Part 1.5

1.5K 168 0
                                    

Haiii~

Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!

._.

Ini sudah satu minggu. Sunoo sudah berhenti, ia tidak pernah membuatkan bekal makan siang untuk Sunghoon lagi. Sunoo sudah berusaha menjauh darinya, berusaha tidak memikirkannya lagi. Tapi semakin ia coba kenapa semakin sakit? Sunghoon sudah menjadi milik orang lain, sudah ada orang lain dihatinya. Lalu untuk apa ia mengharapkannya lagi?

Sunoo memainkan pulpennya dengan tatapan kosong, penjelasan dari guru Lee tak ia hiraukan sama sekali. Pikirannya benar-benar melayang, kenapa hanya Sunghoon yang selalu ia pikirkan akhir-akhir ini?

'Oh Tuhan, tolong aku'

"Kim Sunoo!"

Oh tidak!

"I-iya?"

Teriakan guru Lee membuat duduknya tegak.

'Matilah aku! Aku lupa jika guru yang satu ini terkenal dengan kegalakkannya'

"Berdiri!"

Sunoo melakukan perintahnya. Berdiri dengan tegap.

"Kerjakan soal-soal ini!" Ucapnya sambil menunjuk beberapa soal di papan tulis.

"A-anu Pak" Sunoo benar-benar gugup dan takut. Ia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sungguh ia tidak mengerti dengan semua soal itu.

"Keluar dari kelas saya Kim Sunoo!"

***Please, Look At Me***

Sunoo menepuk-nepuk kedua telinganya. Teriakan guru Lee sepertinya merusak indra pendengarannya. Sunoo hanya bisa mengumpatinya sekarang.

Tanpa sadar kedua kakinya melangkah menuju lapangan basket indoor sekolah. Tidak ada siapa-siapa disini, sepi dan sedikit gelap.

Sunoo melihat bola basket dibawah ring, sedikit tersenyum dan mulai mengambilnya. Melihat bola basket rasanya seperti ia melihat Sunghoon. Perlahan senyumnya memudar, mengapa ia memikirkannya lagi.

Sunoo seperti mendengar Langkah kaki yang mendekat, sepertinya ada yang datang. Segera ia bersembunyi dibalik tribun penonton sambil memeluk bola basket di tangannya.

Seorang perempuan, tidak, sepasang perempuan dan laki-laki. Tapi, tunggu, laki-laki itu.... Park Sunghoon?

'Apa yang mereka lakukan?'

"Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu" Perempuan itu memulai pembicaraan.

"Apa sangat penting sampai harus berdua saja?"

Sunoo lihat Perempuan itu mengangguk malu. Ia tidak tahu namanya, tapi sepertinya dia akan....

"Aku.... Aku menyukaimu Park Sunghoon"

Lagi, nafas Sunoo kembali tercekat.

'Oh Tuhan. Hatiku kembali sakit'

Lama mereka terdiam, hening. Sepertinya Sunghoon sedang mencari jawaban yang tepat untuk pernyatan perempuan itu.

"Maafkan aku" Ucap Sunghoon pelan.

"Aku tidak bisa. Aku sudah memiliki kekasih" Lanjutnya.

"Tapi aku sudah menyukaimu sejak lama Sunghoon, lebih dulu dari kekasihmu itu. Rasa cintaku bahkan lebih besar dibanding dia" Perempuan itu berkata sambil menangis.

"Sekali lagi maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa. Aku sangat mencintai kekasihku, dan tidak mungkin mengkhianatinya"

Perkataan Sunghoon sukses membuat hati Sunoo semakin sakit. Sunoo sudah tidak sanggup menahan air matanya lagi, Sunoo metutup mulutnya dengan telapak tangan agar isakan tidak lolos begitu saja.

"Aku menghargai perasaanmu padaku, namun maaf. Aku tak dapat membalasnya. Aku mohon padamu, lupakan aku. Dan carilah orang lain yang lebih berhak mendapatkan cintamu"

Salah satu ketakutannya, Sunoo takut kata-kata itu keluar dari bibir Sunghoon dan ditunjukkan kepadanya. Sungguh Sunoo sudah tidak bisa menerimanya, ia belum siap.

Dilihatnya perempuan itu berlari keluar dengan derai air matanya, dan Sunghoon tak berniat sedikitpun untuk mengejarnya. Ia hanya diam sambil mengusap wajahnya kasar.

Bagaimana jika Sunoo juga menyatakan perasaan padanya? Sunoo yakin hatinya akan lebih hancur dari ini, sama seperti perempuan itu. Jujur Sunoo sangat iri padanya. Dia mempunyai keberanian mengungkapkan perasaannya pada orang yang dicintainya, bahkan ia tahu jika Sunghoon sudah mempunyai kekasih.

Dan Sunoo terlalu pengecut untuk melakukan hal yang sama. Ia akui tidak enak rasanya memendam perasaan begitu lama. Itu sama saja menyiksa diri secara perlahan.

Tapi rasa takut selalu mengalahkan segalanya. Sunoo hanya bisa menunggu sampai Sunghoon bisa melihatnya, bisa merasakan keberadaannya didekatnya. Entah sampai kapan ia akan menyadari hal itu.

"Hiks"

Oh tidak, salah satu isakan Sunoo lolos. Ruangan ini sepi, Sunghoon pasti mendengarnya. Dan benar, Sunghoon berjalan menuju ke arahnya. Ia gigit bibir bawah untuk menahan rasa gugup dan takut. Kakinya melangkah mundur, semakin ia peluk erat bola basket dalam rengkuhannya. Sunghoon tak boleh melihat ia menangis seperti ini.

"Siapa itu?"

Tepat saat Sunghoon menemukan Sunoo, ia menunduk dan menyerahkan bola basket di pelukannya pada Sunghoon.

"Hei. Kau-"

Detik selanjutnya Sunoo langsung berlari tanpa memperdulikan Sunghoon dan teriakkannya yang memanggil Sunoo. Untuk saat ini Sunoo juga tidak ingin melihat wajah Sunghoon, terlalu menyakitkan.

._.

kkeut!

Semoga suka yeoreobun♡

Please, Look At Me | SunsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang