Arc 2: Bagian Kedua

157 41 0
                                    

Pagi-pagi sekali Mikasa sudah bangun dan memulai aktivitas. Dia menyiapkan roti isi selai juga susu dan memasukannya ke dalam keranjang. Mikasa juga memasukan beberapa serbet bahkan selembar kain berukuran cukup lebar ke keranjang. Jika dilihat-lihat Mikasa nampak seperti sedang menyiapkan bekal untuk pergi berpiknik.

"Kau mau pergi ke mana, Mikasa?" Isabell yang baru bangun terkejut melihat Mikasa sudah siap dengan keranjang bekal dipelukannya.

Tapi Mikasa tidak menjawab pertanyaan Isabell karena kebetulan Levi, objek yang sejak tadi ditunggunya baru saja melesat turun dari lantai dua. Mikasa pun dengan lekas memanggil namanya.

Levi berhenti di depan Mikasa. Dia diam selama beberapa detik mengamati Mikasa kemudian menanyai keperluannya.

"Aku ingin ikut pergi bersamamu." Mikasa mengungkapkan keinginannya membuat kedua orang yang mendengarnya melongo dan berseru bersamaan.

"Tidak boleh." Levi berujar dingin. Dia langsung menolak tegas atas yang diucapkan oleh Mikasa. "Kau kira aku hanya akan jalan-jalan saja di luar sana, huh?"

"Itu benar, Mikasa. Di hutan berbahaya. Aku khawatir kau akan terluka." Isabell mendukung Levi untuk tidak memberikan izin pada Mikasa yang ingin pergi bersamanya.

Sayangnya Mikasa tidak mau mendengarkan keduanya.

"Aku tahu benar kau pergi bukan untuk sekedar jalan-jalan saja tapi juga untuk berburu," kata Mikasa yang membuat Levi langsung membuat ekspresi yang menyiratkan, kalau kau sudah tahu lalu untuk apa kau meminta ikut?

Mikasa kemudian melanjutkan, "dan aku tahu di hutan itu berbahaya." Dia menoleh pada Isabell. "Tapi Isabell, bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau tidak ada yang lebih berbahaya dibandingkan kalian, para vampir. Kalau begitu, harusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena aku bersama dengan Levi. Bukankah aku benar?"

Apa yang dikatakan oleh Mikasa sepenuhnya benar. Isabell pun hanya bisa tercengang oleh kata-katanya. Gadis itu ternyata menyimpan bakat merayu lewat kata yang membuat Isabell tidak bisa membalasnya.

"Aku ingin pergi bersama denganmu, Levi." sambung Mikasa lagi karena kedua orang itu tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak tadi. Mikasa meraih telapak tangan Levi dan menautkan jari kelingking mereka. "Aku janji tidak akan menyusahkanmu," ucap Mikasa sungguh-sungguh.

Levi dan Isabell saling menatap, seolah bertukar kata melalui tatap untuk mencapai mufakat tentang permintaan Mikasa.

Tapi bahkan keduanya sangat sulit membuat keputusan.

Sangat berbahaya untuk membiarkan Mikasa ikut pergi ke hutan, walau itu dengan Levi sekalipun.

Akan tetapi jika tidak diizinkan, Mikasa mungkin akan melakukan hal yang sembrono seperti diam-diam  mengikuti Levi. Hal itu tentu bisa jadi lebih berbahaya jika tidak ada yang menyadarinya.

Di tengah situasi yang stagnan itu, seseorang datang menjadi penengah untuk ketiganya.

"Kenapa tidak biarkan saja dia ikut bersamamu, Levi. Mikasa mungkin ingin menebus waktu yang kau gunakan untuk merawatnya sakit dengan menemanimu pergi berburu."

Kata-kata Farlan yang baru datang langsung mendapat sambutan dari Mikasa.

"Ya itu benar! Biarkan aku menemanimu. Aku ingin bersama denganmu."

Mata Levi melotot tajam ke arah Farlan yang hanya mengendikan bahu.

Sekarang giliran Levi untuk memutuskan.

Levi menatap Mikasa sejenak. Sudah tiga kali gadis itu mengatakan kalau dia ingin ingin bersamanya.

Levi tahu harusnya dia tidak luluh.  Tapi mendengar Mikasa terus berkata seperti itu pada akhirnya Levi pun mengalah.

I Wanna be With You (ARC 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang