5

322 20 3
                                    

Setelah kejadian bundanya yang tuba-tiba datang Raka memutuskan mengantarkan Aruna kembali ke rumahnya karena sepupunya akan menginap di tempatnya. Setelah mengantarkan Aruna Raka kembali ke apartement nya dan mendapti semua orang sudah tiba dan duduk santai di ruang tengah apartement nya.

"Jadi lo beneran mau nikahin Runa?" Tanya Barra
"Gue sih mau-mau aja, bahkan sejak awal gue emang ajak dia nikah" jawab Raka "tapi dia ngerasa belum siap, di tambah lagi kakaknya kan belum nikah" sambungnya.

"Kalian bisa nikah kok, lagian sebentar lagi Kikan bakal nikah" ucap Jero membuat Raka mengerutkan keningnya bingung.

"Sama siapa? Aruna bilang kikan baru aja putus dari pacarnya" Jero tersenyum lalu menaruh tiket 14tiket pesawat di atas meja membuat semuanya bingung.

"Tujuan gue kumpulin kalian disini" katanya "dua minggu lagi di bali, gue bakal nikahin Kikan"sambungnya membuat semuanya terkejut.

"Kok bisa?" Tanya Alvaro karena setahunya Kikan tidak pernah menerima cinta Jero.

"Kikan hamil" bukan Jero yang menjawab namun Malik yang memeng bekerja di rumah sakit dan sempat bertemu dengan sepupu juga sekretaris nya untuk memeriksakan kandungan.

"Tumben lo mainnya gak aman?" Tanya Damar membuat Jero tertawa "gue sengaja" jawabnya santai membuat yang lain menggeleng tak percaya. Tapi bagaimanpun memang diantara mereka Jero lah yang paling gila dan memiliki ambisi yang besar jadiharusnya mereka tidak heran dengan kelakuan saudaranya yang satu ini.

"Ini juga kenapa tiketnya banyak begini?" Tanya Barra "itu buat kalian dan pasangan masing-masing, di situ udah sedia kamar hotelnya juga jadi kalian tinggal bawa diri aja" jawab Jero

"Ini tiketnya lebih satu woi" ucap Damar setelah membagikan tiket tersebut pada yang lainnya. Jero langsung mengambilnya dan memberikannya pada malik.

"Lo kan punya dua cewe. Bawa aja dua-duanya" ucap Jero membuat Damar membanting bantal sofa.

"Lo masih hubungan sama Arini?" Mendengar pertanyaan itu Malik hanya diam "gila lo ya? ocha gimana?" Tanya Damar

"Dia gatau, gue sama Arini juga ketemu kalo emang Ocha lagi hectic" jawab Malik santai
"Gue baru tau kalo Arini cewe begitu" ucap Ryan "maksud lo apa?" Tanya Malik sedikit emosi "ya kalo dia cewe baik gamungkin mau jadi simpenan ya gak sih?" Ucapan Ryan membuat Malik menatapnya sinis.

"Dia gak salah, gue yang maksa" ucap Malik membuat Ryan berdecak "kalo dasarnya bego ya bakalan tetep bego" balas Ryan lalu keluar balkon sambil membawa rokok di tangannya.

Di antara mereka memang Ryan lah yang terlihat paling lurus dan tidak neko-neko. Dia sangat menyayangi istrinya dan tidak pernah terlihat melirik gadis lain. Rumah tangganya juga tak pernah terkena masalah serius jadi tidak heran respon Ryan sinis pada Malik yang dengan terang-terangan berselingkuh.

"Saran gue ati-ati aja sih bang, takutnya Kak Arini hamil juga kayak Kikan. Ribet nanti" ucap Barra

"Lagian lo kenapa gak batalin aja pernikahan sama Ocha?" Tanya Damar "Orang tua kita gak setuju" jawab Malik dan yang lain mengerti memang keluarga Malik dan Ocha sangat berambisi melahirkan penerus dinasti dokter di keluarga mereka. Itulah kenapa mereka menjodohkan Malik dan Ocha. Awalnya keduanya memang tak ada perasaan dan bahkan Ocha sudah memiliki tambatan hati tapi Ocha adalah pribadi yang tidak bisa membantah jadi dia memutuskan hubungannya dengan kekasihnya dan menerima perjodohannya dengan Malik.

"Kasian banget sih kak Ocha udah putusin pacarnya demi perjodohan kalian ehh lo malah asik-asik selingkuh sama Kak Arini" ucap Barra

"Udahlah itu biar jadi urusan gue" ucap Malik "dan tiketnya bakal gue kasih ke Arini besok" sambungnya

"Lo beneran mau ajak Arini ke Bali?" Tanya Damar "Iya mau nggak mau sih soalnya yang urus gaun nya Kikan kan dia" jawabnya membuat yang lain menatap Jero.

