40. Nakal

1.9K 187 15
                                    

Rio sedang menyantap orak-arik telur, bacon dan roti panggang masakan Jennie, sedangkan Sungjae sudah di parkiran memanaskan mobil nya.

"Aku siap-siap dulu" pamit Jennie sambil memegang gelas air putih nya, ia melewati Rio lalu mengecup kepala belakang kekasih nya itu, Rio akan mengadakan konser di sebuah universitas di Korea hari itu, dan ia datang pagi-pagi untuk chek sound.

"Rio, aku pulang ya, ibu ku sakit" pamit Sungjae.

"Sudah kamu bawa ke dokter hyung?" Tanya Rio perhatian.

"Rencana nya hari ini aku akan membawa nya ke rumah sakit Rio"

"Ya sudah, bawa saja mobil nya hyung"

"Nini" panggil Rio, mereka sedang diatas panggung karena Rio tengah melakukan chek sound.

"Ya Rio?" Pemuda itu lalu membisikan sesuatu pada Jennie, meminta agar ia memberi uang pada Sungjae untuk biaya ke rumah sakit ibu nya.

"Gumawo Rio-yaa" ucap Sungjae sebelum pergi, Rio mengacungkan ibu jari nya dan kembali bernyanyi.

Malam nya, Jisoo dan Sean menonton konser Rio, karena tahu Sungjae tak bersama nya, sedangkan Jihoon yang sudah berusia enam bulan ditinggal di rumah bersama grandpa dan grandma nya, Rio tersenyum menatap hyung dan noona nya menonton penampilan nya.

Malam nya, Jisoo dan Sean menonton konser Rio, karena tahu Sungjae tak bersama nya, sedangkan Jihoon yang sudah berusia enam bulan ditinggal di rumah bersama grandpa dan grandma nya, Rio tersenyum menatap hyung dan noona nya menonton penampilan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rio pulang dengan Jisoo dan Sean, ia duduk di depan bersama sang hyung.

"Sungjae kemana?" Tanya Sean.

"Ibu nya sedang sakit hyung, jadi dia ijin hari ini"

"Sesampai di rumah langsung istirahat saja, siapkan tenaga untuk besok" nasihat Sean.

"Ya hyung"

Mobil Sean lun tiba di apartemen Rio.

"Jenn, titip dongsaengku ne" pesan Jisoo pada Jennie.

"Tentu unnie, jangan khawatir" balas Jennie, mobil Sean langsung melaju pulang bersama sang istri, Rio dan Jennie pun menuju lift, yang akan membawa mereka ke lantai atas.

"Aku mengantuk" adu Rio sambil menyandarkan kepala nya di bahu Jennie yang lebih pendek dari nya itu.

"Sebentar lagi kita sampai, kamu bisa langsung tidur nanti" ujar Jennie, dan ia memapah Rio ke kamar nya, yang begitu terbaring langsung terlelap, Jennie membantu Rio membuka jaket nya, sepatu, celana jeans nya, gadis itu sudah biasa melihat Rio hanya mengenakan boxer saja, tanpa baju, setelah itu ia mengechek kamar Sungjae.

Tok. . . Tok. . .

"Oppa" panggil nya, tapi tak ada jawaban.

"Dia belum pulang" batin Jennie, ia lalu ke kamar nya, membersihkan diri lalu tidur.

Keesokan hari nya, Jennie terbangun lebih dahulu, dia menoleh ke meja di samping pintu masuk, tempat biasa Sungjae menaruh kunci, tapi tak ada, ia pun menghubungi nya.

"Hallo oppa, dimana?"

"H-hallo Jennie-ahh, maaf aku belum bisa bekerja hari ini, eomma harus dirawat di rumah sakit"

"Oh, maaf oppa, aku mengganggu, karena mencemaskan mu, semoga eomma cepat sembuh"

"Tidak masalah Jennue-ah, tolong sampaikan pada Rio, ne"

"Ne oppa"

Sambungan telpon terputus, Rio terbangun, ia lalu menghampiri Jennie dengan wajah bantal nya.

"Nini" rengek nya.

"Lapar hm?" Tanya Jennie menyambut kekasih manja nya itu, Rio mengangguk, gadis itu menahan senyum menatap selangkangan Rio yang menonjol.

"Sebentar aku buatkan dulu" pamit Jennie, Rio pun ke kamar mandi guna menidurkan si Jhony yang juga ikut bangun setiap pagi.

"Hyung belum pulang?" Tanya Rio sambil duduk di samping Jennie yang berdiri menghidangkan sarapan di meja makan.

"Belum, dia bilang ibu nya mendapatkan perawatan di rumah sakit, jadi dia cuti beberapa hari ini" jelas Jennie.

"Kirimkan lagi uang untuk nya, biaya rumah sakit tidak sedikit" titah Rio, ia menarik tangan Jennie agar duduk dipangkuan nya.

"Suapi" pinta nya manja, gadis itu gelisah, karena pantat nya menduduki sesuatu yang keras.

"Rio, milik mu. . ." Jennie sungkan untuk mengatakan nya.

"Iya, kamu milik ku, itulah kenapa aku ingin di suapi" balas Rio percaya diri.

"B-bukan, maksud ku di bawah sana" kata Jennie ragu, Rio mengerjap, mereka lalu sama-sama menunduk menatap ke bawah.

"Keras dan besar bukan?" Rio mulai nakal, ia sangat gemar menggoda Jennie.

"Aku tidak tahu" jawab Jennie dengan wajah memerah dan gugup

"Kamu tak ingin melihat nya?"

"Aku takut"

"Hanya ada kita berdua disini"

"Tapi. . ."

"Kamu tak penasaran?" Jennie mengangguk ragu, ia menggigit bibir bawah nya, Rio menatap nakal wajah sang kekasih yang duduk dipangkuan menghadap ke arah nya.

Tawa Rio pun pecah, Jennie menganga tak percaya, karena Rio berhasil menjahili nya lagi, ia pun marah.

"Aku benci kamu" seru Jennie kesal, ia hendak berdiri tapi Rio menahan nya, lalu dipeluklah gadis itu.

"Kamu menggemaskan, setiap kali marah atau salah tingkah" kekeh Rio dibalik punggung Jennie.

"Tapi kamu menyebalkan, kamu pasti akan berfikir bahwa aku adalah gadis mesum dan murahan karena mudah tergoda oleh mu" Jennie nyaris menangis.

"Tidak, siapa yang bilang begitu, aku tak pernah berpikir demikian, jika kamu mau, atau kita melakukan nya, itu karena kita saling mencintai, bukan karena yang lain" Rio berusaha meyakinkan Jennie.

"Bagiku kamu adalah gadis paling berharga di dunia, yang tidak bisa di nilai dengan angka" Rio menatap kedua mata Jennie dengan sorot yang meneduhkan dan penuh cinta, terharu dengan ucapan Rio, Jennie pun langsung menyambar bibir sexy kekasih nya itu.

Cup

Rio pun membalas nya, ia menahan tangan Jennie dibalik punghung gadis itu, lumatan kasar dan basah menciptkan suara decapan yang memenuhi ruang makan.

"Kamu membangunkan Jhony lagi" gumam Rio dalam ciuman nya.

"Aku tak peduli, itu hukuman untuk mu" balas Jennie, ia tak membiarkan ciuman nya berakhir, untuk membalas dendam pada Rio yang nakal.

#TBC

My Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang