Pakai sapu gue nih

5 7 0
                                    

MOS Hari pertama. Kara datang ke sekolah dengan muka yang fresh dan ceria, bukan karena ia semangat untuk MOS hari ini tapi ia semangat karena akan bertemu Elzan. Ketika Kara menginjakkan kakinya dikelas, kelas masih sepi belum ada tanda-tanda Elzan datang hanya ada teman-teman yang kemarin baru ia kenal, Jharna dan Dita.

"Rajin lo ya, dateng pagi-pagi." Sapa Kara kepada teman-temannya.

"Disiplin, Kar. Dikit lagi mau bel tau." Sahut Jharna

"Kalau mau bel, kenapa masih sepi?" Tanya Kara

"Ya, mana kita tau, kan kita bukan orang tua mereka." Ujar Dita

"Iya juga, ya."

Dan mereka kembali berkutik dengan dunianya masing-masing. Dan Kara terus saja memantau pintu untuk mengetahui apakah Elzan sudah datang atau belum.

Kara capek jadi ia kembali fokus ke ponselnya sampai tiba-tiba terdengar seseorang mengucapkan salam dan Kara hafal betul suaranya walau terdengar kecil. "Assalamualaikum."

Iya, itu Elzan yang datang dengan memakai Hoodie berwarna putih. Kara lega, ia pikir Elzan tidak akan datang. Tapi tidak mungkin juga jika Elzan tidak datang.

"Hai, semuanya," Fani mentor kelompok 1. "Nanti bakal ada guru yang akan ngasih kalian materi, tapi sebelumnya aku absen dulu ya." Fani pun mengabsen nama-nama murid yang ada diruangan, dan semuanya lengkap tidak ada yang tertinggal. Dan guru pun datang untuk memberi materi kepada murid baru.

Jam istirahat tiba dan semua murid berhamburan pergi ke kantin. Kara tadinya enggan pergi ke kantin, tapi Dita memaksanya dan akhirnya mereka bertiga pun pergi ke kantin.

Ternyata Kara tidak begitu menyesal pergi ke kantin karena disana ada Elzan dan teman-temannya sedang asyik bercanda. Elzan yang sadar ada Kara pun memberikan senyuman tipisnya yang menurut Kara sangat manis untuk dilihat.

...

Hari ketiga MOS. Sebelum pulang, seluruh murid diberi waktu untuk membereskan ruang kelas dan juga lapangan. Sebab itu, seluruh murid baru disuruh membawa sapu.

Kelompok Kara membagi tugas, ada yang membersihkan area kelas dan area lapangan. Kara, Jharna, Dita, Elzan dan beberapa murid yang Kara tidak tahu namanya kebagian membersihkan area lapangan.

lumayan curi-curi pandang xixi

Kara pun sedikit lelah jadi ia minta izin untuk istirahat sebentar. Disisi lain, Elzan sibuk dengan sapunya yang patah. "Duh! kenapa harus patah sih." Elzan tetap memakai sapunya yang patah tapi ia jadi harus membungkuk dan membuat badannya pegal-pegal.

Kara yang menyaksikan itu pun berinisiatif meminjamkan sapunya lagipula ia masih istirahat kan. "Zan! nih pake sapu gue, kasian gue liat lo bungkuk gitu hahaha."

Kara menawarkan sapunya dan Elzan pun datang menemuinya. "Lah, terus nanti lo gimana?" Tanya Elzan, karena jika ia pakai sapu Kara lalu Kara bagaimana.

"Gampang lah, bisa pake sapu lo, atau nanti minjem, udah nih pake aja dulu, gue masih mau istirahat bentar."

Tanpa pikir panjang, Elzan pun mengambil sapu milik Kara. Kara senang karena Elzan mau memakai sapu Kara, tidak henti-hentinya Kara memperhatikan Elzan sampai seseorang memukul pelan kepala Kara.

"Senyum sendiri kaya orang gila, bukannya bantu. Lo kesambet ya, Kar?" Tanya Dita yang juga pelaku dalam aksi memukul kepala Kara.

"Apaan sih, lo. Yaudah sini pinjem sapu lo." Tanpa persetujuan Dita, Kara langsung mengambil sapu Dita yang ia genggam.

"Heh, kalau lo pake sapu gue, terus gue pake apa dong?"

"Pake tangan."

Tanpa sadar, ternyata Elzan memperhatikan Kara dengan senyuman yang tipis. "Lucu." Lirih Elzan.

Red Hoodie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang