(9) Pentas Kasih Ibu

138 10 1
                                    

"Bunda! Pake parfum banyak banget! Nyengat tau!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda! Pake parfum banyak banget! Nyengat tau!"

Asellia protes ketika Namira keluar dari kamar mandinya. Gadis itu tidak sadar menyemprotkan banyak parfum ke pakaiannya. Ia pun mendekatkan indera penciumannya dengan blazer yang ia kenakan. Tidak tercium bau menyengat tuh. Justru wangi semerbak cotton candy yang tertangkap oleh hidung minimalisnya.

"Udah Bunda, ayo berangkat!"

Namira langsung berjalan keluar dari kamar Asellia. Anak perempuan itu berlari menuruni anak tangga dengan semangat. Namira yang masih tertinggal hanya bisa menghela napas beratnya. Ia menggandong tas milik Asellia di pundak kanannya sedangkan tangan kirinya menjinjing tas kecilnya.

Namira sampai di meja makan. Di dapur terlihat Hagi yang sedang membuat sarapan. Asellia bergegas duduk di salah satu meja makan yang langsung menghadap ke arah Hagi.

"Ayah, cepetan dong."

Hagi yang diprotes itu tak terima mendengarnya. "Emang kenapa sih? Buru-buru amat."

Asellia menatap Namira yang baru saja duduk di sampingnya. "Aku mau bacain puisi buat Bunda."

Hagi tersenyum mendengarnya. "Ya udah. Ayah cepet-cepet nih bikinin sarapannya."

***

"Dah, Ayah!"

Asellia melambaikan tangannya dengan semangat ke arah Hagi yang ada di bangku pengemudi. Mereka sedang melakukan perpisahan. Lirikan mata Hagi teralih pada Namira yang sedang merapikan rambutnya di kaca spion mobil Hagi. Gadis itu menyisir rambutnya ke belakang. Tangannya memoles bibir menggunakan pewarna bibir. Namun, jahilnya Hagi, kaca spionnya ia lipat otomatis sehingga Namira tidak bisa bercermin di spion.

Tatapan protes dilayangkan oleh Namira pada Hagi. "Mas!" tegurnya kesal.

Hagi mengangkat bahunya. "Udah merah banget itu bibirnya," komentarnya.

Namira menutup lipstick-nya dengan penuh kekesalan. Matanya tetap mengunci pada pandangan Hagi. "Iya. Bawel banget!"

Hagi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Namira yang belum pernah ia temukan di perempuan manapun. Memang, rekan kerja dalam bidang asuhan anak ini sangat ajaib.

Asellia menarik ujung baju Namira dua kali. "Bunda, ayo!" ajaknya tak sabar.

Namira tersenyum ke arah Asellia. "Oke? Ayo!"

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke aula sekolah tempat Asellia belajar. Beberapa orang tua juga baru saja tiba dan mendampingi putra-putri mereka. Mereka juga membuat lingkaran pertemanan yang selama ini tak pernah dihadiri oleh ibu Asellia. Namira merasa tak perlu untuk mengikuti kelompok manusia yang seringnya menjatuhkan orang lain.

Salah satu guru menghampiri Asellia dengan wajah berbinarnya. "Asel!" sapanya lembut. "Udah siap hari ini?" tanyanya.

Asellia mengangguk semangat. Ia sudah tak sabar ingin memamerkan karya tulisnya pada ibunya yang baru saja ia temui itu. "Iya! Siap banget!" jawabnya antusias. Setah itu, ia melesat pergi menyimpan tas dan mempersiapkan pentasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mommy Rent?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang