3

327 18 0
                                    

Seorang gadis saat ini sedang berdiri di depan lift dengan membawa beberapa bungkus makanan yang di pesannya melalui ojek online. Setelah diskusi panjang dengan teman-temannya mengenai makan siang akhirnya divisinya memilih untuk memesan makanan cepat saji secara online. Bunyi dentingan lift terdengar dan tak lama pintunya terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang sejak beberapa hari di hindarinya.

Gadis itu hanya diam karena tak ingin berada satu lift dengan Barra, namun saat pintu hampir tertutup lelki itu menahan dan menatap Cinta dengan satu alis yang terangkat.

"Kenapa diem? Gak mau naik?" Tanyanya membuat Cinta menghela napas lalu dengan berat hati masuk ke dalam lift.

"Setelah makan siang kamu keruangan saya" ucap Barra saat Cinta sudah mau keluar karena dia sudah tiba di lantai divisinya. Gadis itu pun mengangguk sopan lalu berlalu meninggalkan Barra disana.

Dengan wajah di tekuk Cinta masuk ke ruangan membuat teman-temannya heran.

"Lo kenapa?" Tanya Bila sambil mengambil beberapa bungkusan lalu di bagikan pada teman-gemannya yang lain.

"Gak papa, yok makan" katanya lalu membuka makanannya diikuti teman-temannya. Semuanya pun sibuk dengan menu masing-masing dan sesekali bergosip ria.

"Eh iya Ta, kemarin waktu kita di BigFly kok lo tiba-tiba ngilang?" Tanya Anya membuat Cinta tersedak "uhuk uhuk uhuk" Bila yang duduk di dekat Cinta pun langsung memberikannya minum.

"Pelan-pelan kali Ta" ucap Anya
"Ehh tapi lo gak di bungkus sama om om kan ta?" Tanya Anya memastikan namun Cinta kembali tersedak hingga wajahnya memerah.

"Astaga Ta, lo kenapa sih?" Tanya Anya bingung namun Bila hanya bisa menggeleng melihat tingkah lemot Anya.

"Yang bungkus si Cinta mah bukan om om nya" ucap Sita yang baru saja masuk dan lansgung duduk dan membuka kotak bekalnya.

"Trus siapa?" Tanya Anya
"Tuan Barra Fahreza" ucapan Sita membuat Bila dan Anya menyemburkan minumnya hingga membuat Cinta yang ada di dekat mereka pun terkena cipratan.

"Ewhhh gila ya lo pada?" Omel Cinta
"Anjir Ta lo tidur sama si boss?" Tanya Anya namun Cinta hanya menghela napasnya lelah.

"Rasanya gimana Ta?" Tanya Anya penasaran
"Kok bisa sih si boss ajakin lo main?" Tanya Bila "lo juga Sit kok bisa tau Cinta sama Boss?" Tanya Bila penasaran.

"Gue liat mereka masuk kamar waktu gue balik dari toilet"jawab Sita dan membuat Cinta memasang wajah memelasnya agar teman-temannya berhenti membahasnya.

"Ehh lo belum jawab pertanyaan gue"ucap Anya membuat temannya yang lain ikut melihat kearahnya.

"Ini semua karena ToD sialan yang buat gue minum melewati batas toleransi" ucap Cinta "Lo mabok?" Tanya Anya dan Cinta mengangguk.

"Tapi waktu itu Boss masih sadar deh" ucap Sita "Dia sadar?" Tanya Cinta dan sita mengangguk "Kayaknya gue resign aja deh ya, sumpah gatau lagi muka gue modelnya gimana depan boss" ucap Cinta meratapi nasib nya membuat teman-temannya hanya menatap prihatin.

•••••—————
"Ehh Cinta, langsung masuk aja Pak Barra udah nunggu di dalem" ucap sekretaris Barra yang duduk manis di mejanya. Cinta yang sudah mendapatkan izin pun langsung mengetuk dan membuaka ruangan bossnya dengan setengah hati.

Saat masuk Cinta melihat Barra yang fokus dengan berkas-berkas di atas mejanya. Lelaki itu hanya melirik Cinta sekilas dan kembali menunduk membuat gadis itu bingung dan hanya berdiri diam di dekat pintu dan membuat Barra kembali mendongak menatap Cinta.

"Ngapain berdiri di situ?" Tanya Barra membuat Cinta tersentak dan tidak tahu harus menjawab apa dan membuat Barra berdecak.

"Ck kamu tunggu dulu di situ" ucapnya sambil menunjuk sofa di ruangannya dan Cinta berjalan ragu untuk duduk. Sekitar sepuluh menit Cinta menunggu akhirnya Barra berdiri dari kursinya dan berjaln mendekat ke arah Cinta dan membuatnya berdiri sopan.

119 (7 Dreams)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang