Chapter 15 [ Gak Suka ]

14 2 1
                                    

“Katanya gak suka, tapi pas ada dia langsung gak inget sama temen!?”

_Abima Revandra_


*****

  Sudah sejak tadi Alaska mencoba membujuk Kejora untuk membuka nomornya yang diblokir. Baru saja kemarin ia mendapatkan nomor Kejora dari Jingga dengan penuh perjuangan, tapi dengan seenaknya Kejora langsung memblokir nomornya ketika baru pertama kali ia mengirim pesan.

“Lo kenapa sih blokir nomor gue?” tanya Alaska sambil bersedekap dada dan menatap Kejorap disampingnya.

“Padahal ya gue itu harus berjuang dulu dengan segenap jiwa dan raga buat dapetin nomor lo itu,” ucap Alaska.

“Ayolah buka blokirannya!” pinta Alaska sambil menatap Kejora penuh harap.

Kejora hanya menatap Alaska sekilas, lalu kembali fokus pada ponselnya.

Alaska berdecak kesal. “Ayolah buka! Kita kan temen sebangku nanti kalo ada apa-apa lo kan bisa hubungin gue! ”

“Misal kalo lo gak masuk sekolah lo bisa hubungin gue buat bilangin ke guru kalo lo gak masuk!”

“Ayolah buka! Please!”

“Ay-”

“Berisik!” potong Kejora. Ia beranjak dari tempat duduknya tak peduli dengan Alaska, lalu berjalan keluar kelas untuk menuju kantin. Karena bel tanda istirahat telah berbunyi.

Alaska mendengus kesal. Ia mendorong meja yang berada disampingnya dengan kaki.

“Woy kurang ajar ya lo!” seru Candra kesal pasalnya meja yang didorong oleh Alaska adalah mejanya.

Alaska menghiraukan Candra, tanpa sepatah kata ia pergi begitu saja meninggalkan kelas. Candra menatap heran Alaska, “Kenapa tuh bocah?” gumannya.

*****

   Bima membulatkan matanya ketika tiba-tiba saja Alaska datang lalu tanpa ijin ia langsung menengguk habis jus alpukat miliknya. Benar-benar kurang ajar, padahal Bima harus penuh perjuangan mendapatkan jus alpukat itu. Ia harus mengantri beberapa jam untuk membelinya. Bima hanya bisa menghela napasnya berat. Ia menatap Alaska kesal.

“Kesal gue!”ucap Alaska sambil menghempaskan tubuhnya pada kursi yang berada di sebelah Bima.

Bima mengangkat alisnya,“Kenapa emang?”tanyanya.

“Kejora?”tebak Bima.

Alaska mengangguk,“Masa nomor gue diblokir sama dia.” curhat Alaska.

“Padahal gue dapetin nomornya itu butuh perjuangan, gue relain jatuhin harga diri gue.”

Alaska tidak bohong, kemarin ia rela menurunkan harga dirinya hanya demi bisa mendapatkan nomor Kejora dari Jingga. Untuk mendapatkan nomornya ia harus kencan dengan Jingga si cewek aneh itu.

Ia masih ingat waktu kencan bersama Jingga, malam itu ia pergi berjalan-jalan dengannya ke pasar malam. Sepanjang perjalanan menuju pasar malam Jingga terus mengoceh membuat telinganya rasanya budeg dadakan. Sesampainya disana pun ia terus mengoceh tidak jelas membicarakan klan bulan, klan bintang dan entahlah apalagi yang ia bicarakan Alaska tidak ingat. Lagi pula waktu itu pun Alaska tidak benar-benar mendengarkan. Ia hanya mengangguk-anggukan kepala saja.

Satu hal yang paling dingat Alaska waktu ia dan Jingga mampir di tukang bakso. Rasanya waktu itu ia ingin sekali menenggelamkan dirinya dan meninggalkan Jingga sendirian disana. Porsi makan Jingga membuatnya mengelus dada, Jingga mampu menghabiskan empat mangkok bakso. Saat-saat terakhir makan Jingga bersendawa dengan keras, membuat semua pengunjung menatap kearahnya dan Jingga. Alaska hanya meringis malu dan menunduk. “Bukan temen gue!” ucapnya dalan hati.

AnesthezedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang