Chapter 9 [ Meet Again]

12 3 3
                                    

"Jangan suka nyimpulin orang lain dari sudut pandang lo sendiri karena yang diliat mata belum tentu semuanya benar. "

_Regantara Mahendra_

*****

Jamkos alias jam kosong, mungkin bagi sebagian besar murid itu adalah hal yang paling menyenangkan tapi beda lagi untuk seorang murid yang pintar itu adalah hal yang paling membosankan dan membuang waktu.

Hari ini entah ada angin dari mana di SMA Purnama dari jam pertama sampai jam kedua ini tidak ada sama sekali guru yang masuk ke kelas malahan sama sekali tidak ada tugas. Hal itu membuat para siswa dan siswi bertanya - tanya. Dari sebagian mereka ada yang beragumen jika saat ini sedang ada rapat dadakan. Ada juga yang beragumen jika gurunya sudah capek mengajar karna makin kesini muridnya susah diatur.

Kelas XI MIPA-1

Mungkin disekolah lain ketika mendengar kelas XI MIPA-1 mereka akan menyimpulkan jika kelas itu adalah kelas yang dihuni oleh murid-murid pintar, berprestasi dan ambis atau bisa dibilang kelas unggul. Tapi itu tidak berlaku di SMA Purnama, disana malahan kebanyakan dihuni oleh murid-murid yang bar-bar, tukang rusuh, ribut apalagi sedang jamkos seperti ini. Kelasnya sudah seperti pasar.

Seperti sekarang ini sedang jamkos, kelas XI MIPA-1 ramainya sudah seperti pasar. Ada berbagai macam hal yang dilakukan oleh murid-murid penghuninya.

Ada yang sedang mengadakan konverensi meja persegi, mukbang, salon-salonan, nobar, main game sambil teriak-teriak, bucin sama pacarnya, main TikTok, jadi grup band dadakan dan ada juga yang lagi menyelami dunia mimpi.

Bagaimana dengan Ketua kelas disana? Ia hanya bisa diam melihat kekacawan yang terjadi di kelasnya sambil menjambak rambutnya frustasi. Karena seberapa keras pun ia mencegah dan teriak-teriak agar mereka menjaga kelas tetap kondusif mereka mengabaikannya dan tak akan peduli padanya.

"Pasrah gue mah pasrah!" ucap Kelvan yang merupakan ketua kelas XI MIPA-1 sambil menjambak rambutnya frustasi.

Jika ada guru yang tau keadaan kelasnya seperti ini sudah dipastikan ia yang akan disalahkan dan diberi siraman rohani.

Sementara itu Kejora ia hanya diam duduk ditempatnya dengan earphone menempel di telingannya sambil mengamati orang-orang yang berada di kelasnya yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Pandangannya terhenti pada Alaska yang sekarang tengah memegang sapu yang dialih fungsikan menjadi gitar. Alaska kini ia tengah bergabung dengan grup band di kelas XI MIPA-1 yang biasanya muncul ketika jamkos. Anggotanya terdiri dari Candra, Mahen dan Egi.

"Hai guys!" sapa Candra dengan gayanya seperti grup band yang tengah menyapa para penggemarnya sambil melambaikan tangannya dan jangan lupakan botoI aqua yang ia alih fungsikan menjadi speker. Semua orang disana hanya melirik sekilas padanya. Tiga orang gila itu datang lagi batin mereka.

"Kita kembali lagi sudah sekian lamanya hiatus," ucap Mahen

"Dan untuk hari ini kita kedatangan anggota baru." sambung Egi

"Perkenalkan ini dia Alaska."ucap Candra, Mahen dan Edi bersamaan sambil menunjuk Alaska.

Alaska melambaikan tangannya dan tersenyum bangga "Hai!" sapanya

"Oke guys karena kita gak mau basa - basi lagi kita mulai aja ya."ucap Candra

"Jreng jreng~" itu bukan suara gitar melainkaan suara Egi meniru suara gitar.

"Bang-" Baru saja Candra akan menyanyi sebuah sepatu melayang dan tepat mengenai wajahnya. Candra mengumpat dalam hati dan menyumpah serampahi orang yang sudah melempar sepatu padanya itu. Sementara itu Alaska, Egi dan Mahen terkejut dan sebisa mungkin menahan tawanya tidak meledak.

AnesthezedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang