1. Torture

2.6K 185 30
                                    

Bangkok, 05 Januari 2008

Seorang pria berperawakan kurus dengan kacamata minus itu terlihat meringkuk ketakutan. Seluruh tubuh nya bergetar tak karuan saat beberapa siswa menatap rendah disertai ejekan yang tiada habisnya, berbagai makian pun tak ayal membuat pria menyedihkan itu menciut. Kedua tangan kurus itu pun terangkat menutup kedua telinga saat ledakan tawa terdengar memekakkan, baginya tawa itu adalah tawa paling menyeramkan yang pernah ia dengar selama hidupnya.

"Wah lihat anak kucing ini. Tubuhnya bergetar, apa kau kelaparan hum? Mau kuberikan daging busuk? "

"Sialan, wajah nya manis tapi sangat memuakkan," Sahut yang lainnya.

Seorang siswi cantik melangkah menghampiri Apo yang kini terduduk lemas setelah diberi beberapa pukulan keras oleh seorang siswa laki-laki. Dengan gerakan anggun, gadis tersebut berjongkok memperlihatkan seringai pongah nya sebelum menjambak rambut tebal Apo dengan ganas.

"Siapa yang menyuruhmu melapor pada pihak kepolisian, hm? Sekarang kau lihat kan? Tindakan mu tidak akan membuahkan hasil apapun," Desis gadis cantik itu.

Bugh!!

Kepala Apo terbentur lantai marmer aula yang begitu keras. Kepalanya seketika berdenyut, pandangan pun mulai berkunang-kunang, namun tak ada satu pun manusia yang memperdulikan dirinya.

"Dasar anak haram. Terlalu banyak tingkah dan mengganggu kencan manisku," Ujar salah satu siswi lainnya.

"Ohoo kencan? Pria tua mana lagi yang menjejalkan kejantanannya pada lubang longgarmu, Shena?" Sahut salah satu temannya membuat siswi bernama Shena itu mendengus malas.

"Bukan urusanmu!!" Jawab Shena dengan acungan jari tengah tepat di depan wajah temannya itu.

Siswa bertubuh bongsor pun menghampiri Apo yang masih meringkuk di atas lantai, sebelah kakinya menendang kecil tubuh ringkih Apo seraya berujar, "Jangan coba-coba untuk mencari masalah. Bahkan kami bisa mencingcang tubuh jelekmu tanpa jejak."

Apo hanya terdiam, tanpa menjawab iya atau tidak. Karena Apo tahu apapun yang menjadi jawabannya akan terdengar salah di telinga mereka, dan Apo rasanya sudah lelah menghadapi situasi mengerikan seperti ini.

Kemudian kedua mata Apo melotot panik saat Shena menghampiri dengan alat setrum di tangannya, dan tubuh Apo seketika mengejang dengan auman kesakitannya.

"ARRGHHHH!!!"

***

Seorang pria terbangun dengan nafas tersengal dan kedua mata yang melotot kejut. Tubuhnya kini dipenuhi dengan tetesan keringat dingin yang tidak terhalau walau AC diruangan itu menyala, dengan sedikit gemetar pria itu mengambil segelas air putih disamping ranjangnya lalu meminumnya dengan rakus.

"Sial!!" Umpatnya setelah kembali merebahkan diri diatas ranjang yang tidak terlalu empuk itu.

Pandangannya beralih pada seonggok cermin disudut kamar, ia memperhatikan pantulan dirinya sendiri yang terlihat sedikit berantakan. Benar-benar terlihat sangat menjijikan.

Helaan nafas kasar terhembus saat pria itu membawa tubuhnya bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Namanya Apo Nattawin, seorang pria berusia 30 tahun yang tinggal sebatang kara. Ibunya telah meninggal belasan tahun lalu dan Ayahnya entah masih hidup atau tidak, sungguh Apo tidak ingin tahu menahu mengenai ayahnya tersebut.

VENDETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang