(2) Pekerjaan Pertama

115 6 0
                                    

Cuaca siang hari yang tak begitu terik mengantar Rendi memasuki sebuah kafe yang katanya merupakan kantor Girlfriend Rent Center

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca siang hari yang tak begitu terik mengantar Rendi memasuki sebuah kafe yang katanya merupakan kantor Girlfriend Rent Center. Tujuan dia kemari adalah menurut saran Gina, di sini surganya para wanita cantik yang bisa disewa per jam. Rendi tidak mau pusing-pusing mencari satu per satu orang yang lewat ke depannya.

Begitu Rendi masuk, lantunan musik akustik menyapanya. Matanya menemukan beberapa kumpulan perempaun cantik sedang mengobrol. Selain itu, pengunjung kafe juga memenuhi setiap meja yang disediakan oleh kafe ini. Rendi membeku kala sorot matanya menangkap sosok yang mirip dengan ciri-ciri yang disebutkan Asellia.

Rambut panjang bergelombang.

Cantik.

Badannya kecil.

Ada satu yang menarik perhatian Rendi. Sosok gadis cantik yang sedang tertawa canggung di antara teman-temannya.

"Ada yang bisa dibantu, Mas?"

Rendi terkejut saat kasir menyapanya. Ia pun langsung menetralkan ekspresinga. "Mau rental pacar, saya ke daftar ke mana?" Rendi bertanya sedikit berbisik.

Kasir itu menunjuk ruangan di sampingnya. "Masuk ke ruangan itu aja, Mas. Ada yang punyanya, kok."

Rendi berterima kasih pada kasir itu dan melenggang pergi meninggalkan kasir. Sekali lagi, Rendi menengok ke belakang tubuhnya. Netranya menyaksikan gadis yang menarik perhatiannya itu. Rendi akan memantapkan hati. Demi uang tambahannya! Juga kepada sahabatnya yang akan memberinya uang.

Tok, tok, tok.

"Masuk!"

Rendi langsung masuk setelah mendapat persetujuan. Ia mendorong pintu kayu jati berwarna coklat itu dengan perlahan-lahan. Jujur saja, di dalam hatinya Rendi deg-degan. Ya, walaupun bukan untuknya, tapi dia tetap saja merasa seperti tengah melakukan transaksi barang haram.

Sambutan hangat dari pemilik pacar sewaan itu membuat rasa canggung Rendi meluntur. Ia diarahkan untuk duduk di sofa yang berada di depan meja kerja pemilik pacar sewaan ini. Seperti mucikari? Tapi bukan di ranah prostitusi.

"Mau date? Jomblo akut? Atau--

"Saya mau cewek yang rambut panjang bergelombang, cantik, dan badannya kecil," potong Rendi to the point.

Wajah perempuan itu berbinar mendengar ucapan Rendi. Tangannya menunjukkan selembar foto yang masih hangat. Baru saja dicetak.

Rendi mengamati setiap lekukan wajah gadis yang sedang tersenyum ke arah kamera. Matanya sedikit sipit, bibirnya merah, pipi berlemaknya merona, dan satu kesimpulan yang bisa ia katakan adalah; cantik sekali. Sudah pasti perempuan ini banyak yang mengincarnya.

"Namanya Namira, dia baru gabung hari ini. Jadi kalo mau, Mas yang pertama," ucapnya dengan senyuman bangganya.

Rendi beralih menatap perempuan di depannya. "Kalo gitu, saya mau dia."

Mommy Rent?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang