus kabur? Tapi tunggu ia bukan pengecut yang kabur dari medan pertempuran, jika ia kabur apa bedanya ia dengan mereka. Sama-sama pengecut.

Kejora memutar bola matanya malas, melihat adegan yang baru saja terjadi. Ia berdecak kesal, sepertinya jika ia menunggu sampai mereka selesai baku hantam mungkin akan lama. Tanpa berpikir panjang ia mengambil ponselnya disaku lalu
Ia mengotak atik ponselnya. Beberapa detik kemudian.

Suara sirine mobil polisi terdengar, Exsel yang baru saja akan menghajar Regan mengurungkan niatnya ia. Ia mengepalkan tangannya.

"Ckk sial polisi" decaknya

"Cabut!" perintahnya pada teman-temannya.

Dengan tergesa-gesa ia dan temannya menaiki motornya lalu meninggalkan Regan yang tengah terduduk dan meringis kesakitan.

Regan bernapas lega ketika Exsel dan teman-temannya pergi meninggalkannya. Ia mengedarkan pandangannya mengamati jalanan yang sepi sepertinya tidak ada tanda-tanda ada polisi. Pandangan berhenti pada seorang cewek yang tengah berdiri tak jauh darinya.

Kejora melangkahlan kakinya mendekati Regan yang tengah terduduk di aspal dengan pandangan kearahnya. Langkahnya terhenti tepat disamping Regan.

"Ckk lemah" ucap Kejora dengan tatapan meremehkan pada Regan

Regan membulatkan matanya. Maksudnya apa yang cewek itu katakan. Ia baru saja mengejeknya. Jujur Ini baru pertama kalinya ada cewek yang mengejeknya. Sepertinya cewek didepannya ini tidak tahu bahwa dia itu jago bela diri. Barusan ia kalah karena ia kalah jumlah. Bayangkan saja satu lawan lima itu tidak sebanding. Ingin rasanya Regan mencaci maki cewek didepannya ini, tapi ia merasa hutang budi padanya ia sudah menyelamatkannya jika saja tidak ada dia mungkin ia sudah mati konyol karena dihabisi.

"Thanks lo udah bantuin gue"ucap Regan meskipun dalam hatinya ada rasa enggan untuk mengatakannya.

Kejora mengerutkan keningnya bingung " Gue gak bantuin lo"kata Kejora "Gue cuma ngusir orang-orang yang ngehalangin jalan gue" lanjutnya

Lalu tanpa sepatah kata apapun lagi Kejora pergi meninggalkan Regan yang masih terduduk dengan raut wajahnya yang bingung.

Regan terus mengamati Kejora yang mulai menjauh. Ia mengeleng pelan. Ia menyulingkan bibirnya.

"Ckk cewek aneh" gumannya

"Menarik"

*****

Thank buat yang udah baca💕
Btw ini Regantara Mahendra

Gimana menurut kalian Chapter kelima ini? Masih penasaran gak sama ceritanya kalo iya yu lanjut ke Chapter berikutnya👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana menurut kalian Chapter kelima ini? Masih penasaran gak sama ceritanya kalo iya yu lanjut ke Chapter berikutnya👉

Jangan lupa follow, vote🌟, comen💬 dan share ke temen - temen kalian juga ya...!!

AnesthezedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang