1

685 32 2
                                    

"Perusahaan yang di teliti harus bergerak di bida...."

Ceklek....

Suara pintu membuat Raka yang menjelaskan materi kuliah untuk mahasiswanya pun berhenti. Lelaki itu melihat ke arah pintu yang menampilkan gadis cantik dengan senyum manis.

"Kenapa terlambat Aruna?" Tanya Raka membuat gadis yang dipanggil Aruna itu menunduk merasa bersalah.

"Maaf pak tadi angkotnya mogok jadi saya harus jalan jauh" ucapnya sambil terus menggigit bibir bawahnya berharap dosennya ini mau memberinya kesempatan. Sementara Raka berdeham lalu memberi kode agar Aruna duduk lalu dia kembali melanjukan kegiatannya.

"Tumben gak bareng doi Run?" Tanya lala teman sebangkunya sambil menatap dosennya.
"Ck gue udah putus" ucapnya membuat lala kaget "kok bisa?" Tanya lala

"Roni selingkuh, sialan banget udah gak ganteng gaada duit selingkuh pula" jawab Aruna kesal
"Poor you hahaha" ucap Lala membuat Aruna mencebik sebal.

Plak

Lemparan spidol memdarat mulus di meja Runa dan Lala membuat keduanya kaget dan langsung menatap kedepan.

"Kamu sudah telat sekarang bikin keributan di kelas saya" ucap Raka "Maaf pak" ucapnya lalu menunduk sambil terus bersumpah serapah karena hari ini bukanlah hari keberuntungannya.

"Ikut ke ruangan saya!" Ucap Raka lalu keluar dari kelas membuat Runa menghembuskan napas lelah.

"Semangat Run" ucap teman-temannya sebelum Aruna keluar mengikuti Raka. Setelah sampai di ruangan Raka duduk di meja nya sementara Aruna berdiri di depannya.

"Gimana penawaran saya Aruna? Apa sudah kamu pikirkan?" Tanya Raka "Pak saya kan sudah bilang kalo saya ini udah punya pacar, saya gak bisa terima lamaran bapak" jawab Runa membuat Raka tersenyum tipis.

"Roni Nagara, nama mantan pacar kamu yang kemarin ketahuan check in sama salah satu senior di kampus ini" ucap Raka membuat Runa menatap tak percaya.

"Bapak nguntit saya?" Tanya Runa membuat Raka tertawa melihatnya "Gak ada lagi alasan buat kamu nolak saya Aruna" ucap Raka lalu berdiri dari tempatnya dan mendekati Aruna yang berdiri di depan mejanya.

"Lagi pula saya pikir saya sudah masuk kriteria calon pendamping kamu bukan?" Tanya Raka "Maksud bapak?" Bukannya menjawab Runa malah kembali bertanya.

"Tampan dan Kaya Raya, menikah dengan saya dan kamu gak perlu kerja di cafe lagi" ucap Raka

"Bapak emang kaya dan tampan tapi ya tuhan umur kita jauh pak, bapak bahkan lebih tua dari kakak saya" ucapnya membuat Raka kembali tersenyum dan semakin mendekat ke arah Aruna.

"Memang apa masalahnya dengan umur saya?" Tanya Raka "Jarak umur kita hanya terpaut 9 Tahun" ucap Raka membuat Aruna menghembuskan napas lelah karena sejak pertama kali Raka mengajar di kelasnya lelaki ini terus mengajaknya menikah. Aruna sampai tak tau lagi bagaimana cara menolaknya.

"Iyaa pak tapi saya kalo sama bapak itu rasanya kayak lagi sama ayah saya tau gak" ucapnya sedikit sebal membuat Raka kembali tersenyum dan mendekati Aruna sehingga jarak mereka semakin terkikis dan tanpa di sangka Raka mencuri satu ciuman di bibir Aruna yang membuat gadis itu melotot kaget.

"Bapak apaan sih!" Sergah Aruna sambil memegang bibirnya yang baru saja di kecup Raka tanpa permisi. Namun tanpa menjawab Raka kembali menempelkan bibirnya pada Aruna bahkan lelaki itu melumat lembut bibir Aruna dengan mata tertutup. Gadis itu yang terkejut pun berusaha melepaskan diri namun kekuatan Raka tak sebanding dengannya.

Raka menahan tengkuk Runa dan menarik pinggang gadis itu mendekat. Entah karena terbawa suasana akhirnya Aruna ikut menutup mata dan menikmati kecupan yang di berikan Raka. Lelaki itu tersenyum dalam ciumannya ketika merasakan gadisnya membalas perlakuaanya.

119 (7 Dreams)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang