(1) Melamar Pekerjaan

137 2 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Namira menggerai rambut panjangnya dan memoles wajah cantiknya sedikit, dibantu Jeje.

Jeje juga sibuk sambil membuatkan Namira CV, ia tetap membantu Namira. "CV lo acak-acakan, nih. Belum gue beresin."

Namira mendengus. "Jangan pake CV aja deh, Je."

Jeje menatap bingung Namira. "Lho, kenapa? Orang persyaratannya harus bawa CV sama foto."

Namira tak mau bicara banyak lagi, ia langsung menarik Jeje keluar toilet setelah selesai berdandan. CV yang tak selesai itu, akhirnya dibiarkan begitu saja. Namira sangat percaya diri dengan potensi yang dimilikinya. Ia single, cantik, dan memiliki banyak waktu luang. Ia sudah masuk kriteria itu, kan?

"Mobil gue kelewat, cuy!"

Jeje memekik ketika mobil miliknya ternyata sudah terlewati oleh keduanya. Mobil Jeje memang pasaran, belum lagi warnanya yang samaan dengan beberapa mahasiswa lain. Mau tidak mau, Jeje harus menghapal plat nomornya. Ia lupa karena Namira terus menarik tangannya.

Namira mendelik mendengar perkataan Jeje. "Ih! Kok lo nggak bilang?"

"Dih, lo nyeret tangan gue!"

Namira akhirnya memamerkan giginya. "Hehe. Maap Bu Bos."

Jeje bersedekap dada. "Sopankah lo begitu?" Nada bicaranya sedikit songong. Tentu saja ini candaan keduanya.

***

"Ada yang bisa dibantu?" Kasir yang menyapa Namira dan Jeje memberikan senyuman terbaiknya.

Jeje melirik Namira, begitu juga sebaliknya. Jeje memberikan kode pada Namira untuk segera bicara pada kasir.

"Mbak, saya mau join Girlfriend Rent, kantornya di sini, kan?" tanya Namira.

Kasir dengan nametag Shilla itu mengangguk. "Iya, betul. Silakan bawa CV dan fotonya."

"Temen saya belum sempet bikin CV, Mbak," ucap Jeje polos.

Wajah kasir itu terkejut. "Wah, terus ke sini mau ngapain?"

Tak lama, seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan di dekat kasir itu berdiri. Wajahnya tampak kesal. Tentu saja ia mendengar percakapan antara Namira dengan pegawainya. Ia pun menghampiri Shilla dan menyuruhnya ke belakang. Kini, ia yang berhadapan dengan Namira dan Jeje.

"Siapa yang mau join kerjaan di sini?" tanyanya sambil menatap kedua gadis itu bergantian.

Jeje menunjuk Namira di sampingnya. "Ini, Bu. Namanya Namira."

Orang itu tertawa. "Jangan panggil Ibu, Kak Elsa aja."

Namira tersenyum mendengarnya. "Kak, saya yang mau ikut!"

Elsa mengamati wajah Namira beberapa detik. Perlahan sorot matanya turun ke kakinya dan kembali ke mukanya. Gadis itu sangat tegang ketika diperhatikan sebegitu detailnya oleh Elsa. "Kamu saya terima! Ayo kita ngobrol dulu."

Mommy Rent?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang