Selena menggigit jarinya sambil melamun. Berulang kali ia menggumamkan hal yang sama.
SEBENARNYA APA YANG TELAH IA LAKUKAN?!!
Demi Tuhan! Selena menyesali apa yang sudah ia perbuat pada Nigel di UKS tadi pagi. Image nya sudah hancur sekarang. Rasanya Selena tidak berani lagi menampakkan wajahnya di depan Nigel.
Namun apa boleh buat? Semuanya sudah terjadi. Selena tidak bisa mundur sekarang, karena mau tidak mau ia harus tetap memanfaatkan laki-laki itu.
Ya, memanfaatkan. Selena memang sengaja mendekati Nigel karena dialah satu-satunya orang yang menjadi kelemahan Cecilia.
Jahat memang. Tapi Selena juga yakin, Nigel tidak akan semudah itu jatuh cinta pada dirinya. Perlu dicatat pula, Nigel bukanlah seseorang yang gampang ditipu. Meski demikian, Selena hanya perlu membuat kesepakatan yang saling menguntungkan bagi mereka berdua.
Selena menatap sekitarnya, angin bertiup lumayan kencang membuat rambut panjangnya berterbangan.
Dari atas rooftop sini, Selena bisa melihat jelas ke arah lapangan, dimana beberapa siswa maupun siswi tengah bercengkrama satu sama lain. Mereka tampak bahagia dan beruntung. Tidak, sangat beruntung.
Mereka bisa bercerita dan saling melempar lelucon menyenangkan satu sama lain. Saling berkeluh kesah dan melakukan banyak hal selayaknya seorang teman.
Selena iri, sangat. Dalam lubuk hatinya, Selena masih mengharapkan kebahagiaan semacam itu. Ia tidak pernah merasakan bagaimana hubungan pertemanan yang tulus. Di kehidupannya yang lalu, semua orang yang berteman dengannya hanya memanfaatkan kekayaan dan kepopuleran Selena saja. Termasuk orang yang paling lama berteman dengannya, Cecilia.
Mengingat itu Selena merasa sesak. Bohong jika ia tidak kecewa pada Cecilia. Bagaimana tidak, mereka sudah berteman belasan tahun lamanya. Selena bahkan dengan bodohnya menggantungkan hidupnya pada Cecil. Itu semua karena Selena haus akan kasih sayang. Selena mencari perhatian dari orang lain karena keluarganya selalu mengacuhkan dirinya.
Hingga pada akhirnya Selena buta akan segalanya, ia menganggap semua yang Cecil katakan adalah yang terbaik untuknya. Selena bahkan sampai terlibat dalam kejahatan besar yang Cecil buat.
Kejadian tersebut pun membuat pertemanan mereka di ambang kehancuran. Tetapi karena dulunya Selena terlalu takut, ia hanya menuruti perintah Cecil untuk tutup mulut.
Sayangnya tidak dengan sekarang, kini Selena bertekad membuat Cecil membayar semua hal yang telah gadis itu lakukan.
Darah dibalas darah.
Adil bukan?
Selena tidak peduli jikalau nanti ia juga akan hancur untuk yang kedua kalinya akibat dari balas dendamnya ini. Bisa dibilang, ia memang terlalu ikut campur masalah balas membalas dengan Tuhan.
"DOR!"
Selena berjengit kaget. Ia menatap Jolie yang langsung duduk di sampingnya tanpa rasa bersalah.
"Lo mau bikin gue mati dua kali?!" kesal Selena
Jolie tersenyum dan mengangkat dua jarinya, "Hehe, sorry."
"Ngapain kesini?" tanya Selena
Jujur saja Selena merasa ketenangannya terganggu.
"Cuma ngecek keadaan lo aja. Tadi pagi Cecil keterlaluan banget." jelas Jolie melirik leher Selena yang masih terdapat luka memar
Selena menatap Jolie dengan tatapan heran. Tumben sekali Jolie peduli dengannya. Peduli? Selena langsung menepis pemikiran tersebut. Tidak akan ada satupun orang yang benar-benar peduli dengannya. Pasti Jolie hanya sedang mencari bahan gosip baru dari kejadian tadi pagi.
"Gue nggak papa"
Jolie berdeham, "Gu-gue tau kita nggak deket. Tapi kalo lo lagi ada masalah, lo bisa kok cerita ke gue."
Selena menatap Jolie, lalu tertawa dibuatnya. Apa-apaan ini? Disaat seperti ini pun masih ada orang yang ingin memanfaatkan cerita hidupnya?
"Jolie Violetta. Seperti yang lo bilang, kita emang nggak deket. Jadi gue rasa nggak ada sesuatu yang bisa gue ceritain ke lo,"
"Satu lagi, jangan terlalu ikut campur urusan gue." Selena berucap tajam lalu pergi meninggalkan Jolie sendirian.
Di lain sisi, Jolie meremas kotak obat di tangannya. Ia menatap nanar punggung Selena yang makin menjauh.Tidak! Ia tidak boleh membiarkan Selena salah paham akan dirinya.
"Lo salah paham!" teriak Jolie
Berhasil. Selena menghentikan langkahnya. Jolie pun segera berlari menghampiri Selena yang berbalik menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Gue pengen deket sama lo!" ucap Jolie ambigu
Selena mengerutkan alisnya. Sebenarnya apa mau gadis ini?
"Cewek yang Cecil bully, dia..dia adik gue." kata Jolie lirih
"Terus?"
Melihat respon Selena yang biasa saja, Jolie terheran. Namun ia dapat menyadari sesuatu, bukankah Selena sendiri yang mengumpulkan bukti tindakan bullying yang Cecil lakukan? Jadi, sudah dapat dipastikan kalau Selena juga sudah tau siapa gadis yang Cecil bully.
"Lo udah tau kalo korbannya Natasya adik gue?"
"Tentu."
"Selena, lo pasti tau banyak 'kan tentang Natasya?" tanya Jolie menuntut
Selena mengangguk dan tersenyum, "Banyak-oh nggak! Terlalu banyak."
"Sejak kapan lo-"
"Itu nggak penting. Sekarang yang lebih penting itu kesehatan mental adik lo. Gue rasa Cecil udah ngrusak mental sama fisik Natasya."
Mata Jolie tiba-tiba memanas. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak. Bagaimana bisa ia baru mengetahui bahwa adiknya menderita selama ini. Jolie pun bahkan tidak bisa membayangkan sedalam apa luka yang sudah adiknya dapatkan.
Selana menepuk-nepuk pelan sebelah pundak Jolie, "Gue tau perasaan lo."
"Selena, gue butuh bantuan lo!" ucap Jolie mendadak, dengan mata berapi-api
Tangannya terkepal kuat, kini Jolie memiliki ambisi untuk tidak membiarkan Cecil hidup tenang setelah kejadian ini. Cecil harus mendapat balasan yang setimpal.
"Gue bakal lakuin apapun yang lo mau, Selena. Asalkan lo mau bantu gue hancurin Cecilia." pinta Jolie
"Dengan senang hati, Let's be partner, Jolie?"
To be continue..
17 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ELIMINATED
FantasyKalla Selena Veddira Gadis bersifat buruk yang dibenci semua orang selama hidupnya. Sayangnya, gadis itu terlalu gila untuk menyadari, hingga petaka pun datang tanpa dapat dihindari Selena yang malang Dia mati tanpa ada yang perduli Namun, sesuatu y...