"Dia yang minta, gue udah bilang untuk pake butik di bali aja tapi abang lo ini ngeyel ya udah" ucapan Jero membuat Alvaro dan Damar benar-benar tak habis fikir dengan jalan pikiran Malik.

"Semoga aja kak Ocha gak mergokin kalian" ucap Raka "gak mungkin, mereka beda hotel" ucapan Malik kembali membuat saudaranya speechless.

"Terserah lo deh. Capek gue mikirin kelakuan lo" ucap damar dan Malik hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Ehh bang lo bakal bawa siapa nanti?" Tanya Raka pada Damar yang memang setaunya sedang tidak menjalin hubungan.

"Asisten gue lah, siapa lagi?"

"Kenapa bukan Yola?" Tanya Alvaro "Gak! Ngapain gue ajak dia?" Tanya Damar "Lah trus ngapain juga ajak Raya? Kasihlah dia istirahat jangan di suruh ngurusin lo terus"

"Al gue udah sabar ya lo pake gue buat naikin tu bocah, lo bilang cuma sebentar tapi ini udah hampir dua bulan dan beritanya makin jadi aja" ucap Damar membuat Alvaro menghela napas "Fans dia dan fans lo seneng kok sama beritanya" ucap Alvaro "tapi gue engga!" Balasnya

"Lo ada cewe kan?" Pertanyaan Alvaro membuatnya berdecak "Gaklah apasih" jawabnya "kalo gitu bawa Yola dan biarin Raya istirahat" ucap Alvarao membuat Damar menatapnya marah yang lain hanya diam melihat karna hal ini sudah biasa terjadi.

"Sekali gak tetep gak! Kalo lo masih maksa gue, gue bakal berhenti dari AV Ent!" Ancaman itu membuat Alvaro berdecak "terserah lo deh!" Katanya lalu keluar menyusul Ryan.

"Dam, gimanapun nanti disana lo ati-ati ya" ucap Jero membuat alis damar berkerut bingung "maksud lo?" Tanya Damar

"Kalo lo ketahuan, yang bakal rugi tuh cewe lo jadi ati-ati" katanya lalu berdiri dan menepuk pundak saudaranya dan ikut keluar ke balkon karna mulutnya sudah terasa pahit.

"Apaan sih, udah dibilang gue gapunya cewe!" Ucap Damar sebal lalu mengambil ponselnya tanpa mau berbicara dengan saudaranya lagi. Sementara malik Barra dan Raka pun mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing.

•••••—————
Setelah satu malam dihabiskan dengan para saudaranya Ryan memutuskan tidak keluar rumah dan memilih menghabiskan waktu dengan istrinya. Hal itu karena malam ini dia sudah harus kembali terbang untuk waktu yang cukup lama. Dua hari belakangan dia hanya bermanja pada istrinya bahkan ajakan teman-teman semasa SMA nya pun di tolak.

"Jangan lupa minum vitaminnya yaa" ucap Lia istrinya setelah selesai membereskn barang yang akn dibawa Ryan bekerja.

"Nanti kamu gapapa kan ke Bali sendiri?" Tanya Ryan "Iya gapapa nanti berangktnya bareng Mala" katanya namun Ryan tidak yakin "aku balik sini aj ya trus kita ke Balinya bareng" Lia menggeleng "gak papa sayang, kamu kalo mau kesini dulu nanti capek" ucapnya lalu mengecup lembut rahang suaminya.

"Udah, kamu khawatirnya jangan berlebihan aku aman kok tenang aja" ucapnya membuat Ryan tersenyum dan menarik tengkuk istrinya untuk kembali di kecup bibirnya.

Saat kecupan itu makin dalam Lia berusaha melepaskan diri karena dia tidak mau suaminya terlambat ke bandara.

"Udah sayang nanti kamu telat" katanya setelah berhasil melepaskan diri namun Ryan kembali meraih istrinya.

"Kita Quicky aja ya, please" pintanya sambil mengelus-elus pinggang dan punggung istrinya dan Lia hanya menghela napas pasrah lalu mengangguk setuju. Bagaimana pun mereka akan berpisah kurang lebih dua minggu jadi menurutnya tidak ada masalah dengan permintaan sang suami.

•••••—————
Adegan selanjutnya bisa di baca di karyakarsa. Mulai sekarang yg tersedia di wattpad hanya adegan 18+ untuk adegan 21+ hanya tersedia di karyakarsa untuk yg mau akses bisa langsung klik link di bio.

•••••—————
Arunaish

119 (7 Dreams)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang